Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

mixtape

Author :

Article Date : 15/06/2020

Article Category : Super Buzz

Melihat judul artikel ini, barangkali banyak yang bingung--Bedanya mixtape dan album? “Mixtape itu kompilasi lagu, sedangkan album itu karya orisinal.” Tak jarang, banyak orang langsung berkata demikian; tentu jawaban itu tidak sepenuhnya salah, namun tidak juga benar.

Ketika menakarnya dengan perkembangan musik, mixtape telah mengalami sejumlah perubahan dalam konteks kegunaannya. Dari awalnya lahir di kancah hip-hop hingga dekade 2020 baru ini, perubahannya sudah cukup siginifikan. Merujuk kembali saat awal lahir, mixtape memang merupakan sebuah kompilasi track yang disusun oleh seorang DJ, lalu berubah menjadi rilisan oleh jajaran emcee yang nge-rap di atas beats-beats sedap, kemudian disempitkan lagi menjadi rilisan satu crew, lalu sekarang, bisa juga menjadi rilisan seorang musisi tunggal.

Fakta ini membenarkan ungkapan “mixtape adalah kompilasi” yang sebelumnya dijelaskan, namun ia sudah berubah seiring musik dan industri musik berkembang. Kenapa ada aspek “industri” dalam memahami mixtape dan definisinya? Jawaban simplenya adalah karena industri musik merupakan aspek penting atas semua perbuahan yang terjadi terhadap mixtape--karena industri musik yang berubah seiring zaman, mixtape pun beradaptasi dan ikut berubah. Mungkin, dalam sudut pandang tertentu, bisa diperdebatkan bahwa mixtape menjadi tandingan dari produk industri yang sejati: Album.

Kita sudahi pelajaran sejarahnya, dan coba terjun ke mixtape kontemporer. Sekarang ini, estetika sebuah mixtape dan album itu sangat mirip. Perbedaannya tidak kasat mata--setidaknya tidak sekontras beberapa dekade lalu. Mengintip mixtape zaman now, tidak aneh kalau banyak orang yang bingung terkait dimana letak perbedaannya. Isinya sama-sama lagu orisinal, apa lagi kalau dimajukan oleh seorang musisi tunggal. Lantas di mana bedanya?

Menjawab pertanyaan ini, perbedaan antara mixtape dan album tidak lagi terdapat pada apa yang ada di dalam lagu-lagu itu, melainkan kepada siapa, dan bagaimana lagu-lagu itu diperdengarkan kepada publik luas. Ya, sebuah mixtape dan album dikatakan mirip karena dalam konteks konten karena wujudnya memang sudah tidak berbeda. Namun, kacamata harus diganti, coba telusur dari sudut pandang musisi, bukan pendengar. Kita harus menyelam lebih dalam untuk mengetahui letak perbedaannya. Mungkin, cara termudah untuk dapat memahami mixtape era kiwari adalah sebagaimana DJ Skinny Friedman menuliskannya via Vice, bahwa  sekarang ini, mixtape merupakan sebuah “street album”--sebuah rilisan bak album yang beredar dengan penjiwaan “jalanan”.

Secara mendasar, sebuah mixtape tidak memiliki banyak ikatan kaku layaknya sebuah album. Ia tidak terpaku dengan kinerja dan penempatan strategis sebuah single, lengkap dengan segala macam teknik penjualan yang berada di balik lagu-lagu tunggal tersebut. Ia juga tidak (harus) terikat dalam sebuah tema besar layaknya album. Jika seorang musisi memiliki banyak materi dalam masa-masa tertentu dalam karirnya, namun terkesan tidak dapat digabung menjadi satu kesatuan album seperti lazimnya, maka mixtape jadi jawabannya.

Selain itu, mencerna mixtape zaman now sebagai “street album” berarti pendistribusian yang juga mudah, simpel, dan “merakyat”. Mixtape biasanya didistribusikan secara luas dan gratis--secara free download. Hal ini merupakan siasat seorang musisi dalam mengarungi industri musik yang kerap dikatakan cukup sadis. Contoh paling mudahnya adalah Chance the Rapper yang namanya melantang semenjak merilis Acid Rap. Keep in mind bahwa Acid Rap bukanlah sebuah album. Ya, rilisan itu adalah mixtape, dirilis dan didistribusikan secara gratis via online. Hasilnya? Chance the Rapper langsung dikenal oleh publik luas sebagai seorang emcee handal yang segar dan unik. Lagunya diputar di berbagai radio dan membuatnya menjadi seorang musisi yang, singkat kata, terkenal.

Tapi apakah Acid Rap berlaku baik di halaman bisnis? Singkat kata, tidak. Tidak sama sekali. Berbicara secara ekonomi, mungkin ia membuka banyak peluang, namun di                                                                                                                                                        qatas kertas, ia tidak menjual. Dan memang tidak akan, karena bentuknya free download. Kasus Chance the Rapper yang berhasil melambungkan karirnya melalui rilisan mixtape menjadi gambaran jelas terkait apa fungsi dan kegunaan mixtape dalam industri musik era sekarang. Tidak hanya Chance, Kendrick Lamar pun--sebelum menjadi mega-bintang jagad rap--beredar di kawasan daerahnya dengan menjadi local hero melalui serial mixtape yang terus membangun fanbase dan basis cult following yang paten.

Jadi itulah sebuah mixtape: sebuah “street album” di mana seorang musisi bisa lebih bebas dan nyaman dalam bergerak dan mengekspresikan karya-karya mereka. Melaluinya, ia bisa menjaring pendengar baru, menghibur die-hard fans dengan rilisan segar, membuka ruang diskusi baru, serta alasan untuk menggarap tur ataupun membuka kolaborasi dengan musisi-musisi lain--semua tanpa adanya pressure yang biasa mengikuti kala hendak melepas sebuah album.

Baca Juga: Furman Power Conditioner

Lebihnya, di saat industri musik yang mulai bergerak ke arah single-centric (fokus pada perilisan single ketimbang album), barangkali peran mixtape menjadi alternatif yang penting untuk menjaga stabilitas proses berkarya? Kalau menurut kalian bagaimana, bro? Apa aja nih, mixtape paling favorit kalian? Suarakan di kolom komentar, di bawah ini!

PERSONAL ARTICLE

ARTICLE TERKINI

Tags:

#mixtape #rap #Hip Hop #kultur

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Super Buzz

Lalahuta Cerita tentang Patah Hati di Single Terbaru 1 2 3

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

The Rain Rilis Single Mengembara, Rayakan 22 Tahun Berkarya

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

Suara Kayu Lepas Single Terbaru Berjudul Rekat

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

D’Jenks Rilis Musik Video Reggae Reseh, Penghormatan untuk Kebayoran

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

Yovie Widianto Bentuk Supergrup SEMVA, Rilis Single Sumpah Cintaku

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

Gugun Blues Shelter Lepas Single Terbaru Berjudul Don’t Cry For Me

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

Sarah Barrios Rilis Lagu Singkat Serba Nyeleneh Berjudul Bitter Bitches

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

Ganti Nama, Club Mild Lepas Single Baru Bertajuk Sun Gazer

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

Ranu Pani Mengajak Berimajinasi di Album Terbaru Berjudul Inklusi

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

Umumkan Album Baru, Neck Deep Rilis Single Berjudul “It Won’t Be Like This Forever”

Read to Get 5 Point
image arrow
1 /