Author :
Article Date : 30/05/2017
Article Category : Super Buzz
Bhang Records
Nilai: 7.7/10
Pada awalnya Mooner adalah proyek musik Absar Lebeh (The Slave) sebagai soundtrack video skateboardnya. Riff-riff Absar kemudian diolah Rekti Yoewono (The Sigit) dan Pratama Kusuma (Sigmun), sementara vokal Marshella Safira (Sarasvati) baru belakangan mengisi rongga musik Mooner. Hasilnya adalah Tabiat, 12 nomor hard rock 70-an yang kental beraroma stoner rock dan bebunyian Timur Tengah.
Sulit untuk tidak menilai Tabiat dari latar belakang band para personelnya. Tak bisa dimentahkan juga bahwa keempat personel Mooner membawa sedikit banyak pengaruh dari ‘band asal’ mereka, karena sound tersebut jelas terdengar di Tabiat.
[bacajuga]
Memasuki album ini, menjadi jelas bahwa berbagai pengaruh tersebut tak menjadi elemen dominan Tabiat. Tak lagi terdengar lengkingan Rekti, permainan tom dan bass drum tebal Tama atau vokal Marshella yang menghantui,
Pengaruh ‘band asal’ tersebut mungkin hanya menyisakan riff-riff kasar Absar yang masih berada dalam spektrum sound The Slave. Walau, terdengar jelas bahwa pola riff The Slave coba ditinggalkan Absar dengan banyak memasukkan nuansa psikedelik yang lekat dengan instrumentasi ketimuran.
Nuansa tersebut menjadi sajian utama tiga interlude berjudul “Takana” yang terbagi menjadi tiga bagian di sepanjang album. Para pengusung Pariaman Blues ini menggunakan ketiganya menjadi penanda pergeseran nuansa dan tempo.
“Takana, Pt.1” menjadi pembuka atas karakter sound Mooner sebagai band rock Indonesia 70-an yang terjebak di lorong waktu. Mooner memainkan lick-lick gitar serta lirik sederhana diiringi sound kotor dan kering, terdengar akrab pula mudah dicerna. Sementara, “Takana, Pt.2” menandai perubahan tempo dan mood yang mengubah Mooner menjadi band rock padang pasir asal Palm Desert, kering dan ngebut. Interlude terakhir, “Takana, Pt.3” mengalihkan sound Mooner lebih dekat dengan psychedelic rock ala Comets On Fire medio Avatar (2006), nomor mid-tempo berat dan lambat, tetap jelas tak terkubur distorsi.
Di antara sound tersebut, faktor pembeda Tabiat dengan band sejenis adalah penggunaan instrumen Timur Tengah (gendang yang muncul di “Takana”), dan vokal terang Marshella yang menembus beratnya musik Mooner. Cerahnya vokal Marshella menjadi penyeimbang Tabiat secara keseluruhan tanpa harus banting setir ke nada-nada tinggi seperti band occult rock.
Mooner sanggup mempertahankan identitas mereka hingga Tabiat selama kurang lebih 40 menit. Nomor terbaik album ini, “Ternganga” hadir di urutan terakhir usai “Takana, Pt.3”. Lagu pamungkas bertempo sedang ini menampilkan riff psikedelik berat dan mengawang, diiringi gendang dan diakhiri seruling. Tabiat adalah debut mengesankan wajah lama dengan baju baru. Mooner tampak siap menjadi hidangan baru nan sedap di kancah rock Indonesia.
Please choose one of our links :