Author :
Article Date : 28/12/2018
Article Category : Super Icon
Dalam kurun satu dekade terakhir, tak banyak musisi (rock) yang punya andil besar dalam perkembangan lanskap musik dunia. Nama yang jarang-jarang itu salah satunya adalah Kevin Parker, sang arsitek di balik unit psychedelic tersohor Tame Impala. Bersama Tame Impala, Kevin menjelajah berbagai spektrum psychedelic, dari rock hingga pop.
Kevin Parker memang tumbuh besar dengan musik-musik The Beatles dan The Beach Boys. Dari situ Kevin mengakui ia mendapat inspirasi sisi melodiusnya. Menginjak remaja ia mulai mengenal Cream dan Jefferson Airplane. Pada 2005, ia membentuk The Dee Dee Dums bersama Dominic Simper. Kelak band tersebut akan berevolusi menjadi Tame Impala.
Besar di kancah musik Perth dan Australia—juga dunia maya, akhirnya pada 2010 Tame Impala meluncurkan album perdananya, Innerspeaker. Album debut itu kemudian meledak. Pujian datang dari media-media musik. Tame Impala dianggap membawa penyegaran dengan sound retro-psychedelic-nya.
Kemudian di album kedua, Lonerism, Kevin mulai bermain-main dengan synthesizer dan sound ambient. Pengerjaan album tersebut mengambil tempat di Paris, Prancis. Di situlah Kevin bertemu dengan musisi Prancis Melody Prochet. Keduanya pun sempat menjalin kisah asmara dan menghasilkan proyek Melody's Echo Chamber. Album debut bernuansa dream pop/psychedelic menuai respons positif.
Ternyata hubungan keduanya tak berjalan mulus. Usai berpisah, Kevin memutuskan kembali ke Australia dan fokus menggarap album ketiganya. Jadilah Currents, sebuah album sendu, di mana Kevin mulai mengambil arah pop dan disco. Mengurangi kadar gitar dan memperbanyak synth. Ia juga sendirian menggarap album ini. Pujian-pujian masih hadir untuk album ini.
Di masa itu, ia juga bertemu dengan mentornya, produser handal Mark Ronson. Keduanya pun membuat album Uptown Special. Sepertinya Kevin mulai ketagihan mengarungi musik “pop.” Ia juga turut membantu Ronson membesut album kelima Lady Gaga, Joanne (2016).
Kevin memang mengakui bahwa ia cukup menggemari musik pop. Selain menggemari The Flaming Lips dan My Bloody Valentine yang jadi inspirasinya, ia juga punya tempat sendiri bagi bubblegum pop seperti Britney Spears dan diva Australia, Kylie Minogue.
Kini, pria 32 tahun itu mulai merambah ke dunia hip hop/r&b. Belakangan ini ia terlibat dalam pengerjaan musik dari Kanye West, Kendrick Lamar, A$AP Rocky, Travis Scott, SZA, dan Theopilus London. Kevin turut terjun di dua album hip hop fenomenal tahun ini, yakni album terbaru Kanye, Ye, serta album Astroworld milik Travis Scott. Penyanyi sekelas Rihanna bahkan mendaur ulang lagu Tame Impala, “New Person, Same Old Mistakes" untuk album ke-delapannya, Anti (2016).
Dengan rekam jejak seperti itu, pantas lah kita nobatkan Kevin Parker sebagai salah satu musisi yang berpengaruh dalam satu dekade ke belakang. “Sentuhannya” ada di mana-mana, dari rock hingga hip hop masa kini, ‘cause he’s the man.
Please choose one of our links :