Saya ingat betul, di bangku Sekolah Menengah Pertama saya selalu menantikan rilisan majalah Hai, Trax hingga Rolling Stone yang membahas ramalan apa yang akan tren di tahun yang baru.
Berkaca Trax saat itu, mereka selalu punya kolom bernama “Hot & Freaky” yang menjadi kitab bagi yang ingin terdepan di pergaulan. Kolom tersebut meramal tentang fashion, tempat nongkrong hingga musisi yang akan bersinar. Nama musisi yang saya ingat adalah The Sigit dan Whisper Desire. Terbukti ramalan itu tepat, dan saya mulai merasakan teman sekitar mulai mendendangkan lagu The Sigit hingga mengoleksi MP3 bajakannya yang dikirim melalui infrared gawai.
Zaman telah berubah, majalah sudah tidak lagi menjadi acuan utama. Kita bisa mencari tren dengan mudah, semudah membuka tab Twitter. Namun, tak ada salahnya, saya mencoba merangkum sekaligus meramal apa saja yang akan menjadi tren 2020.
Kita mengawali tahun dengan berbagai kejadian tak mengenakkan di sepanjang bulan Januari. Sebat saja banjir yang melanda hingga berita duka dari Kobe Bryant dengan segudang ceritanya. Berikut beberapa hal yang diramalkan akan menjadi tren di sepanjang tahun 2020:
Karaoke Party
Merayakan kesedihan atau sekedar mengeluarkan suara sumbang dengan berlagak menjadi rockstar masih akan menjadi tren berumur panjang di 2020. Mengingat banyaknya musisi yang tadinya hanya menjadi menu dari “Guilty Pleasure Palylist”, sekarang satu per satu mulai kembali merilis karya baru dan dihiasi dengan jadwal panggung yang padat. Belum lagi ketika lagu yang terasa familiar tapi dengan ramuan baru khas nusantara yang dipopulerkan melalui Feel Koplo.
Tiktok
Fenomena ini terasa serius ketika kita menyadari beberapa figur yang selama ini tak terpikirkan akan bergabung dan berjoget di platform ini. Mereka mulai rutin membagikan videonya di linimasa. Mulai dari Dian Sastro hingga band seperti .Feast dan The Panturas mulai beradaptasi dan membuat video Tiktok. Hal ini pun juga disambut oleh media kredibel yang juga mulai bertransisi menggunakan Tiktok sebagai perpanjangan tangan dari platform mereka, contohnya Vice dan Hai.
Tak hanya sampai di situ, Tiktok pastinya juga akan masuk dalam catatan campaign musisi saat merilis karya. Terbukti dengan banyaknya lagu yang terasa familiar, hanya karena sering dengarkan tanpa sengaja dari video Tiktok kurang dari 30 detik. Nantinya, saat karya mereka disambut baik melalui platform ini. Pastinya akan menambah isi kantong sang musisi.
Tiktok akan menjadi variabel baru dari musisi setelah merilis karya. Selain melihat posisi tangga lagu melalui Spotify, jumlah views di Youtube, kini jumlah video Tiktok dengan lagunya menjadi hal yang penting
Microlearning
Fenomena Ruangguru menjadi salah satu startup yang paling familiar saat ini. Mulai mengancam keberadaan tempat bimbel yang gencar berpromosi "Dijamin masuk PTN atau uang kembali!!". Tak melulu harus pelajaran akademik, berbagai kelas sesuai dengan expertis dan interest audience akan semakin sering terlihat di tahun 2020. Terbukti banyak talenta yang muncul dari belajar "sesuatu" melalui internet, Rich Brian salah satu contohnya.
Milk-made
Terjadinya bencana alam hingga berujung pada kesadaran menjaga lingkungan, ini sudah terasa di beberapa tahun terakhir. Mulai dari figur musisi yang mempromosikan penggunaan sedotan besi, RAN yang di setiap panggungnya menggunakan Tumblr, hingga berbagai sepatu dengan bahan tumbuhan.
2020 diprediksi akan menjadi tren bagi berbagai fashion yang mulai menggunakan susu sebagai bahan dasarnya. Perusahaan sepatu asal Jerman, Nat-2, terbukti berhasil menjadi salah satu pembuat tren ini. Sambutan baik dari gagasan bahwa dengan menggunakan susu akan mengurangi jumlah kimia yang dihasilkan saat proses produksi.
Kita tinggal menunggu waktu untuk melihat brand-brand raksasa mengadopsi tren ini.
