Transisi gaya bermusik secara signifikan merupakan hal yang jarang dilakukan oleh banyak musisi. Namun, Willow Smith, putri dari aktor Will Smith mengambil risiko untuk beralih dari genre hip hop menuju pop punk di tahun 2021 ini. Hal tersebut dibuktikan oleh rilisnya lagu berjudul Transparent Soul pada bulan April lalu hasil kolaborasi dengan Travis Barker. Selain itu, Willow Smith juga mengganti nama panggungnya menjadi Willow dalam menginformasikan identitas baru bermusiknya.
Kali ini di pertengahan tahun 2021, Willow kembali memperkenalkan sebuah single cadas lainnya berjudul Lipstick. Single ini merupakan single kedua yang dirilis oleh Willow dalam menyambut album kelimanya sejak berkarier sebagai musisi profesional. Album kelima Willow yang dirilis pada 16 July kemarin berjudul Lately I Feel Everything. Selain dianggap sebagai sebuah pembuktian akan keseriusan Willow bermusik di payung besar rock, putri dari Will Smith tersebut menjadikan album ini sebagai wadah eksplorasi baru dalam perjalanan kariernya. Willow meyakini bahwa dalam bermusik, aspek bersenang-senang merupakan hal utama yang perlu dijaga.
Selain Travis Barker sebagai sosok yang cukup merepresentasikan genre pop punk, Willow juga mengajak satu nama ikonis lainnya untuk berkolaborasi dalam album kelimanya. Musisi tersebut adalah Avril Lavigne. Willow menganggap bahwa Avril Lavigne merupakan sosok ratu di genre pop punk dan kehadirannya dalam album kelimanya ini akan menambah warna tersendiri untuk bersanding dengan gaya musik Willow yang dinamis. Willow mengakui bahwa dirinya sangat mengidolakan sosok Avril Lavigne sejak remaja dan untuk bisa bekerja sama dengan sang ratu pop punk masih jadi sebuah pengalaman yang tidak terlupakan.
Willow juga menyatakan bahwa pergerakan musik secara dinamis yang dilakukannya ini tidak akan berhenti di pop punk saja. Willow mengakui bahwa dirinya cukup senang dengan musik metal dan berencana untuk membuat karya atau album untuk mengutarakan kecintaannya terhadap musik metal di masa yang akan datang. Namun untuk saat ini, Willow masih ingin bereksperimen dengan apa yang dirinya dapatkan dari pop punk.
Dalam album kelimanya, Willow ingin mengungkapkan bahwa di masa muda yang tidak akan pernah terulang, sang musisi ingin bisa melakukan eksperimen terhadap apa pun sehingga tidak ada rasa penyesalan di kemudian hari. Album Lately I Feel Everything juga diharapkan oleh Willow untuk bisa menjadi ajakan bagi perempuan dari kelompok minoritas agar tetap berusaha meraih mimpinya di ranah musik mainstream, seperti rock yang didominasi oleh para laki-laki. Willow menginginkan agar musisi banyak perempuan dari kelompok minoritas untuk dapat menunjukkan keahliannya dalam bermain musik rock, baik sebagai gitaris, pemain bass, penabuh drum, bahkan jadi frontman sekalipun. Sebagai manusia Willow menambahkan bahwa siapa saja berhak untuk melakukan hal apa yang mereka suka.
Harapan tersebut sebenarnya berakar dari pengalaman pribadi dari Willow. Pasalnya semasa beranjak remaja, Willow sempat mendapatkan perundungan dari kelompok usia sebayanya. Perundungan yang didapatkan Willow tersebut didasari karena kesukaannya dalam mendengarkan musik metal dan rock. Lahir sebagai keturunan African-American, Willow kerap kali mendapatkan pandangan negatif karena cenderung menyukai musik yang datang dari My Chemical Romance dan Paramore daripada menggemari musik hip hop yang lekat dengan budaya dan dari putri Will Smith tersebut. Oleh karena itu, melalui gaya musik yang dinamis, Willow ingin bisa mewakili perasaan remaja lainnya yang harus mengalami apa yang pernah dirinya alami.
Image courtesy of Willow
Please choose one of our links :