Author :
Article Date : 24/01/2021
Article Category : Super Buzz
Siapa yang tidak kenal dengan Erix Soekamti? Kepala suku di dalam grup band punk rock asal Yogyakarta, Endank Soekamti ini memang dikenal aktif dan punya semangat tinggi dalam berkreasi. Semangat kreasi yang dimiliki oleh Erix Soekamti ini tidak hanya hadir di bidang musik saja. Dirinya pun cukup punya peran besar dalam memajukan potensi yang dimiliki anak bangsa melalui aspek akademis. Mulai serius di tahun 2015, Erix Soekamti mendirikan sekolah vokasi non formal untuk para animator dengan nama Does University.
Sebelum mendirikan Does University, Erix Soekamti memang lebih dulu memiliki ketertarikan di bidang visual, terutama animasi serta pembuatan film. Erix Soekamti yang tadinya fokus di bidang musik, mulai menggeluti dunia visual secara perlahan. Hal ini berawal di tahun 2012, setelah Erix Soekamti mendirikan Euphoria Audio Visual.
Lama kelamaan dirinya pun merasa adanya perubahan dan improvement dalam keahlian yang dimilikinya. Dari situ Erix Soekamti paham, dengan adanya niat yang kuat, usaha yang tekun, serta akses dan sarana pendidikan yang memadai, setiap orang bisa jadi apa yang mereka inginkan. Atas dasar pandangan dan pemahaman tersebut akhirnya Erix Soekamti meluncurkan Does University bagi siapa pun yang tertarik di dunia animasi dan visual agar bisa belajar dan mempergunakan keahliannya dalam industri kreatif yang terus berkembang.
Untuk angkatan pertamanya, Erix Soekamti hanya meloloskan 10 orang untuk bisa mengikuti pembelajaran di Does University dengan fokus animasi, compositor, dan 3D modeller. 10 siswa yang diterima di Does University ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Balikpapan, Bali, dan lain-lain. Selain itu, para siswa ini perlu mengikuti proses karantina selama 6 bulan, layaknya sebuah sekolah dengan asrama. Karantina tersebut diharapkan agar setiap siswa mampu mengikuti pelajaran dan mengasah keahlian yang dimilikinya secara intensif. Selain itu, karantina ini juga jadi ajang tempat para siswa mengenal satu sama lain untuk saling berkolaborasi serta berkontribusi dalam meningkatkan proses bekerja atau menemukan teknik baru di dalam membuat karya animasi. Salah satu pengajar yang ikut terlibat dalam Does University adalah Doni, yang merupakan animator untuk serial Adit, Sopo, Jarwo.
Selanjutnya, setelah lulus dari Does University, 10 siswa yang telah dikarantina selama 6 bulan tersebut diwajibkan untuk mengabdi kepada Does University selama 6 bulan lagi. Pengabdian tersebut hadir dalam bentuk tenaga pengajar. 10 siswa dari angkatan pertama itu diangkat menjadi tenaga pengajar untuk 100 siswa baru Does University untuk angkatan kedua. Proses seleksi yang ketat juga dilakukan oleh Does University untuk para murid-muridnya. Hal ini diperlukan sekaligus melihat karakter serta berapa besar keinginan dari para calon siswa yang mendaftar. Mengingat bahwa Does University tidak memungut biaya sama sekali kepada para siswanya, sehingga keseriusan siswa dalam mendapatkan pendidikan dan mengasah kemampuannya secara pribadi merupakan keutamaan yang jadi pedoman dalam proses seleksi.
Selain fokus di bidang animasi, compositor, dan 3D modeller, Erix Soekamti juga ingin Does University jadi wadah yang bagi para siswanya untuk dapat selalu berpikir dan berkarya secara kreatif, sehingga dapat menghasilkan karya yang berkualitas serta mendunia. Erix Soekamti juga berharap agar para siswa yang tergabung di dalam Does University mampu memberikan dampak positif terhadap komunitas, lingkungan, serta industri sekitar melalui kreativitas masing-masing siswa. Untuk kurikulum pendidikannya sendiri, Erix Soekamti memilih untuk membuat kurikulum atau silabus dalam siklus satu tahun. Hal tersebut dilakukan agar kurikulum pembelajaran bisa terus berkembang mengikuti lingkungan serta industri kreatif yang sedang berjalan hingga saat ini. Jadi para siswa pun tidak merasa tertinggal ketika mereka masuk ke industri yang lebih luas untuk mengembangkan kariernya.
Untuk pembiayaannya sendiri, Erix Soekamti mengalokasikan dana penjualan merchandise Does untuk keperluan biaya dari sekolah non formal yang didirikannya tersebut. Erix Soekamti juga melibatkan beberapa siswa dari Does University untuk ikut andil dalam merancang lini merchandise yang akan dijual. Selain itu, Erix Soekamti juga melakukan kolaborasi dengan banyak pengrajin di Yogyakarta, mulai dari pengrajin cincin perak, tas, topi, dan masih banyak lainnya dalam membuat merchandise Does University. Kolaborasi ini juga dilakukan oleh Erix Soekamti demi meningkatkan roda ekonomi UMKM, terutama yang berada di kawasan Yogyakarta dan sekitarnya.
Erix Soekamti juga menggunakan platform media sosialnya, seperti Instagram dan Youtube untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap kehadiran Does University. Erix Soekamti kerap kali mengabarkan kisah tentang kehidupan yang dilakukan oleh para siswa selama melakukan karantina di Does University melalui vlog yang dibuat oleh vokalis dan pemain bass di dalam tubuh Endank Soekamti tersebut. Di tahun 2017, Does University juga pernah mendapatkan bantuan dari salah satu perusahaan telekomunikasi milik pemerintah Indonesia berkat usaha Erix Soekamti untuk berbagi ilmu kepada siapa pun tanpa memandang latar belakang para siswanya.
Untuk selanjutnya, Erix Soekamti juga ingin mengembangkan Does University sebagai sekolah minat bakat bebas biaya untuk dapat menjadi ruang yang lebih inklusif. Oleh karena itu, Erix Soekamti sudah memiliki rencana agar nantinya Does University juga bisa menjadi tempat bagi penyandang difabel untuk menggali minat bakat mereka di industri kreatif. Selain itu, Erix Soekamti juga memiliki rencana untuk membuka Does University di Bandung dengan fokus memberikan akses pendidikan bagi para teman-teman difabel.
Please choose one of our links :