Author :
Article Date : 04/12/2016
Article Category : Super Buzz
Deadsquad - Tyranation
(8/10)
Dibuka dengan "Enter the Wall of Tyranation - Jancuk", album Tyranation terasa sakral. Mantra dari Sudjiwo Tedjo mampu membangun suasana khidmat, seolah ritual penting akan segera dimulai.
Deadsquad - salah satu kelompok death metal terbaik saat ini - meracik album ke-tiga itu dengan megah. Melibatkan sejumlah musisi tamu yang representatif dari bidangnya masing-masing. Mulai dari gitaris Dewa Budjana, Andra Ramadhan, juga sound engineer terhormat Stephan Santoso.
Masih memegang teguh tradisi death metal, Deadsquad bermain gegas dan tepat. Juga judul-judul lagu yang tidak jauh dari kematian, kehancuran, juga sinis terhadap penghamba kekuasaan. Simak judul “Lahir Mata Satir,” “Labirin Epidemi,” “Demi Logam Mulia,” dan “Menyangkal Sangkakala.”
Salah satu sisi menarik dari Tyranation, adalah pada track "Apocalypse for Sale". Di tengah deru musik yang cepat, tiba-tiba muncul solo gitar jazz dari Dewa Budjana. Ini bukan pengalaman pertama Deadsquad berkolaborasi dengan gitaris jazz, dalam album Profanatik di track "Natural Born Nocturnal" mereka menggandeng Yopie Item.
Andra Ramadhan, gitaris Dewa dan Andra & The Backbone, didaulat memimpin divisi gitar di track “Menyangkal Sangkakala.”
Tyranation juga masih memperdengarkan permainan gitar Coki Bollemeyer di track “Tyranation,” dan “The Comfort of Retardation.” Seperti diketahui, Coki memutuskan hengkang di tengah pembuatan album Tyranation.
Kosongnya Coki membuat Deadsquad harus menambal divisi gitar dengan melibatkan Karisk. Permainan gitar Karis dapat didengar di track “Lahir Mata Satir,” “The Comfort of Retardation,” “Labirin Epidemi,” “Pragmatis Sintetis,” dan “Demi Logam Mulia.”
Harus diakui, sisi menarik Tyranation ada pada segi produksi. Deadsquad seperti membuat benchmark baru bahwa pembuatan album musik underground wajib dilakukan secara maksimal. Bahkan, mungkin dari biaya produksi tidak kalah dari band-band besar lain yang lebih tampak di permukaan (baca: televisi dan radio).
Seperti penamaan album sebelumnya, Deadsquad dikenal kerap memunculkan istilah baru lewat penggabungan kata. Secara harfiah, tidak ada terjemahan dari “Tyranation.” Namun, kata itu cukup dekat dengan kata “Tyranny” atau dalam bahasa Indonesia berarti “Tirani.”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Tirani” bermakna kekuasaan yang digunakan sewenang-wenang. Jika Deadsquad memang mengusung tema itu, maka itu adalah pilihan yang cerdas. Tyranation menjadi pembuktian bahwa kegelisahan Deadsquad dalam jubah death metal menyorot persoalan lebih luas dan penting, yaitu tirani yang membunuh. Tirani yang membuat “Labirin Epidemi,” juga tirani yang menimbulkan “Pragmatis Sintetis.”
Bisa dimaknai, tirani adalah kematian sesungguhnya dari sebuah peradaban. Tirani yang menimbulkan “infinite anxiety.”
Tyranation merupakan album penting dalam perjalanan Deadsquad. Mereka mampu melewati pergolakan ditinggal personel dengan adaptasi secara cepat tanpa mengesampingkan proyek penting semacam pembuatan album. Bahkan, Tyranation menjadi jembatan bagi Deadsquad mengeruk pasar yang lebih luas.
Baca Juga : The SIGIT Konser Tunggal Mythical Men Ensemble
Deadsquad memperkenalkan materi Tyranation dalam tur Jepang yang dilakukan akhir Oktober hingga awal November lalu.
Album Tyranation ditutup dengan vokal Sudjiwo Tedjo dalam track "Hymn of Infinite Anxiety". Ini adalah judul yang tepat bagi mereka yang hidup dalam tirani. Perayaan bahwa masuk ke tembok tirani sama dengan menembus lubang hitam yang menyesatkan.
Please choose one of our links :