Selepas tugasnya usai di dalam tubuh Deadsquad, Daniel Mardhany kini sibuk mengisi posisi vokalis untuk Bonga-Bonga dan juga Darksovls. Namun, Daniel Mardhany tampaknya masih belum mau berhenti untuk melakukan eksplorasi terhadap musiknya. Hal tersebut dibuktikan oleh kembalinya aktif Bisinggama. Bagi penggemar Daniel Mardhany, Bisinggama memang bukanlah entitas baru yang dikenalkan oleh sang musisi.
Entitas bernama Bisinggama dari Daniel Mardhany ini pertama kali diperkenalkan oleh sang musisi sejak tahun 2017 silam. Selama kurang lebih 5 tahun sejak lahirnya Bisinggama, proyek solo dari Daniel Mardhany ini sudah berhasil merilis 1 album penuh, 1 split album l, 1 kompilasi, dan sejumlah single lepas. Di penghujung tahun 2021 lalu, Bisinggama pun kembali memperkenalkan sebuah album baru di bawah naungan Disaster Records.
Album baru Bisinggama yang diberi tajuk Volume 4: Logical Mystery Trip merupakan fase album keempat dari 8 album yang telah Bisinggama rencanakan. Pada fase keempat ini, Bisinggama banyak memasukkan elemen dari turunan berbagai musik elektronik seperti EBM, techno, industrial, dub, serta triphop yang dilebur menyatu dengan elemen shoegaze, indie rock, drone, dan noise. Basic sound fuzz, distorsi, dan modulasi menjadi benang merah setiap album Bisinggama.
Bagi kalian yang sudah mendengarkan karya-karya Bisinggama sebelumnya, tentu kalian memahami bahwa proyek solo Daniel Mardhany ini tidak membatasi potensi dengan mengusung satu genre saja. Setiap rilisan dari Bisinggama selalu menyajikan sebuah benang merah. Secara urutan, volume album Bisinggama dibiarkan tak berurutan layaknya film Star Wars. Konsep tersebut dilakukan oleh Daniel Mardhany karena faktor keterbatasan teknis, waktu, dan mood penggarapan materi.
Untuk proses penulisan lagunya sendiri, Daniel Mardhany tidak secara khusus memberikan batasan waktu secara linier. Diakui oleh Daniel Mardhany apa yang terjadi pada Bisinggama dilakukan tanpa kesengajaan. Bahkan untuk urusan pemilihan nadanya sendiri. Nada disonan yang lahir tanpa kesengajaan dianalogikan seperti kutukan natural dari sebuah keterbatasan. Nada dan ketidak sengajaan tersebut terus diulang sehingga menjadi kata kunci untuk semua materi Bisinggama, entah di masa depan, masa lalu, atau hari ini. Semi tuna nada dan semi buta tempo bukan halangan yang membebani Daniel Mardhany untuk terus berkarya di bawah nama Bisinggama. Semua yang dilakukan berdasarkan passion, feeling, dan soul dalam setiap proses kreatif untuk Bisinggama.
Alur dan lagu-lagu di album Volume 4: Logical Mystery Trip dari Bisinggama ini dipengaruhi oleh album-album yang Daniel Mardhany anggap esensial dan masih sering didengarkan. Karya Bisinggama diakui cukup terpengaruhi dari album seperti Another Green World dari Brian Eno, Xtrmntr karya Primal Scream, album self titled milik Koil, NEU! 2, Downward Spiral dari Nine Inch Nails, Ciccone Youth, No Protection milik Massive Attack, Chemical Brothers dengan album Surrender, MBV dari My Bloody Valentina, hingga The Cure dengan Disintegration-nya.
Meskipun begitu, Daniel Mardhany seakan membuat disclaimer agar para penikmat musik Bisinggama tidak terlalu ber harap kualitas sound album ini sama dengan album-album yang menjadi referensinya. Album-album tersebut dipilih sebagai pondasi oleh Daniel Mardhany dalam menggarap Vol. 4 dari Bisinggama.
Mood yang dibangun dari setiap lagu pun beragam seperti apa yang sedang Daniel Mardhany dengarkan. Pun aransemen lagunya, heterogen. Ada lagu yang mudah dicerna, ada pula yang harus didengar berkali-kali sampai esensi dan sensasinya dapat dinikmati. Dengan album ini, Daniel Mardhany mengajak pendengar untuk turut serta dalam perjalanan sonikal nan kontemplatif. Huru-hara di indra pendengaran jadi salah satu dari sederet destinasi yang ingin dicapai Daniel dalam perjalanan musikalnya melalui karyanya di Bisinggama sebagai kendaraan.
Image courtesy of Daniel Mardhany
Please choose one of our links :