Author :
Article Date : 19/10/2020
Article Category : Super Buzz
Adhitia Sofyan selalu punya cara unik menggambarkan kenangannya di sebuah tempat atau kota ke dalam sebuah karya musik. Solois kelahiran 6 November 1977 ini baru saja menciptakan lagu tentang kota asalnya, Bandung.
Dalam lagu baru yang berjudul Aku Enggan ke Bandung Bila Kau Tak Ada, Adhitia Sofyan mengisahkan sisi-sisi yang lebih personal tentang perasaan dan romansa. Dengan lirik yang mudah dipahami, makna lagu ini mudah tersampaikan kepada para pendengar.
Aku Enggan ke Bandung dirilis pada akhir September 2020. Sebelumnya, dalam album Quite Down, Adhitia Sofyan merilis lagu berjudul City of Flower. Lagu ini sama-sama mengisahkan tentang Bandung, namun berbeda dengan single terbarunya, lagu tersebut fokus pada keindahan Bandung dan menggunakan lirik berbahasa Inggris.
"Kota Bandung tentunya sangat erat dengan kisah romantis. Terasa lebih manis jika menghabiskan waktu di Bandung dengan seseorang yang sangat berarti," kata Adhitia Sofyan dalam keterangan persnya.
"Namun, ketika seseorang ini tidak hadir, maka Bandung pun menjadi tempat yang menyakitkan untuk dilewati seorang diri," jelasnya mengenai makna di balik lagu Aku Enggan ke Bandung Bila Kau Tak Ada.
Musik pada lagu Aku Enggan ke Bandung Bila Kau Tak Ada bernuansa soundscape yang kaya akan suara synthesizer. Semakin terasa segar saat mendengar suara khas Adhitia Sofyan terjahit dengan suasana ini.
Konsep musik yang ditawarkan Adhit di lagu ini memang terdengar sangat berbeda dengan konsep musik pada lagu-lagu yang biasa dirilisnya. Jika umumnya, Adhit identik dengan gitar akustik dan lagu yang sendu, pada lagu Aku Enggan ke Bandung Bila Kau Tak Ada sentuhan gitar akustik nampak hilang.
Mengenai perubahan gaya bermusik, Adhitia Sofyan mulai melakukan eksplorasi alat musik sejak merilis album Chronicles of You pada 2019. Melalui album ini, Adhit memberi nuansa baru dengan meninggalkan unsur organik lewat unsur musik elektronik.
Belakangan, di singlenya yang bertajuk 'Let’s All Pretended to Be Happy', Adhitia Sofyan bahkan meninggalkan gitar akustik dan menggunakan gitar elektrik di dalam lagunya secara penuh.
Selain merilis lagu tentang kota Bandung, Adhit juga disibukkan dalam penggarapan lagu-lagu berdasarkan cerita pendengarnya. Lagu-lagu itu masuk dalam segmen 'Songs from Your Stories', dan salah satu cerita pendengarnya telah tersaji melalui single 'Little Sister' yang rilis pada awal Agustus.
Tentang Adhitia Sofyan
Adhitia Sofyan sebagai musisi kamar, karena seluruh lagu dalam albumnya direkam secara independen di dalam kamarnya sendiri. Ia sebetulnya sudah mulai berkecimpung di dunia musik sejak 1999.
Namun, karier musiknya tidak berlanjut dan memilih berkecimpung di industri periklanan dengan menjadi desainer grafis. Pada akhirnya, Adhitia Sofyan justru bosan menjadi pekerja kantoran. Dia pun mencoba untuk kembali bermusik pada 2007.
Dia pun merilis EP berformat akustik yang bertajuk 'I’m Not Getting Any Slimmer, So Here We Go...' pada 2008. Album mini ini hanya dicetak 100 kopi, walaupun awalnya ia hanya menginginkan 20 kopi. Sisanya ia bagikan secara gratis dengan ongkos kirim ditanggung oleh Adhitia Sofyan sendiri.
Bermodalkan musik folk yang tenang dan teduh, Adhitia Sofyan mulai percaya diri untuk mempromosikan EP tersebut. Adhitia mencoba mengirimkan EP-nya ke chart radio NuBuzz milik radio Prambors (ketika itu), dan pihak NuBuzz memilih 2 lagu, Adelaide Sky dan Memilihmu, untuk dimasukkan ke dalam tangga lagu. Kedua lagu inipun sukses memuncaki tangga lagu NuBuzz.
Setelah masuk di tangga lagu radio ternama, lagu Adelaide Sky menarik perhatian Raditya Dika yang merupakan penulis buku, sutradara, dan stand up comedy. Lagu itu pun didaulat sebagai salah satu soundtrack film pertama Radit yang bertajuk 'Kambing Jantan The Movie'.
Adhitia Sofyan lantas merilis album perdananya bertajuk Quiet Down dengan konsep Freemium. Ia menyediakan album ini untuk diunduh secara gratis di blog pribadinya, di samping album fisik yang menawarkan kualitas audio yang lebih baik serta 1 lagu bonus.
Namun ia mengalami kendala saat distribusi album fisiknya. NuBuzz yang sebelumnya merilis album kompilasi Nu Buzz 1.1--yang memuat lagu Memilihmu--tidak bisa membantu mendistribusikan albumnya.
Adhitia Sofyan pun putar otak dan menunjuk Zapato Record sebagai distributor, namun lagi-lagi distribusi albumnya tidak berjalan lancar. Album ini juga diedarkan di Jepang oleh distributor musik indie Disques Desinee dan Tower Records Jepang.
Nasib berbeda dialami Adhitia Sofyan pada album keduanya, Forget Your Plans di 2010. Adhitia Sofyan menggandeng Demajors sebagai distributor dan album keduanya mampu menembus pasar musik di Jepang hingga Adhitia Sofyan sukses memenangkan penghargaan 'Favorite Singer-Songwriter dan Favorite Solo Artist' di ajang Indonesian Cutting Edge Music Award 2010.
Karier Adhitia Sofyan terus berkembang setelah mendapatkan kesempatan tur di Jepang pada 2011. Adhitia Sofyan pun semakin mantap membuat karya dan berkarier sebagai musisi indie folk.
Beragam kesuksesan lain mampu diraih oleh Adhitia Sofyan berkat album 'How To Stop Time' (2013) dan 'Silver Painted Radiance' (2016), serta tiga EP, yakni '8 Tahun' (2017), 'I Won't Go to Bed' (2017), dan 'Secret Code' (2017).
Melalui mini album 8 Tahun, nama Adhitia Sofyan pun semakin dikenal karena menciptakan lagu berjudul Sesuatu di Jogja. Lagu yang berkisah tentang keindahan dan segala sisi-sisi romantis yang ada di kota Yogyakarta.
Karier Adhitia Sofyan berlanjut dengan merilis album Chronicles of You dan mini album bertajuk Other Side pada 2019. Dengan perilisan single baru Aku Enggan ke Bandung Bila Kau Tak Ada, Adhitia Sofyan menunjukkan bahwa karier bermusiknya masih akan terus berlanjut dan para pendengarnya bisa berharap akan ada lagu-lagu darinya yang bertemakan kota-kota penuh kenangan.
Please choose one of our links :