BLOODMOON alias Dougy Mandagi dari band The Temper Trap asal Melbourne, Australia merilis single barunya, All In Place, pada 11 Juni 2022 yang lalu. Musisi kelahiran Indonesia ini merilis singlenya bersama dengan kolaborator sekaligus teman dekatnya, Bearcubs. All in Place dirilis via Eat Your Own Ears Recording, label musik baru asal Inggris yang bekerja sama juga dengan Future Classic dan Liberation Records.
Mengenai single terbarunya, BLOODMOON menceritakan bahwa singlenya ini terinspirasi dari warisan Bali dari dalam dirinya dan perjalanannya dalam mencari identitas kreatif.
All In Place menjadi kombinasi vokal BLOODMOON yang tajam namun tetap berciri khas dengan produksi musik sederhana milik Jack Ritchie atau Bearcrubs. Karya musik terbaru milik mereka ini adalah sebuah gambaran yang rapi dengan nuansa dari lanskap elektronik kota tempat tinggal mereka, Berlin.
Senada dengan penuturan BLOODMOON, di dalam lagu ini pula terdapat pula akar Bali dari BLOODMOON, dimana terdapat lirik di dalam lagunya yang membicarakan tentang perjalanan pencarian diri dan keteguhan untuk menerima dan berani mengambil transisi baik dalam kehidupan musik maupun pribadi yang dialami BLOODMOON sebagai Dougy.
Sebelumnya, BLOODMOON cukup viral dengan single Disarm yang pertama kali muncul menjadi soundtrack FIFA 2022 di awal tahun 2022 dan menarik banyak penggemar bagi lagu ini selama berbulan-bulan sejak perilisannya. Bahkan, Disarm sudah di-streaming lebih dari 1 juta kali dan mendapat dukungan dari banyak platform streaming musik dari radio, dan diputar di R1, R2, dan BBC 6Music.
Dougy sebelumnya memutuskan hiatus pada tahun 2016. Hal ini dilakukannya setelah sebelumnya The Temper Trap menjadi salah satu musisi internasional terbesar dari Australia di dekade ini, dengan 1 juta album yang sudah terjual di seluruh dunia, sertifikasi platinum di Amerika Serikat dan Inggris, nominasi BRITS, serta 2 album mereka yang menduduki peringkat nomor 1 di tangga lagu ARIA dan 4 penghargaan ARIA di dalam negeri.
Bocah Indonesia ini tumbuh besar di Amerika, dan menjadi remaja dengan aksen Amerika yang kental dan tumbuh di sebuah sekolah menengah di Bali. Kabar terbarunya, Dougy pindah dari London ke kota yang saat ini menjadi rumah baginya, Berlin, hingga muncullah BLOODMOON di sana. Setelah beragam pengalaman hidup yang ia jalani dan lewati, akhirnya Dougy mantap untuk memantapkan langkahnya di dunia musik elektronik.
Disarm jadi rilisan awalan BLOODMOON hadir di dunia musik dan disajikan bersama label yang merilis All In Place juga; Eat Your Own Ears Recording. BLOODMOON memproduseri langsung lagunya bersama Jono Ma, pendiri dari duo kreatif Jagwar Ma.
Dengan sentuhan ajaibnya, Jono Ma berhasil memberikan warna yang mendalam pada vokal Dougy yang intens dan menyentuh. Disarm jadi tanda awal era progresif dan eksperimental pada karir solo Dougy sebagai BLOODMOON.
Berbicara mengenai Bearcubs, merupakan proyek solo imersif dari musisi elektronik asal UK yang berbasis di Berlin, bernama Jack Ritchie. Sebelumnya, Bearcubs merilis 3 album dan 2 EP.
Musisi ini juga berhasil membuat kombinasi unik antara musik elektronik namun penuh emosional, dengan sentuhan future garage, musik house lo-fi dengan produksinya yang cukup teliti. Sudah banyak rilisan dari Bearcubs yang mendapat dukungan dari banyak nama besar seperti; Mixmag, The Fader, Dancing Astronaut, Clash, Flaunt, dan i-D. Dengan kata lain, Bearcubs adalah sosok musisi yang cukup mapan di skena musik elektronik internasional terutama di UK.
Image source: bolehmusic
Please choose one of our links :