Desa Taro yang berada di Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Provinsi Bali memang nggak sepopuler tetangganya, Ubud dan Kintamani. Meskipun begitu, pesona yang dimiliki desa wisata yang satu ini juga nggak kalah menakjubkan lho, Superfriends.
Yup, sekilas namanya memang terdengar sangat mirip sebuah rasa talas ungu yang lagi nge-hits belakangan ini. Tapi bukan itu Superfriends, desa yang terletak di Kabupaten Gianyar ini punya suasana alam yang masih sangat asri.
Biar makin tahu, mending simak lengkap ulasan tentang Desa Taro, hidden gem yang jadi bukti kekayaan budaya Pulau Bali berikut ini!
Sekilas Tentang Sejarah Desa Taro
Image source: taro.desa.id
Berdasarkan Markandya Purana, sejarah Desa Taro berasal dari perjalanan Rsi Markandya ke Bali. Diceritakan, setelah dari Gunung Raung di Jawa Timur, Rsi Markandya melanjutkan perjalanan ke tanah Bali karena melihat suatu sinar di arah timur saat ia berada di atas Gunung Raung.
Kemudian, ia sampai di Gunung Agung (Gunung Toh Langkir). Ia menanam Panca Datu (lima jenis logam) yang dibawa dari Gunung Raung. Dari Gunung Agung, ia melanjutkan perjalanan hingga ke areal Desa Taro saat ini.
Baca juga : 3 Lokasi Bali Bike Tour dengan Pemandangan Indah dan Harga Terjangkau
Di tempat itu, ia beserta pengikutnya mendirikan tempat tinggal. Di area itu kemudian diberi nama Sarwa Ada yang berarti serba ada atau semua ada di tempat itu. Lama kelamaan nama Sarwa Ada berubah menjadi Desa Taro hingga saat ini. Desa Taro sebagai desa tua di Bali sering disebut sebagai 'pusering jagat', pusatnya jagat Bali.
Punya Konservasi Lembu Putih yang Sangat Langka
Image source: taro.desa.id
Lembu Putih atau yang lebih dikenal dengan sebutan Nandini adalah hewan yang disucikan dan dihormati di Desa Taro. Dalam Hindhu, Nandini disimbolkan sebagai kendaraan Dewa Siwa, dewa yang memiliki fungsi sebagai pelebur, Superfriends.
Sebagai penghormatan, Lembu Putih ini disebut dengan nama Ida Bagus untuk lembu jantan, dan Siluh untuk betina. Lembu Putih ini juga diyakini memiliki kekuatan untuk menyembuhkan seseorang dari sakit, baik sakit medis maupun non-medis.
Desa Taro membuat taman konservasi untuk melestarikan Lembu Putih. Taman ini dikelola oleh Yayasan Lembu Putih di bawah naungan Desa Taro Kaja. Yayasan ini berhasil mendapatkan penghargaan Kalpataru pada tahun 2018 untuk kategori penyelamat lingkungan, lho.
Pantangan di Taman Konservasi Lembu Putih
Image source: taro.desa.id
Saat masuk ke taman ini pengunjung akan disapa oleh sebuah patung Dewa Siwa menunggangi Nandini. Di taman ini pengunjung bisa melihat dari dekat Lembu Putih baik yang dikandangkan maupun yang digembalakan.
Saat mengunjungi taman ini, ada pantangan yang wajib diperhatikan. Salah satunya adalah tidak berkata kasar kepada Lembu Putih yang ada di sini. Penduduk setempat meyakini, kalau ada yang melanggar pantangan tersebut hal yang kurang baik pasti bakal menimpa si pelaku.
Terlepas dari kepercayaan masing-masing pribadi, sebaiknya hormati keyakinan warga setempat ya, Superfriends!
Jumpa Kunang-kunang di The Fire Flies Garden
Tahu kunang-kunang, kan? Serangga ini sudah sangat susah ditemukan saat ini, terutama di daerah perkotaan. Di Desa Taro, tepatnya di Banjar Kaja tak jauh dari Pura Gunung Raung terdapat obyek wisata yang cukup unik yang diberi nama The Fire Flies Garden.
Baca juga : Destinasi Unik dan Menarik yang Wajib Dicoba Saat Traveling ke Bali
Obyek wisata ini merupakan tempat penangkaran kunang-kunang. Kumpulan serangga dengan cahaya ini akan terlihat sangat indah di malam hari. Karena hanya bisa melihat keindahan serangga ini di malam hari, maka pihak pengelola membuatkan spot-spot di areal penangkaran.
Pengunjung yang berkunjung pada siang hari bisa berswa foto di spot-spot tersebut dan menikmati kuliner di resto yang ada di taman tersebut. Pemandangan di sekeliling obyek wisata ini masih sangat asri, dikelilingi persawahan dan lembah.
PERSONAL ARTICLE
ARTICLE TERKINI
Source:https://www.idntimes.com/travel/destination/ari-budiadnyana/desa-taro-c1c2/5
Please choose one of our links :