Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Arief Blingsatan: Sensasi Bermusik Sebagai Pemain Bass Sekaligus Vokalis

Author : Admin Music

Article Date : 25/12/2021

Article Category : Noize

Setiap personel memberikan peran penting dalam berbagai formasi band. Namun, tidak banyak musisi memilih peran sebagai pemain bass sekaligus vokalis. Dari sekian banyak musisi, sekalipun juga banyak mereka yang memilih menjadi seorang gitaris dan menjadi vokalis, kali ini saya akan menelusuri bagaimana posisi menjadi pemain bass sekaligus vokalis, terutama di genre musik keras.

Salah satu alasan yang membuat banyak posisi ini dipilih karena sisi keunikan dan kesan keren yang muncul, yang ditunjukan oleh musisi-musisi legendaris pendahulu yang menginspirasi. Beberapa di antaranya adalah musisi seperti mendiang Lemmy Kilmister yang pernah menjadi vokalis, pemain bass, dan menjadi motor bagi Motorhead. Sting pun pernah di posisi serupa, demikian halnya dengan Paul McCartney dari The Beatles, Mark Hoppus dari Blink-182, John Entwistle dari The Who, Geddy Lee dari Rush, dan masih banyak lagi. 

Sementara itu, daya tarik lain dari posisi menjadi pemain bass sekaligus jadi vokalis ini adalah kesulitan yang menjadi suatu tantangan tersendiri. Sebab, menjadi pemain bass sekaligus vokalis adalah suatu yang menantang.

Dari kebanyakan musisi, secara psikologis, pemain bass rata-rata adalah pribadi yang terkesan introvert, terlihat lebih "cool" atau pendiam. Tetapi dalam posisi seperti ini, seorang pemain bass harus bisa berperan menjadi vokalis yang cenderung berlawanan dari karakter pemain bass pada umumnya, harus cenderung aktif dan komunikatif. Hal inilah yang tidak mudah dilakukan jika kita menjadi seorang pemain bass sekaligus vokalis sehingga membuat posisi ini punya nilai eksentrik dan sensasional tersendiri.

Secara teknis, kendala yang kebanyakan dialami personel "double position" untuk bass dan vokal ini adalah kehilangan konsentrasi ketika ada gangguan human error yang menurut saya cukup manusiawi dari lupa lirik dan chord, lepas tempo karena emosional terbawa suasana, atau tergiring oleh beat drum yang keluar tempo hingga kendala monitor yang tak terdengar menjadi hal yang biasa terjadi.

Sebagai vokalis ada dua peran yang disandang yaitu main vocalist, yaitu vokalis utama yang banyak mengambil part di sebuah lagu; dan satu lagi adalah lead vocalist yaitu vokalis yang bertugas mengambil beberapa part khusus di sebuah lagu, termasuk suara dua dari vokal utama. Terkadang ada juga peran khusus mengambil part yang sulit seperti high notes yang tidak bisa dijangkau vokalis utama. 

Selain olah vokal, seorang vokalis harus bisa menguasai panggung dengan berbagai aksi dan blocking panggung. Selain itu, vokalis harus mampu melakukan hal-hal yang persuasif terhadap audiens untuk membawa pertunjukan agar lebih hidup. Sementara sebagai pemain bass adalah kunci dinamika musik. Seorang pemain bass harus menyelaraskan permainannya dengan permainan drum yang membentuk ritme dengan tempo yang stabil sebagai panduan instrumen lain untuk memainkan nada-nadanya.

Dari tugas dan fungsi personel band yang telah disebutkan secara singkat tersebut, menjadi pemain bass merangkap vokalis adalah hal yang cukup kompleks untuk diterapkan. Tetapi hal ini tentu akan menjadi mudah bagi orang yang senang di posisi ini, apalagi jika sudah terbiasa.

Komposisi ini biasanya juga dipakai untuk band-band dengan formasi trio. Formasi ini cukup ideal untuk band yang terdiri dari bass-vokal, gitar-vokal, dan drum untuk yang poinnya adalah untuk memberikan kesan eksentrik dan minimalis. Hal ini bisa dilihat dari beberapa band seperti Blink-182, Endank Soekamti, NTRL, Alkaline Trio, dan lain lain. Bahkan ada juga yang memilih formasi duo seperti Royal Blood dan Twenty One Pilots.

Selain itu, pemilihan sound dan equipment juga menjadi ciri khas tersendiri. Bagi sang vokalis dan juga pemain bass, karakter suara dan penampilan memberikan identitas yang akan memberikan kesan yang kuat dan mudah lekat dalam benak pendengar musiknya. Sebagai pendengar musik, kita pun bisa menilik bagaimana kecenderungan mereka menggunakan alat dan bagaimana cara bermainnya.

Lebih jauh, ketika mengerucut ke ranah musik keras, sekurang-kurangnya ada 20 bassist-vocalist ter-”gokil" versi saya, baik yang bermain di posisi "main vocal" maupun "lead vocal," simak daftar berikut:

  1. Lemmy Kilmister - Motorhead
  2. Roger lima - Last Than Jake
  3. Chris Barker - Anti-Flag
  4. Tom Araya - Slayer
  5. Tom Angelripper - Sodom
  6. Glen Benton - Deicide
  7. Fat Mike - NOFX
  8. Rob Doran - Alkaline Trio
  9. John Cale - Velvet Underground
  10. John Entwistle - The Who
  11. Mark Hoppus - Blink-182
  12. Kim Gordon - Sonic Youth
  13. Mike Herrera - MXPX
  14. Dusty Hill - ZZ Top
  15. Glen Hughes - Deep Purple
  16. Erix - Endank Soekamti
  17. Mike Kerr - Royal Blood
  18. Bagus - NTRL
  19. Troy Sander - Mastodon
  20. Evan Seinfeld - Biohazard
  21. Gene Simmons - KISS

Setiap musisi punya caranya sendiri dalam memainkan musiknya. Maka, bermainlah musik dengan bebas, bermusiklah dengan cerdas. Semoga tulisan ini bisa menjadi wawasan ringan yang menghibur.

Image source: Shutterstock

PERSONAL ARTICLE

ARTICLE TERKINI

Tags:

#arief blingsatan #pemain bass #vokalis

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Noize

Rudolf Dethu: Muda, Bali, Bernyali

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Perilaku Individu Musik Indonesia di Era ‘Baby Boomers’ dan ‘Gen X’

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Yulio Piston: Tentang Menjadi Pengkritik Musik

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Sudah Saatnyakah Indonesia Punya Rock ‘n Roll Hall of Fame?

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Acum Bangkutaman: Mencari Band Buruk yang Berpengaruh

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Berkeliling Eropa Bersama Morgensoll dalam Eternal Tour 2023

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Pentingnya Paham Soal Hukum dalam Industri Musik

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Musisi Bertopeng dan Budaya Asalnya

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Menebak-nebak Masa Depan Vinyl Indonesia

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Catatan Perjalanan: EHG Forever, Forever EHG!

Read to Get 5 Point
image arrow
1 /