Para pelaku seni, khususnya di bidang musik, seperti terpenjara oleh aturan yang disebut PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dalam dua tahun terakhir. Job manggung kosong, sejumlah event mati, walaupun masih ada beberapa event streaming yang tetap berjalan.
Nah, event streaming ini adalah salah satu cara para musisi membungkam peraturan yang berlaku. Walaupun ambience yang didapatkan sebagai musisi sangat jauh terasa dibandingkan jika kita manggung dan berinteraksi langsung dengan penonton. Selain event streaming, banyak teman-teman band kita yang melakukan hal-hal yang bias dilakukan tanpa harus melawan peraturan PPKM yang pemerintah terapkan. Masih banyak jalan menuju Roma, wkwkwkwk.
Selama pemberlakuan PPKM, banyak band yang telah merilis karya, baik itu single, album, bahkan merchandise. Mereka tidak ingin kreativitasnya hilang hanya karena aturan yang dinilai sangat memberatkan para musisi.
Merchandise adalah salah satu selling point penting sebuah band di masa PPKM ini. Dari pantauan gua (udah kaya pejabat belum gua bahasanya? Wkwkwkwk) AVHATH adalah satu band yang sangat berhasil meramu cara jualan merchandise mereka. Penjualan mereka terhitung dahsyat dalam sejarah perilisan merchandise lokal.
Masih tentang AVHATH, band ini pun berhasil menyabet piala salah satu nominasi dalam gelaran AMI AWARDS 2021. So, peraturan yang kita rasa memenjarakan kreativitas kita sebagai musisi sebenarnya bisa kita siasati. Berpikir, cuy, jangan cuma terima-terima saja peraturan yang membelenggu kita. Cari cara bagaimana kita menyiasatinya.
Di band gua sendiri, baik Kausa atau Superglad, anak-anak selalu berusaha tidak diam saja. Apa pun yang kita bisa lakukan harus kita lakukan. Kausa, di masa awal PPKM, bahkan merilis album kedua bertajuk UNA IN PERPETUUM. Cara kita berpromosi untuk album tersebut adalah dengan menekan terus posting-an di media sosial, rilis merchandise sesuai single yang dirilis, hingga merilis video klip yang menarik. membuat feed Instagram jangan dibiarkan kosong karena dari situlah kita menyampaikan apa yang Kausa lakukan saat itu.
Begitu juga di SUPERGLAD, gua sama anak-anak merilis single Satu berkolaborasi dengan beberapa musisi yang saat ini sedang naik daun. Itulah salah satu siasat kita buat mengingatkan anak-anak muda sekarang kalo Superglad masih ada. Setelah merilis Satu, SUPERGLAD juga merilis single-single yang meng-cover lagu-lagu hits dari band-band indie lokal yang diramu menjadi music SUPERGLAD. Siasat itu pun lumayan berhasil. Setelah PPKM melonggar, tawaran manggung buat kedua band gua itu lumayan mengalir. Alhamdulillah rejeki anak agak-agak sholeh, wkwkwkwkwkwk.
Dari teori “gembel” gua, yang gua perhatiin selama PPKM ini berlangsung, banyak band yang mati suri karena mereka memilih menunggu. Tapi banyak juga band yang tetap aktif dengan ide-ide liar mereka menyiasati aturan PPKM ini. Salah seorang music enthusiast yang patut kita apresiasi pergerakannya adalah Lord Kiki Aulia Ucup. Orang itu seperti tidak pernah kehabisan ide untuk terus muncul dan mengajak teman-teman musisi untuk terus bergerak, salut buatmu wahai Lord Ucup, wkwkwkwkwk.
Akhir kata, dalam tulisan ini, gua ingin mengajak teman-teman musisi untuk tidak pernah mengalah dengan keadaan. Pasti akan selalu ada jalan untuk kita menyebarkan karya kita meskipun peraturan yang berlaku menyulitkan kita.
Prediksi gua, jika sampai tahun depan kondisi tidak kembali normal seperti dulu, dipastikan akan banyak kejutan-kejutan cara baru dari para musisi dan pelaku event untuk tetap menghidupkan industri ini.
PERANG INI AKAN SULIT KAMI MENANGKAN, TAPI KAMI AKAN MENYULITKAN PERGERAKAN KALIAN! PANJANG UMUR KREATIVITAS …, PANJANG UMUR MUSIK INDONESIA!
Image Source: https://www.instagram.com/laki_luks/
Please choose one of our links :