Suku ini sejatinya terbagi atas dua perkampungan besar, yakni Baduy Luar dan Baduy Dalam. Perbedaan dua suku ini terlihat dari cara mereka mengikuti aturan adat. Suku Baduy Dalam dikenal teguh dalam menjalankan tradisi adat mereka, sementara Baduy Luar sudah mulai beradaptasi dengan modernisasi.
Selain ikat kepala yang hingga saat ini masih menjadi sebuah ciri khas, warna busana pun turut mempunyai perbedaan yang mencolok antara Baduy Luar dan Baduy Dalam. Busana menurut kedua Suku Baduy tersebut menjadi identitas tersendiri yang memiliki makna yang terkandung di dalamnya.
[readalso url=21348]
Busana Baduy Dalam

Laki-laki yang bermukim di Baduy Dalam diwajibkan memakai baju lengan panjang yang berwarna putih polos. Busana tersebut kerap disebut dengan Jamang Sangsang. Disebut demikian lantaran cara memakainya hanya diletakkan begitu saja di badan. Desain baju Jamang Sangsang, terlihat sangat khas pada lubang bagian leher sampai bagian dada. Potongannya tidak menggunakan kerah, tanpa kancing, dan juga tidak memiliki kantong busana. Umumnya, warna busana masyarakat Baduy dalam adalah putih. Pembuatan Jamang Sangsang sendiri hanya menggunakan tangan dan tidak boleh dijahit dengan mesin. Bahan dasarnya sendiri harus terbuat dari benang kapas asli yang ditenun.
Untuk bawahan, orang Baduy Dalam diwajibkan mengenakan kain dengan berwarna biru kehitaman. Meski sekilas terlihat seperti celana, namun sebetulnya kain itu hanya dililitkan pada bagian pinggang saja. agar kuat dan tidak melorot, sarung tadi diikat dengan selembar kain pada bagian pinggangnya.
Sebagai aksesoris pelengkap, pada bagian kepala masyarakat Baduy Dalam menggunakan ikat kepala berwarna putih. Bagi masyarakat Baduy, ikat kepala berfungsi sebagai penutup rambut mereka yang panjang. Mereka juga kerap membawa tas dengan kain putih yang berfungsi untuk membawa segala kebutuhan yang mungkin mereka perlukan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Baduy Dalam meyakini, bahwa dengan pakaian yang serba putih polos memiliki makna kebudayaan yang suci, bersih dari pengaruh kebudayaan modern.
[readalso url=21314]
Warna Hitam untuk Suku Baduy Luar

Lain halnya dengan Suku Baduy Dalam yang mengenakan busana serba putih, Suku Baduy Luar menggunakan baju berwarna hitam, busana yang mereka pakai dikenal dengan sebutan Baju Kampret. Dinamai demikian lantaran baju yang didominasi warna hitam, mirip dengan kulit kampret atau kelelawar yang juga memiliki warna kulit gelap. Perbedaan bukan hanya terletak pada warna busananya saja, namun desainnya pun berbeda. Bajunya menyerupai gamis panjang, namun terdapat belahan di bagian depan.
Selain itu, busana dari Suku Baduy Luar juga terlihat lebih modern, dengan kancing di tengah, dilengkapi dengan kantong, dan juga tidak harus menggunakan benang kapas murni.
Busana bagi laki-laki Baduy Dalam maupun Baduy Luar merupakan sesuatu yang sangat penting. Busana ini wajib digunakan apabila hendak beraktivitas. Tidak hanya itu, mereka pun diwajibkan untuk selalu membawa senjata berupa golok yang diselipkan di balik pinggang, serta dilengkapi dengan tas kain atau yang biasa disebut dengan tas koja.
Demikian informasi mengenai Busana suku Baduy Luar dan Baduy Dalam. Semoga informasi ini bermanfaat khususnya buat lo yang hendak berkunjung ke kawasan Baduy, Serang, Banten.
Referensi : https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/jamang-sangsang-pakaian-alam-suku-baduy
https://pesona.travel/keajaiban/1421/perbedaan-pakaian-antara-baduy-dalam-dan-baduy-luar
https://www.kabar-banten.com/mengenal-pakaian-dan-aksesoris-adat-suku-baduy/
ARTICLE TERKINI
Article Category : In Depth
Article Date : 28/03/2020
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :