Musik The Smashing Pumpkins tak tergerus zaman. Karya-karya dari unit veteran rock asal Amerika Serikat tersebut sudah menghiasi industri musik dunia sejak pertama kali berdiri pada 1988 di Chicago.
Sebagai band yang dianggap pelopor dari genre rock alternative grunge bersama Nirvana di medio awal 1990-an, The Smashing Pumpkins nyatanya masih tetap bisa eksis dan mengikuti perkembangan zaman, teknologi, serta tren musik dunia.
Selama lebih dari tiga dekade berkarier, The Smashing Pumpkins tercatat telah melahirkan 11 album studio, lusinan mini album, beberapa album kompilasi, dan berkontribusi untuk beberapa soundtrack film.
Band yang kini digawangi oleh Billy Corgan (vokal, gitar), James Iha, Jeff Schroeder (gitar), dan Billy Chamberlin (drum) itu pun memiliki beberapa karya yang dianggap menjadi lagu terbaik mereka sejauh perjalanan karier.
Knights of Malta
Lagu pembuka dari album ke-10 The Smashing Pumpkins, Shiny and Oh So Bright Vol. 1 /LP: No Past. No Future. No Sun, yang rilis pada 2018 lalu memiliki ciri khas musik klasik The Smashing Pumpkins.
Kombinasi dari permainan gitar ciamik James Lha dan Jeff Schroeder, berpadu dengan melodi Billy Corgan, serta permainan drum yang hebat dari Jimmy Chamberlin membuat lagu ini terasa begitu megah. Ketika Corgan sampai pada lirik "I'm gonna fly forever,we're gonna ride the rainbow”, menjadi bagian klimaks yang bikin lagu ini menempel di telinga para pendengar The Smashing Pumpkins.
Set Ray to Jerry
Lagu terbaik The Smashing Pumpkins selanjutnya hadir dari salah satu track di album kompilasi The Aeroplane Flies High berformat box set pada 1996. Lagu Set Ray to Jerry sendiri menjadi single yang ada di disk bertajuk '1979'. Lagu ini terbilang cukup sederhana bagi band seperti The Smashing Pumpkins.
Mereka membuat melodi yang sederhana dengan riff gitar dua nada yang beriringan dengan suara khas dari Corgan. Lagu ini seolah mengingatkan publik kepada The Smashing Pumpkins masa awal yang masih sangat dipengaruhi oleh musik dari band rock asal Inggris, Shoegaze.
For Martha
Dari sekian banyak lagu milik The Smashing Pumpkins, single For Martha menjadi karya paling emosional yang bisa dirasakan langsung ketika Corgan menyanyikannya. Lagu ini terinspirasi dari kepergian ibu Corgan yang tertuang di dalam album Adore pada 1998.
For Martha adalah sebuah lagu yang dinyanyikan dengan iringan piano gothic berdurasi 8 menit yang melebur emosi, kemudian disisipi suara gitar di tengah lagu. Klimaksnya hadir ketika Corgan menyanyikan lirik "Long horses we are born, creatures more than torn, mourning our way home".
Tristessa
Lagu terbaik selanjutnya dari The Smashing Pumpkins jatuh pada Tristessa yang merupakan single mereka pada 1990, kemudian masuk ke dalam formasi trek lagu di album perdana Gish setahun berikutnya. Riff gitar pada Tristessa dinilai paling efisien yang pernah dibuat oleh The Smashing Pumpkins.
Dengan empat nada sederhana, Corgan dan gitaris James Iha meletakkan hook gitar yang cukup kuat untuk membuat lagu ini sampai pada sebuah kesimpulan. Lagu ini sekaligus membuktikan bahwa The Smashing Pumpkins memiliki dua senjata lain sebagai sebuah band yaitu power dan irama.
Eye
Hadir sebagai soundtrack film Lost Highway, Eye menjadi tanda bahwa The Smashing Pumpkins bisa berkembang sesuai tuntutan zaman. Lagu ini mengandalkan hampir secara eksklusif pada instrumen elektronik dan menandakan perubahan drastis dari gaya bermusik The Smashing Pumpkins sebelumnya.
Today
Lewat lagu Today yang berada di album Siamese Dream pada 1993 ini menunjukkan bahwa The Smashing Pumpkins bisa melahirkan karya luar biasa dari sebuah rasa sakit. Konon, lagu ini ditulis Corgan ketika dirinya berada di ambang bunuh diri dan merasa putus asa.
