Author :
Article Date : 02/05/2017
Article Category : Super Show
Di belahan bumi Oseania, Australia adalah tempatnya berbagai festival musik unggulan. Beberapa festival musik ternama seperti Big Day Out, Soundwave atau St. Jerome’s Laneway konsisten menarik penonton dalam skala besar.
Di mana pun ada festival musik besar yang digelar, tentu hadir juga festival yang tidak melupakan salah satu kredo terpenting pertunjukan musik; bahwa ukuran tidak berbanding lurus dengan kualitas. Bila berbicara dalam konteks Australia, maka tersebutlah nama Cherry Rock Festival sebagai festival penting yang tetap menjaga keintiman antara penampil dan penonton.
Cherry Rock Festival adalah gelaran musik rock yang diinisiasi oleh para punggawa Cherry Bar, yang berdiri sejak tahun 1999. Bar yang dimiliki oleh Jim Bourke, ‘Lazy’ Pete, dan James Young ini terletak di AC/DC Lane, Melbourne. Cherry Bar adalah rumah Cherry Rock Festival sejak pertama kalinya festival ini digelar pada tahun 2007. Kini, Cherry Rock Festival menampilkan dua panggung dan 13 band yang tampil bergantian.
Sejak gelaran Cherry Rock Festival perdana, festival ini dilangsungkan di sudut Cherry Bar dengan jumlah penonton di bawah ribuan dan diisi band serta penampil berkualitas tinggi. Contohnya adalah The Fearless Vampire Killers (2010), Died Pretty (2011), Eyehategod, Omar Rodriguez Lopez Group, Fu Manchu, Black Cobra (2012), Unida, Truckfighters (2013), Meat Puppets, Brant Bjork (2014), Red Fang, The Shrine (2015), Kadavar, Richie Ramone (2016), Brant Bjork and The Low Desert Punk Band dan Nashville Pussy (2017).
Cherry Rock Festival juga tidak asing dengan band-band asal Tanah Air seperti The Sigit (2016), serta Kelompok Penerbang Roket dan Mooner yang akan tampil di gelaran Cherry Rock ke-11 pada 7 Mei mendatang, dalam rangka Berita Angkasa Tour 2017 yang didukung program Super Invasion dari SuperMusic.ID.
Jajaran band-band rock tersebut sanggup menjadi penampil utama di Cherry Rock Festival lewat dedikasi dan konsistensi Cherry Bar dalam mempertahankan acara tahunan mereka. James Young, salah satu pemilik Cherry Bar, menyatakan pada Sydney Morning Herald pada Mei 2014 bahwa ia tak ingin Cherry Rock Festival hanya menampilkan band-band besar yang akan laris menjual tiket.
“Saya ingin menjalankan festival musik kami dengan sungguh-sungguh. Saya rela berkorban demi band-band yang saya undang. Saya mengejar band-band yang saya sukai dan berharap ada 600 atau 800 orang yang sama-sama menyukai mereka, atau mereka yang, setidaknya, cukup percaya pada selera saya dan memutuskan untuk datang,” papar Young.
Dalam wawancara dengan Tone Deaf pada April 2016, Young mengaku tujuan utama digelarnya Cherry Rock Festival adalah menampilkan raksasa rock AC/DC di Cherry Bar, yang berlokasi di AC/DC Lane. Young bahkan berkata ia akan terus mengejar AC/DC hingga mereka tampil di Cherry Rock Festival.
“Sampai hari itu tiba, kami akan terus menggelar satu-satunya festival rock n’ roll jalanan di Australia. Tak ada kata selesai,” ucap Young.
Walau terbilang minimalis dalam skala penonton, Young menganggap justru inilah salah satu keunggulan Cherry Rock Festival. Konsistensi mereka selama 11 tahun menggelar festival musik yang menampilkan band-band dengan sound spesifik dan penggemar yang dedikatif pun cukup mengherankan. Young sendiri tak tahu apa faktor utama yang bisa membuat Cherry Rock Festival bisa bertahan begitu lama walau sempat diprotes penghuni apartemen sekitar di tahun 2014.
“Murni keberuntungan atau strategi jenius, saya tak tahu yang mana. Saya rasa, kami tidak sengaja bertahan lewat model festival, jumlah penonton berkapasitas sedang, harga tiket yang terjangkau, tempat yang unik dan komitmen untuk hanya menghadirkan band-band hard rock yang kami cintai,” jelas Young.
Please choose one of our links :