Supergrup Big Red Machine akhirnya merilis album studio kedua mereka pada Jumat (27/8/2021). Album ini lahir setelah mereka banyak menghadirkan single-single kolaboratif bersama musisi-musisi beken dunia.
Bertajuk 'How Long Do You Think It's Gonna Last', album ini memuat 15 nomor yang menampilkan beberapa karya kolaboratif dengan Taylor Swift, Robin Pecknold dari Fleet Foxes, Ben Howard, Sharon Van Etten, dan masih banyak lagi.
Untuk mengantarkan para penikmat musik mereka, Big Red Machine menghadirkan single kolaborasi lagi dengan diva pop Taylor Swift berjudul 'Birch'. Selain lagu, video liriknya sudah tayang di kanal YouTube Big Red Machine bersamaan dengan perilisan album kedua mereka.
Sebelum merilis keseluruhan album ini, Big Red Machine yang terdiri dari Aaron Dessner (personel grup band The National) dan Justin Vernon (vokalis grup band Bon Iver), telah lebih dulu merilis lima single yang juga menjadi bagian dari album How Long Do You Think It's Gonna Last?
Kelima single tersebut adalah “Mimi", “Phoenix”, “Latter Days”, “The Ghost of Cincinnati”, dan “Renegade”. Untuk lagu perdana, Big Red Machine berkolaborasi bersama penyanyi wanita asal Amerika Serikat, Anaïs Mitchell, untuk mengisi bagian vokal. Lagu ini berkisah tentang masa kecil yang bertaut dengan sisi nostalgia.
Satu hari setelah lagu pertama dilepas, barulah Big Red Machine merilis single kedua The Ghost of Cincinnati. Kejutan tak berhenti sampai di situ, Big Red Machine kemudian merilis single ketiga dari album kedua mereka pada 2 Juli lalu. Menggandeng nama besar macam Taylor Swift, Big Red Machine memperkenalkan lagu berjudul Renegade.
'Renegade' menampilkan suara Swift paling menonjol, dengan Vernon sesekali menyediakan vokal cadangan dan Dessner menangani produksi. Hadirnya Taylor dalam proyek musik Big Red Machine sudah dibocorkan oleh Justin Vernon pada April lalu.
Adapun, album kedua Big Red Machine ini dirilis melalui label rekaman mereka, 37d03d, dan Jagjaguwar Records. Untuk proses penggarapannya sendiri direkam di studio rekaman Dessner, Long Pond, di New York, Amerika Serikat.
"Betapa terhubung musik Big Red Machine kepada hal-hal lain yang sedang aku buat, dan aku selalu mengejar ide-ide itu. Itulah yang membuat proyek ini istimewa. Dengan orang-orang yang ada di album ini, ada rasa keterbukaan, dan kemurahan hati dari segi kreatif dan sebuah emosi yang menyatukan semuanya," kata Aaron Dessner melalui siaran persnya.
Baca juga: Big Red Machine Rilis 3 Lagu Baru, Salah Satunya Bareng Taylor Swift
Sementara itu, Justin Vernon memilih untuk membiarkan rekannya, Aaron Dessner, menumpahkan imajinasinya ke dalam album.
"Aku lelah menjadi sosok lead singer dan secara bersamaan aku juga ada di band lain. Aku kemudian mengatakan kepada Aaron bahwa ia mempunyai banyak koneksi dan memintanya untuk menghubungi banyak orang untuk mengetahui perasaan yang mereka dapat tawarkan untuk lagu-lagu kami. Aku juga ingin terus mendukung Aaron dan menantangnya untuk dapat berdiri di depan lebih sering," kata Vernon.
Justin Vernon sempat menjelaskan bahwa kehadiran Taylor Swift sebagai seorang teman diskusi sangat membantu dirinya dan juga Aaron Dessner untuk menemukan elemen yang sesuai demi instalasi album baru Big Red Machine.
Namun beberapa penggemar fanatik dari Taylor Swift memiliki teori yang lebih dari sekadar proyek bersama Big Red Machine saja. Menurut teori dari penggemar Bon Iver maupun Taylor Swift, kedua pihak merasa yakin bahwa Taylor Swift juga akan hadir sebagai kolaborator untuk album terbaru dari Bon Iver.
Hubungan pertemanan antara Taylor Swift, Aaron Dessner, dan Justin Vernon dari Bon Iver sudah terjalin sejak lama. Maka tidak aneh jika Taylor Swift hadir sebagai sosok kolaborator untuk Big Red Machine. Pasalnya, Bon Iver sendiri sudah beberapa kali hadir sebagai kolaborator untuk proyek terkini yang dilakukan oleh Taylor Swift.
Justin Vernon bersama Bon Iver juga sempat ikut serta sebagai kolaborator untuk salah satu lagu di album Folklore milik Taylor Swift tahun 2020 lalu. Justin Vernon bersama Bon Iver tampil untuk melengkapi lagu berjudul Exile yang ditulis oleh Taylor Swift pada album Folklore tersebut. Taylor Swift sengaja menulis lagu Exile dengan nuansa musik indie folk.
Nuansa tersebut dianggap selaras dengan citra dari Bon Iver. Selain itu, Taylor Swift juga menambahkan elemen sinematis, seperti kehadiran gospel, orkestra, serta strings section agar membuat lagu tersebut memiliki kesan yang lebih dramatis yang melengkapi vokal tinggi khas Bon Iver. Lagu ini juga diproduksi oleh Aaron Dessner sebagai rekan satu band-nya di dalam Big Red Machine.
Image source: Instagram/Big Red Machine
Please choose one of our links :