Adanya pandemi virus corona membuat banyak wisatawan ingin liburan dengan tenang. Nggak mau berkerumun juga sudah dihimbau langsung oleh pihak pengelola. Makanya wisata alam sekarang ini ramai. Hal ini disebut juga sebagai ekowisata. Sayangnya masih banyak yang salah kaprah. Inilah beberapa fakta tentang ekowisata.
Ekowisata atau yang punya nama lain ecotourism saat ini sedang banyak diminati oleh para wisatawan. Karena di sini lo akan ditawarkan ketenangan alam yang nggak bisa didapatkan seperti di tempat wisata lainnya. Nggak heran kalau jumlah pencinta alam semakin banyak setelah pandemi virus corona. Gambaran destinasi ekowisata yang sesungguhnya bisa dilihat dari keaslian alam yang masih terjaga.
Pihak pengelola nggak boleh membangun fasilitas, mengubah atau merusak ekosistem, nggak mengubah fungsi asli dari alam. Sayangnya masih banyak destinasi wisata yang mengklaim tempatnya sebagai ekowisata. Tanpa memperhatikan detail kecil sekali pun. Pengunjung juga masih salah kaprah dan banyak yang belum tahu tentang ekowisata. Di bawah ini ada beberapa fakta yang wajib Superfriends ketahui.
1. Eco Friendly Traveling Nggak Sama dengan Ekowisata
Image source: pexels.com/@ozgomz
Mungkin Superfriends sering mendengar istilah eco friendly dalam dunia wisata. Tapi eco friendly dengan ekowisata nggak sama dengan ekowisata. Walaupun keduanya sama-sama punya unsur eco didalamnya. Kalah eco friendly lebih berfokus pada rasa kepedulian terhadap alam. Sedangkan ekowisata lebih kepada tempat atau wisata alam.
Contoh nyata dari eco friendly bisa dilihat dari lo lebih peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar. Sedangkan ekowisata lebih menjaga perlakuan lo biar nggak merusak kelestarian alam dan tetap mempertahankan ekosistem agar tetap alami. Kedatangan lo ke ekowisata diharapkan untuk sadar menghormati lingkungan.
2. Wisata Alam Belum Pasti Ekowisata
Image source: pexels.com/@bhine
Ada hal paling mendasar yang paling membedakan antara destinasi ekowisata dan tempat wisata pada umumnya. Yaitu fasilitas pendukung, misalnya di tempat wisata umum yang sering ada toilet umum atau tempat makan. Kalau pihak pengelola sudah membuat bangunan di alam bebas, maka sudah nggak bisa dikatakan sebagai tempat wisata lagi.
Banyak diantara lo mungkin menganggap pergi ke taman, kebun raya, air terjun, hingga hutan sudah pasti punya konsep ekowisata. Ternyata nggak semua selalu begitu. Sebenarnya ekowisata punya pesan untuk wisatawan agar mendapat pengetahuan tentang alam, budaya, hingga masyarakat lokalnya. Nggak hanya itu, pihak pengelola juga terkadang lupa memperhatikan ekosistem.
3. Mayoritas Ekowisata Mahal
Image source: unsplash.com/@jeremybishop
Karena perlu mempertahankan ekosistem asli dari alam bebas, pihak pengelola biasanya perlu biaya banyak untuk menjaga kelestarian hingga merawat alam. Sehingga mayoritas ekowisata biasanya punya harga tiket masuk yang murah. Selain itu, ekowisata juga biasanya punya pembatasan pengunjung setiap harinya agar pengawasan bisa tetap berjalan. Dana ini juga dibutuhkan untuk pemeliharaan tempat dan kas pemberdayaan masyarakat.
PERSONAL ARTICLE
ARTICLE TERKINI
Source:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20211022130541-269-710951/4-fakta-soal-ekowisata-yang-kadang-salah-kaprah/1
Please choose one of our links :