Setiap petualangan pasti bakal punya cerita tersendiri yang bakal jadi pengalaman dan pembelajaran berharga bagi setiap orang. Termasuk 2 cerita survival dari dunia mountaineering mancanegara ini, Superfriends Berikut ulasan selengkapnya!
Cerita tentang tentang bertahan hidup tentu punya daya tarik tersendiri buat disimak. Entah sudah berapa banyak buku, film, artikel sampai podcast yang bercerita tentang survival dan perjuangan seseorang untuk terus bertahan hidup di tengah kesulitan dan keterbatasan.
Sebagai inspirasi dan pembelajaran dalam menjalani hidup, lo bisa simak 2 cerita survival menarik dari dunia mountaineering mancanegara berikut ini, Superfriends
Lincoln Hall di Gunung Everest
Image source: Everestnews
Cerita survival menarik dari dunia mountaineering mancanegara yang pertama yaitu ada kisah seorang dari Lincoln Hall di Gunung Everest. Saking melegenda, sejumlah kalangan memberi julukan kisah ini dengan nama "The White Limbo", Superfriends.
Lincoln Hall adalah seorang pendaki veteran dari Australia dan menjadi salah satu anggota tim Australia yang mendaki puncak Everest pada tahun 1984. Selain sebagai pendaki gunung, Lincoln juga seorang penulis.
Total ada tujuh buku yang ia tulis, dan pada buku terakhir yang ditulis, Lincoln menuturkan bagaimana sebuah keajaiban menghampirinya ketika ia bertahan hidup dalam kebekuan punggung gunung Everest di ketinggian 8700 meter.
Tahun 2006, Lincoln mengunjungi Everest lagi, sebenarnya bukan untuk mendaki, namun untuk menemani seorang pendaki muda Australia. Namun sang pendaki muda malah gagal sebelum benar-benar mencoba meraih Everest, sehingga entah bagaimana, akhirnya Lincoln memutuskan untuk mendaki puncak yang 20 tahunan lalu pernah juga ia daki, Superfriends.
Tapi kali ini agak berbeda, Lincoln ternyata ditakdirkan untuk menemui hari naas sekaligus keajaibannya di punggung Timur Laut Everest. Karena sudah menunjukkan gejala-gejala akan tewas, dengan berhalusinasi, tidak dapat menguasai diri, Lincoln ditinggalkan oleh sherpanya. Karena memang sudah tidak ada yang dapat mereka lakukan untuk menyelamatkannya.
Para sherpa itu tidak mungkin memaksa diri mereka untuk menunggu dan menurunkan Lincoln. Melakukan tindakan penyelamatan di tengah situasi buruk dan kelelahan sama saja dengan membunuh diri mereka sendiri. Dan itu artinya akan menambah banyak jenazah yang harus ditangisi. Jadi dengan berat hati para Sherpa itu kemudian meninggalkan Lincoln seorang diri.
Besoknya seorang pendaki sekaligus guide gunung dari Amerika Serikat bernama Daniel Mazur yang berjalan pertama menuju puncak Everest, terkejut saat mendapati Lincoln sedang duduk di punggung gunung mematikan itu. Tanpa topi, tanpa sarung tangan, downsuit yang tidak terkancing, tanpa kacamata, tanpa masker oksigen, dan ajaibnya ia masih tetap hidup.
Melihat mimik keheranan di wajah Daniel Mazur, Lincoln kemudian menyapanya dengan berkata, “I imagine you're surprised to see me here…” Yup, memang sebuah hal yang luar biasa, bagaimana Lincoln Hall berhasil melewati malam beku di ketinggian mematikan Everest tanpa tenda, matrass, masker oksigen, tanpa sarung tangan, dan juga tanpa topi.
Melihat betapa besar risiko kematian yang telah berhasil dilalui oleh Lincoln, tidak heran memang mengapa kemudian kisah survivalnya di atas gunung Everest sangat menarik untuk diceritakan, Superfriends.
Joe Simpson dan Simon Yates di Siula Grande
Image source: indonesiana.id
Kisah Joe Simspson dan Simon Yates bermula, ketika mereka memutuskan untuk mendaki sebuah gunung sepi bernama Siula Grande di wilayah Chili. Siula Grande adalah sebuah gunung sepi yang jauh dari hiruk-pikuk keramaian dan perhatian dunia mountaineering.
Namun hal ini juga yang nampaknya membuat Joe dan Simon tertarik mendatangi gunung tersebut. Pendakian Joe dan Simon berlangsung tidak mudah. Mereka harus menghadapi berbagai tantangan teknis yang bahkan tidak sempat mereka perkirakan sebelumnya.
Kehabisan bahan bakar, kehabisan makanan dan kelelahan, adalah beberapa tantangan tersebut. Akan tetapi bagaimana pun juga, pada akhirnya Joe dan Simon tetap berhasil mencapai puncak.
Namun yang menjadi momok mengerikan ternyata adalah perjalanan turun mereka dari puncak gunung itu. Dalam perjalanan turun ini, sebelah kaki Joe patah karena terjatuh dari sebuah tebing es yang cukup tinggi. Karena kondisi ini, untuk melanjutkan perjalanan, Joe terpaksa diturunkan (di-belay) oleh Simon menggunakan tali.
Beberapa proses belay berjalan lancar, namun pada ke-sekian kalinya, panjang tali untuk mem-belay ternyata sudah tidak mencukupi lagi, sementara dasar tebing masih belum terlihat karena tertutup kabut.
Joe berusaha maraih bibir tebing, namun tidak bisa karena jemarinya terserang radang dingin. Bergantung terlalu lama pada seutas tali akhirnya membuat Joe Simpson tertidur kelelahan.
Simon yang merasakan tidak ada pergerakan lagi di ujung tali tempat Joe bergantung, menatap tali dengan perasaan campur aduk. Lelah, takut, cemas, khawatir, dan juga tidak sabar ingin tahu. Mengapa Joe sejak tadi tidak bergerak?
Setelah menunggu beberapa jam, juga memberi kode melalui sentakan tali namun tidak mendapat respon sama sekali, rasa lelah, sakit, dan penat akhirnya membuat Simon mengambil keputusan untuk memotong tali tersebut.
Dan dari sanalah kisah survival Joe yang sebenarnya berawal, sebuah kisah bertahan hidup dan mencari jalan pulang yang telah menjadi legenda dalam dunia mountaineering, Superfriends!
PERSONAL ARTICLE
ARTICLE TERKINI
Source:https://akasakaoutdoor.co.id/blogs/aks-journal/5-kisah-survival-di-gunung-yang-paling-terkenal
Please choose one of our links :