Media Berbasis Instagram
Gawai yang kita pegang saat ini, sebagian besar berfungsi untuk membuka Instagram. Kita terkadang malas untuk berkunjung ke situs portal berita tertentu. Kita sudah terbiasa dan merasa cukup saat mendapatkan informasi melalui Instagram. Fenomena ini terbukti dengan besarnya pengaruh lambe turah dalam kehidupan selebriti masa kini. Bahkan, tak jarang acara gossip TV yang biasa kita tonton semasa kecil bersama ibu, banyak mengambil berita dari akun tersebut.
Tak jauh beda hal yang terjadi di industri musik tanah air. Sebut saja akun musik seperti @musiconfriday dan @jakartakonser mereka berhasil menggaet kepercayaan dari promotor besar untuk menjadi media partner dalam acara besar.
Hal ini pun yang menjadi sorotan bagi media konvensional ketika mempertanyakan kredibilitas status "media" mereka. Kembali lagi, mungkin mereka lebih relevan hingga mudah dikonsumsi untuk generasi sekarang. Jadi jangan heran, kalau kita akan segera menemukan nama-nama media yang kurang familiar tetapi banyak dikonsumsi.
Podcast
2019 bisa dibilang adalah tahun di mana warga kota-kota besar Indonesia mulai terbiasa mendengarkan podcast. Mungkin didukung juga dengan akses internet cepat dan harga kuota yang semakin terjangkau. Itu kalau kita melihat dari sisi audience.
Namun kalau dari sisi creator, banyak yang berpendapat kalau produksi podcast lebih mudah dibandingkan video YouTube. Jika ditelisik top 15 chart podcast Indonesia di spotify saat ini, mayoritas masih diisi pelaku industri radio. Bukan jaminan posisi akan sama di 2020.
Skincare Pria
Adanya invasi K-Pop dimana-mana, seperti kemunculan BTS di Grammy, BIGBANG di Coachella hingga kemenangan besar film Parasite di SAG Awards dan Oscar. Jelas hal ini akan berpengaruh pada tren saat ini. Jangan heran kalau kita akan melihat produk skincare pria ala Korea atau lipstik pria akan segera akrab dari pandangan kita di 2020.
Pensi
Sering saya temui celotehan netizen di kolom komentar sebuah festival musik yang dinilai gagal. Mereka berkomentar dengan, "Ah apaan nih acaranya kaya pensi sekolah". Ternyata masih banyak mereka yang mengkerdilkan pensi sekolah. Padahal faktanya, pensi sekolah banyak yang berhasil mengadakan acara dalam skala besar secara rutin setiap tahunnya. Sebut saja, Alseace, Sky Avenue atau Tofest, mereka berhasil menghibur 10.000 hingga 15.000 kepala di satu malam.
Bahkan tak jarang, pensi berhasil menghidupkan kembali musisi lama. Sebagai contoh, Rossa, salah satu penyanyi yang sekarang padat mengisi berbagai pensi ibukota. Belum lagi, fenomena artis luar negeri yang berhasil didatangkan di pensi.
Melihat hal tersebut, jelas pensi akan masih memiliki nafas panjang dan memperluas jangkauan profil penonton yang tak hanya datang dari kalangan pelajar. Kalau kita berkaca dari panitia pensi yang selalu kompetitif antar sekolah atau bahkan antar angkatan sekolah. 2020 bisa jadi tahun yang menarik untuk mendatangi pensi menikmati suguhan musik dengan harga yang mungkin terbilang lebih terjangkau.
Meditasi
Riuhnya keseharian hidup, padatnya kondisi jalan, hingga beratnya tuntutan hidup. Membuat kita, terkadang menjadikan sosial media sebagai sarana melepas stress. Tapi tampaknya tahun 2020, sosial media menjadi obat yang kurang tepat untuk melepas masalah. Terbukti dengan banyaknya keributan yang dipertontonkan dan menjadi konsumsi kita bersama, malah membuat kita larut dalam pikiran yang beracun. Lagu "Rehat" milik Kunto Aji bisa berkhasiat bagi warga kota besar saat ini.Banyak yang merasakan manfaatnya setelah mendengarkan lagu ini. Bahkan, Kunto Aji memberikan pengalaman berbeda pada saat konser Mantra Mantra Live ++, dengan menghadirkan sesi meditasi.
Selain itu, banyak juga tumbuhnya komunitas yang mulai mempopulerkan gaya hidup minimalis. Beberapa kasus di atas akan berpengaruh pada tumbuhnya tren meditasi di tahun 2020. Itulah beberapa poin yang diprediksi bisa menjadi lebih besar, lebih sering terlihat dan lebih sering dibicarakan. Entah apa imbasnya pada kehidupan kita, yang jelas hidup jangan selalu kemakan tren untuk jadi keren. Ada ramalan tren lainnya? Silahkan sampaikan di kolom komentar di bawah.
Please choose one of our links :