Dari perasaan-perasaan negatif itu, Corgan membuat lagu dengan bagian instrumen yang lembut selama bagian verses, ditambah dengan penggunaan ironi dalam liriknya, membuat banyak pendengar tidak menyadari kisah lagu tersebut tentang depresi dan keputusasaan. Lagu ini berganti-ganti antara bait yang tenang dan melamun dan paduan suara yang keras dengan gitar berlapis dan terdistorsi.
Snail
Pada album debut The Smashing Pumpkins, Gish di 1991, musik mereka masih banyak dipengaruhi oleh band-band metal macam Black Sabbath dan Judas Priest yang kemudian melahirkan lagu Snail.
To Forgive
Lagu terbaik The Smashing Pumpkins selanjutnya hadir dari album ketiga mereka, Mellon Collie and the Infinite Sadness. To Forgive yang disajikan dalam tempo lambat, menjadi kebalikan dari lagu Bullet with Butterfly Wings dan Fuck You (An Ode to No One) yang memiliki beat lebih cepat dan musik keras.
Penggunaan gitar yang lambat dan kumpulan instrumen yang berderak perlahan-lahan masuk saat lagu dibuka, mencerminkan sisi lain dari Corgan dan bagaimana perjuangan orang dewasa melawan kenangan masa kecil yang pahit.
Tonight, Tonight
Menempatkan Tonight, Tonight sebagai list awal dari album Mellon Collie and the Infinite Sadness adalah langkah berani dan sempurna dari The Smashing Pumpkins. Suasana musik yang cukup tenang di awal justru membuat lagu ini menjadi luar biasa.
Frail and Bedazzled
Di dalam lagu Frail and Bedazzled menghadirkan dinamika musik dari The Smashing Pumpkins dan kebolehan olah vokal Corgan yang bernyanyi tinggi, lalu rendah. Dengan beberapa bagian musik yang dipotong kemudian kembali masuk dengan suara gitar yang berdistorsi tinggi, lagu ini memberi energi bagi para pendengarnya.
Cherub Rock
Lagu terbaik selanjutnya dari The Smashing Pumpkins hadir pada single pertama mereka di album keduanya, Cherub Rock. Lirik di dalam lagu ini berkaitan tentang hubungan Corgan dengan persepsinya terhadap komunitas rock indie dan media massa yang lebih besar.
Teknik yang digunakan pada lagu ini sama seperti di lagu Drown, Tristessa, dan Starla. Cherub Rock berisi berbagai overdub yang dipengaruhi oleh genre musik dari band Shoegazing serta arena rock klasik tahun 1970-an.
Stumbleine
The Smashing Pumpkins bisa disebut sebagai band yang mampu membawakan nuansa musik berbeda-berbeda dengan kualitas yang sama baiknya. Lagu Stumbleine adalah contohnya di mana lagu ini berisikan instrumen gitar akustik yang berpadu suara khas Corgan.
Disarm
Terlepas dari beberapa kontroversi dari lagu Disarm karena liriknya membuat lagu ini sempat dilarang di beberapa negara, Disarm dari album kedua The Smashing Pumpkins punya pamor yang tak kalah hebat.
Beberapa penggalan lirik dari lagu ini disebut menimbulkan kontroversi macam "what I choose is my choice" dan "the killer in me is the killer in you". Corgan menyebut Disarm ditulis pada hari yang sama dengan Today yang diketahui lagu tersebut menggambarkan dirinya yang sedang berada di fase terendah dalam hidup. Disarm disebut Corgan mencerminkan hubungan yang tak harmonis dengan orang tuanya saat tumbuh dewasa.
1979
Sama seperti judulnya, lagu 1979 menjadi persimpangan dua era The Smashing Pumpkins. Perjalanan awal mereka dari band glam rock ke genre yang berbeda. Selama empat menit lagu ini menggabungkan unsur lama dan baru dari musik The Smashing Pumpkins dengan sempurna.
Mayonaise
Ditulis Corgan dan James Iha serta direkam dari Desember 1992 hingga Maret 1993, Mayonaise masuk ke dalam list album Siamese Dream. Corgan mengaku mendapatkan judul untuk lagu ini setelah mencari-cari di dalam lemari esnya, belakangan dia juga menyebut bahwa lagu itu singkatan dari My Own Eyes.
Baca Juga : MOTORHEAD ‘Bad Magic’ 2015 tour
Dari pengakuan Cogan lagi, suara siulan (feedback) yang terdengar di lagu Mayonaise berasal dari suara gitar murah yang dibeli di mana setiap kali ia berhenti memainkannya akan muncul suara siulan. Suara ini kemudian dimasukkan ke dalam lagu.
Please choose one of our links :