Author :
Article Date : 29/04/2018
Article Category : Super Buzz
Di pembuka dekade 70-an, nama Led Zeppelin meroket di belantara rock. Tak ayal kemunculan mereka di kala itu dianggap cocok untuk mengimami kancah rock di garda terdepan jagat musik. Meski karier mereka tergolong singkat, hanya bertahan selama 12 tahun, tetapi hal itu ternyata cukup untuk mengukuhkan diri band asal Inggris tersebut sebagai juru selamat rock. Tak berlebihan rasanya menyematkan Led Zeppelin menjadi salah satu band terbaik di seantero planet.
Maju ke beberapa dekade kemudian, kancah rock sempat dilanda krisis internal. Kekuatan rock perlahan mulai meredup. Sejumlah band rock telah ‘menjual’ sisi idealisme mereka kepada sebuah ketenaran. Lalu bagaimana dengan nasib rock di tengah-tengah carut marutnya belantika? Tentu besar harapan pencinta rock pada regenerasi. Di dalam benak fans rock, mungkin sempat terbesit pertanyaan klise. “Apa ada lagi band rock seperti Led Zeppelin?”.
Setahun ke belakang, tanda-tanda perpindahan obor estafet mulai terasa. Sekumpulan remaja tanggung membentuk aliansi berbahaya bernama Greta Van Fleet. Jika diperhatikan secara seksama, Greta Van Fleet kembali mengingatkan pada era-era kejayaan Led Zeppelin di sepanjang era 70-an. Riff-riff mereka terdengar sama dengan yang Jimmy Page mainkan. Dan yang paling kentara adalah teknik vokal yang menyerupai sang vokalis legendaris, Robert Plant
Greta Van Fleet terbentuk pada 2012, di Michigan, AS. Mereka dihuni oleh trio bersaudara Josh Kiszka (vokal, 22 tahun), Jake Kiszka (gitar, 22 tahun), dan Sam Kiszka (bass, 19 tahun), serta drummer Danny Wagner (19 tahun). Greta Van Fleet mengusung hard rock dan blues yang kental nuansa 70-an. Meski masih tergolong hijau di lanskap rock, mereka tak bisa dipandang sebelah mata. Bakat alami dalam bermusik Kiszka bersaudara ini bisa dibilang luar biasa untuk remaja seumuran mereka.
Sejauh ini, Greta Van Fleet telah menelurkan dua album mini, yakni Black Smoke Rising (2017) dan From the Fires (2017). Tiga single andalan mereka, “Highway Tunes”, “Black Smoke Rising”, dan “Safari Song” sempat rajin nangkring memuncaki tangga lagu musik rock di Billboard dan berbagai radio Amerika. Bahkan hebatnya lagi Greta Van Fleet sempat diganjar perhargaan untuk kategori ‘Best New Artist’ oleh Loudwire Music Award di tahun 2017.
Kemunculan Greta Van Fleet selayaknya oase ditengah-tengah gurun pasir yang tandus nan panas. Mereka membawakan kembali spirit hard rock dan blues klasik yang telah lama tenggelam di era musik milenial seperti sekarang ini. Hal yang dilakukan Greta Van Fleet tentu menjadi sebuah tamparan keras bagi aneka ragam musik milenial.
Kehebatan Josh Kiszka dkk bahkan telah diakui oleh Robert Plant sendiri. Plant menyebut Greta Van Fleet sebagai “Led Zeppelin I”.
“Ada sebuah band di Detroit bernama Greta Van Fleet, mereka adalah Led Zeppelin I. Penyanyi cilik yang mengagumkan. Aku benci dia,” kelakar Plant lewat wawancara dengan Channel Ten Australia.
Perjalanan Greta Van Fleet di jagat musik masihlah panjang. Bukan hal yang tak mungkin jika nantinya Kiszka bersaudara akan mengembalikan kejayaan rock yang sejatinya mulai pudar. Tak mengherankan juga kalangan penggemar musik hard rock/blues klasik langsung jatuh hati dengan musik yang mereka mainkan hanya dengan sekali dengar. Tak berlebihan jika menyebut Greta Van Fleet merupakan titisan dari band rock legendaris sekaliber Led Zeppelin.
Please choose one of our links :