Kolaborasi Arlo Parks dan Phoebe Bridgers di Single Pegasus

Arlo Parks menggandeng Phoebe Bridgers untuk single terbarunya, Pegasus. Single ini diambil dari album kedua Arlo Parks yang baru saja rilis, My Soft Machine.

Pegasus diproduksi oleh Paul Epworth (Adele, Florence and the Machine), Romil Hemnani dari Brockhampton, dan Baird. Lagunya menampilkan Bridgers yang bernyanyi dengan lembut di bagian refrein dan bait keempat.

"Pegasus adalah tentang merasakan kehangatan dan ringannya cinta yang baik untuk pertama kalinya. Ini juga mengeksplorasi bagaimana tidak adanya kekacauan dan adanya koneksi nyata bisa sedikit menakutkan setelah lama tidak memilikinya," kata Parks.

Arlo Parks juga merilis video musik pengiringnya yang disutradarai oleh Bedroom at Compulsory Film. Video musik untuk lagu Pegasus diambil di daerah gurun pasir yang terinspirasi dari adegan film.

“Pemandangan gurun selalu memiliki tempat khusus di hati saya, tanah yang hangus, debu, rasa ketiadaan,” penyanyi itu menjelaskan tentang video yang menyertainya. 

“Film seperti Gerry, My Own Private Idaho dan Paris, Texas semuanya menggunakan gurun pasir sebagai karakternya sendiri yang merepresentasikan isolasi, nostalgia, dan perjalanan ke tempat di luar diri. Bedroom at Compulsory Film melakukan pekerjaan luar biasa dalam menyatukan pemandangan mimpi surealis dengan keintiman nyata untuk membuat salah satu video musik favorit yang pernah saya buat,” tutup Parks.

Ini bukan pertama kalinya Parks dan Bridgers bekerja sama dalam sebuah lagu. Tahun lalu, Bridgers mengajak Parks selama penampilan dalam festival musik Glastonbury dan Coachella untuk menyanyikan Graceland Too dan I Know The End. 

Mereka sebelumnya juga telah membuat cover untuk single Fake Plastic Trees milik Radiohead bersama dengan single milik Bridgers yang berjudul Kyoto untuk BBC Radio 1’s Chillest Show. 

Superfriends, lo bisa simak video musik resmi single Pegasus hasil kolaborasi Arlo Parks dan Phoebe Bridgers yang telah ditonton lebih dari 200 ribu kali berikut ini:

Pegasus menjadi single keempat dalam album My Soft Machine yang dirilis oleh Arlo Parks terlebih dahulu. Sebelumnya, Parks telah merilis single Weightless, Impurities, dan Blades. 

Penyanyi sekaligus penulis lagu ini meluncurkan single pertama dalam album My Soft Machine yang berjudul Weightless pada Januari 2023 lalu.

“Weightless mengelilingi pengalaman menyakitkan karena sangat memperdulikan seseorang yang hanya memberikan sedikit kasih sayang. Lagu ini bercerita tentang Anda yang tiba-tiba menyadari bahwa seseorang telah menumpulkan sisi dan memulai perjalanan lambat untuk kembali menjadi versi diri Anda yang lebih cerah.”

Dua bulan berselang atau tepatnya pada Maret 2023, Parks kembali meluncurkan single yang terdapat dalam album keduanya tersebut. Single kedua tersebut berjudul Impurities yang memiliki iringan lembut dan menenangkan bagi komunitas.

“Single Impurities tentang berada di sekitar orang-orang yang bisa membuat Anda merasa buruk dan gagal. Kesalahan batin Anda bukanlah hal penting yang membuat Anda tertawa dan merasa baik dan bersih,” kata Parks dalam sebuah pernyataan.

Dalam single ini, Parks berkolaborasi dalam hal produksi bersama Romil Hemnani dari Brockhampton dan Carter Lang. Parks terinspirasi setelah mendengarkan The Beatles dan SZA di malam hari, bersama dengan kecintaannya pada musik atmosfer.

Impurities hadir dengan video yang disutradarai oleh Jak Payne, yang diinginkan Parks untuk menyampaikan osilasi atmosfer antara kesendirian dan persahabatan.

“Saya ingin menunjukkan bagaimana rasanya berada di sekitar orang-orang Anda seperti pulang ke rumah. Ketika saya menulis lagu ini, saya banyak memikirkan tentang Gus Van Sant dan bagaimana dia menangkap orang-orang dengan segala kerapuhan, keindahan, dan keburukannya. Jak berperan penting dalam menciptakan atau melindungi rasa kelembutan itu,” lanjut Parks.

Pada April 2023 atau satu bulan sebelum Parks merilis Pegasus, penyanyi muda ini meluncurkan single berjudul Blades yang diproduksi oleh Paul Epworth. 

“Paul seperti seorang penyihir, dia memiliki semangat kekanak-kanakan yang selalu saya cintai dan dia membawanya ke dalam single Blades, ”katanya. 

“Saya ingin membuat sesuatu yang membuat saya bisa menari, karena saya merasa lagu-lagu saya tidak memiliki kualitas seperti itu secara umum. Jadi, saya mengambil inspirasi dari band-band seperti ESG, artis seperti Kaytranada, dan banyak jenis psychedelic rock Zambia tahun 70-an yang saya suka.”

Blades adalah tentang mengatasi runtuhnya persahabatan dan mencoba menemukan keberanian untuk membangunnya kembali. 

“Saya membayangkan momen ini di sebuah pesta di mana Anda melihat seseorang di seberang ruangan yang sudah lama tidak Anda lihat. Pastinya Anda akan merasa semakin terpisah. Kemudian Anda menemukan keberanian untuk mendekati mereka. Itulah kisah dalam single Blades itu, ”jelas Parks.

Arlo Parks mungkin adalah suara Gen Z, tetapi tidak diragukan lagi bahwa ini adalah kumpulan cerita universal yang akan memberikan penghiburan bagi pendengar dari segala usia dan latar belakang selama beberapa dekade mendatang.

Image source: https://www.instagram.com/arlo.parks/