Author :
Article Date : 28/07/2020
Article Category : Super Buzz
Fase bubar jalan di tubuh sebuah band memang kerap tak terhindarkan. Beragam alasan menjadi pemicunya, dari perseteruan antar personel, tutup usia, hingga niatan mengakhiri karier di masa emas, adalah beberapa di antaranya.
Beberapa band lokal dengan kualitas mumpuni pun pernah mengambil langkah ini, yang tentunya keputusan tersebut amat disayangkan oleh para penggemar mereka. Meski sudah resmi undur diri dari ramainya kancah musik nasional, atau bahkan kini hanya menjadi sekadar mitos belaka, seru rasanya membayangkan mereka kembali ke panggung.
SUPERMUSIC kini memilih 5 band lokal yang wajib melakukan reuni, mengingat masih ramainya lagu mereka di putar di banyak kesempatan, serta loyalitas dari penggemar yang belum surut.
1. Puppen
Legenda hardcore asal Bandung satu ini ikut dalam memulai gelombang awal pergerakan musik independen Indonesia di medio 90-an lalu. Puppen yang dikenal solid dengan formasi Arian 13 (vokal), Robin (gitar), Prima (bas), dan Marcell (drum), sempat merilis anthem "Atur Aku" yang masuk ke dalam daftar 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa versi majalah Rolling Stone Indonesia. Dimulai pada tahun 1992, Puppen menutup gemuruhnya di tahun 2002.
2. Banda Neira
Meski Rara Sekar dan Ananda Badudu memulai Banda Neira dengan niatan iseng belaka, duo ini berhasil melepas lagu-lagu yang kemudian dijadikan sebagai pakem di ranah folk tanah air. Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti adalah puncak kesuksesan Banda Neira, sebelum akhirnya sepakat untuk pamit tak lama setelah merilis album tersebut di tahun 2016.
3. Homicide
Hip-hop yang pada awal tahun 90-an merupakan anak bawang dari kancah musik lokal, memiliki satu unit paling bengal yang pernah ada di Indonesia. Homicide, yang dikenal tajam dengan diksi-diksinya yang rumit dan menjadi lagu latar di beberapa demo buruh di Bandung kala itu, menyudahi perjalanan mereka di tahun 2007 semenjak lahir di tahun 1994. Lewat lagu "Puritan", Homicide tak jarang di cap sebagai band sayap kiri. Pun lagu "Semiotika Rajatega" diakui oleh banyak pihak sebagai diss-track pertama yang ada di Indonesia.
4. Kubik
45 ribu keping adalah angka penjualan yang fantastis bagi sebuah band alternatif di era 90an. Kubik berhasil menorehkan rekor tersebut melalui album self-titled di tahun 1997, serta turut memulai ledakan tren alternative rock di Bandung lewat lagu
"M.A.T.E.L". Duo Vladvamp dan Deluciva memutuskan vakum di tahun 2007 setelah merilis tiga studio album, self-titled (1997), Violet (1999) dan Velvet Words and Lies (2004).
5. ((AUMAN))
Raungan harimau Palembang yang begitu keras memotret suasana kota mereka ini tak berlangsung lama. ((AUMAN)) merilis album yang mampu mendobrak kancah musik keras di tahun 2012, Suar Marabahaya, versi campur aduk dari heavy metal, punk hingga rock n roll, yang mengundang pujian dari banyak pihak. Langkah mereka lalu harus berhenti karena pergeseran arah dan prioritas dari para personel di tahun 2015.
PERSONAL ARTICLE





Please choose one of our links :