Hammock menjadi benda yang sering dibawa para petualang saat mendaki gunung, baik bersama teman-teman maupun solo hiking. Nah, hammocking sendiri bisa menjadi alternatif buat yang nggak mau repot membawa tenda konvensional. Simak alasan mengapa lo harus cobain hammocking, berikut ini!
Hammock merupakan shelter serbaguna yang berbentuk menyerupai ayunan dan biasa digunakan untuk beristirahat santai hingga bermalam. Saat ini, menjelajah alam menggunakan hammock sebagai tempat peristirahatan menggantikan tenda konvensional sudah semakin banyak diminati para pegiat alam di Indonesia, terutama bagi yang menganut ultralight hiking.
Hal ini bisa dilihat dari mulai banyaknya produsen lokal yang memproduksi hammock berkualitas dengan harga yang terjangkau. Lalu, apa aja sebenarnya kelebihan dari hammock yang bisa jadi alternatif tenda saat solo hiking? Berikut ini penjelasan selengkapnya.
Ringan
Image source: unsplash.com/@nakie
Hal utama yang menjadi pertimbangan menggunakan hammock saat solo hiking adalah karena hammock memiliki massa yang jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan tenda.
Berat satu set hammock standar lengkap beserta tali webbing dan carabiner pengikatnya hanya berkisar antara 500 hingga 700 gram aja, bandingkan dengan tenda ultralight ukuran satu orang lengkap dengan flysheet dan frame aluminium yang rata-rata mencapai berat antara satu hingga dua kilogram.
Lebih ramah lingkungan
Image source: pexels.com/@dziana-hasanbekava
Slogan “Leave No Trace” menjadi salah satu alasan mengapa hammocking bisa lebih ramah lingkungan dibandingkan tenda. Ini karena dalam penggunaannya hammock hampir nggak meninggalkan bekas pada alam sama sekali.
Menggunakan hammock tentu nggak perlu menebas ilalang atau menyingkirkan batu karang untuk mendirikan tempat beristirahat, cukup kaitkan hammock di antara dahan pohon kemudian ikat.
Bisa di mana aja
Image source: unsplash.com/@ingle_jake
Menggunakan hammock ternyata nggak hanya bisa didirikan pada daerah yang memiliki dua pohon besar yang berdekatan aja. Hammock juga bisa digantung di antara tebing untuk bersantai atau bahkan bermalam.
Terlihat begitu ekstrem memang, namun juga sangat keren pastinya. Terbukti bahwa hammock bisa digunakan hampir di segala medan.
Simple
Image source: unsplash.com/@nakie
Simple adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan karakter hammock masa kini. Mendirikan hammock hanya perlu mengaitkan tali webbing yang terdapat pada kedua ujung hammock pada benda apapun yang kokoh, seperti pohon, tiang pancang, hingga tebing curam.
Dengan begitu sudah bisa mendapatkan tempat beristirahat yang nyaman untuk bermalam seharian. Nggak ada lagi kisah budget tambahan untuk mengganti frame yang patah saat salah posisi mendirikan tenda seorang diri.
Banyak varian
Seiring dengan banyaknya pengguna hammock di Indonesia, para produsen hammock lokal pun mulai menambahkan aksesori penunjang yang memberi kenyamanan lebih untuk para pelanggannya.
Mulai dari improvisasi bahan dari jaring menjadi bahan nylon yang lebih kuat dan hangat, menambah jaring kelambu untuk menghindari dari serangan serangga, hingga memberikan flysheet dan frame tambahan agar hammockers terhindar dari basah akibat hujan juga embun.
Cocok untuk solo traveler
Penggunaan hammock juga cocok jika digunakan untuk para solo traveler. Hammock bisa dikombinasikan dengan flysheet ukuran 3x3 meter sebagai pelindung atas dari terpaan hujan, maka hammock ini sudah lebih dari cukup sebagai shelter yang mumpuni di segala medan meski dengan cuaca hujan.
Ditambah dengan packing dan berat yang nggak lebih besar dari ukuran sleeping bag, jadi bisa menghemat banyak tempat di dalam tas daypack ketika sedang solo hiking ke manapun perginya.
Itulah beberapa alasan mengapa hammocking bisa menjadi alternatif yang tepat untuk menggantikan tenda konvensional saat solo hiking. Tertarik untuk mencobanya, Superfriends?
PERSONAL ARTICLE
ARTICLE TERKINI
Source:https://phinemo.com/6-alasan-harus-mencoba-hammocking-saat-solo-hiking/
Please choose one of our links :