Matt Bellamy Sebut Will Of The People Album Terbesar Muse

Vokalis dan gitaris Muse, Matt Bellamy, telah mengatakan dalam sebuah wawancara baru bahwa album baru Muse yang akan datang, Will Of The People, adalah "album hits terbesar dengan lagu-lagu baru."

Seperti diketahui, trio asal Teignmouth yang kembali beraksi pada Januari dengan lagu Won't Stand Down ini akan merilis LP studio kesembilan mereka pada 26 Agustus 2022 melalui Warner Records. Berbicara kepada The Big Issue, vokalis Muse ini menjelaskan bagaimana Will Of The People ditulis sebagian sebagai tanggapan terhadap label rekaman mereka, yang ingin band merilis kompilasi 'terbaik'.

"Kami mencapai titik di mana ada pembicaraan tentang mungkin membuat album hits terbesar, dan kami tidak benar-benar mendukung melakukan itu. Jadi hampir seperti kami telah membuat rekor yang merupakan album hits terbesar— termasuk lagu-lagu barunya,” kata Matt Bellamy.

“Itu berarti album ini mungkin memiliki trek metal di dalamnya. Dan, itu seperti trek metal terbaik yang pernah kami buat. Atau ada semacam balada lembut, lagu cinta dan itu mungkin lagu cinta balada terbaik yang pernah kami lakukan, dan seterusnya,” lanjutnya.

Matt Bellamy pun menambahkan: “Ini adalah montase yang terbaik dari Muse. Ini adalah pandangan baru dari semua jenis genre yang telah kami sentuh di masa lalu.”

Muse, yang memainkan dua pertunjukan amal khusus di Eventim Apollo Hammersmith London awal Mei, telah merekrut penulis lagu Inggris dan kolaborator Bring Me The Horizon, Dan Lancaster, untuk menjadi bagian dari live band mereka. Lancaster akan menyediakan synth, kunci, perkusi, dan tugas gitar tambahan sebagai bagian dari line-up live Muse.

Pada Maret lalu, Muse resmi melepas single barunya berjudul Compliance sembari mengumumkan mengumumkan detail album terbaru yang diberi judul Will Of The People. Pengumuman ini mengikuti jejak comeback Muse pada awal tahun lalu yang muncul dengan lagu Won't Stand Down.

Setelah mantap untuk berkarya kembali, lagu Compliance disiapkan dengan matang untuk menjadi lagu kedua dari album ke-9 Muse nanti, Will Of The People. Kelahiran album terbaru dari Muse ini dideskripsikan sebagai sebuah rilisan "reaksioner" dari Muse karena, seperti yang dikatakan frontman Muse, Matt Bellamu, "keadaan dunia yang semakin nggak stabil."

Berkaitan dengan deskripsi yang telah diutarakan oleh Matt Bellamy sebelumnya, Muse menilai bahwa mereka bertiga sangat prihatin dengan keadaan dunia saat ini yang sedang dilanda peperangan, khususnya Rusia-Ukraina.

Sementara untuk single Compliance dilepas oleh Muse sebagai lajur pembuka untuk pengertian isi dan pesan yang dimaksud oleh Muse dalam album barunya. Matt Bellamy mengatakan bahwa lagu Compliance ini merupakan sebuah gambaran bagaimana tentang proses ketaatan yang harus dilakukan ketika otoritarian kembali lagi.

"Sekte, gang, pemerintahan, algoritma media sosial, dan agama, sebelumnya telah membujuk kita untuk menuruti mereka, yang di saat bersamaan mereka juga memberikan sebuah aturan palsu yang merusak pemikiran manusia," paparnya lagi.

Pengerjaan album ini dikerjakan secara mandiri oleh Muse yang masing-masing dilakukan secara berkala dua kota berbeda yaitu di Los Angeles dan London. Single baru Compliance ini dilengkapi pula dengan sebuah video musik garapan Jeremi Durand yang dikemas dengan warna pesimisme, skeptisme, sekaligus ambisi yang penuh energi semakin diperlihatkan oleh Muse melalui video musik Compliance ini.

Melalui beberapa single baru yang dirilis tahun ini, Muse disebut-sebut telah kembali ke akar musiknya. Penggunaan synth, drum yang keras, dan gitar terdistorsi membuat lagu ini menjadi bertenaga, ganas, dan menantang. Termasuk single Won’t Stand Down.

Muse adalah band rock Inggris dari Teignmouth, Devon, dibentuk pada tahun 1994. Band ini terdiri dari Matt Bellamy (vokal, gitar, keyboard), Chris Wolstenholme (gitar bass, vokal latar), dan Dominic Howard (drum).

Muse merilis album debut mereka, Showbiz, pada tahun 1999, menampilkan falsetto Bellamy dan gaya rock alternatif melankolis. Album kedua mereka, Origin of Symmetry (2001), menggabungkan instrumentasi yang lebih luas dan pengaruh klasik romantis dan membuat mereka mendapatkan reputasi untuk pertunjukan live yang energik. Album selanjutnya, Absolution (2003) melihat pengaruh klasik lebih lanjut dan merupakan yang pertama dari enam album nomor satu Inggris berturut-turut.

Album Black Holes and Revelations (2006) menggabungkan elemen elektronik dan pop, ditampilkan dalam single seperti Supermassive Black Hole, dan membawa kesuksesan internasional yang lebih luas bagi Muse. Album The Resistance (2009) dan The 2nd Law (2012) mengeksplorasi tema penindasan pemerintah dan pemberontakan sipil dan mengukuhkan Muse sebagai salah satu aksi stadion utama dunia. 

Album ketujuh mereka, Drones (2015), adalah album konsep tentang perang drone dan kembali ke suara rock yang lebih keras. Album kedelapan mereka, Simulation Theory (2018), secara menonjol menampilkan synthesizer dan dipengaruhi oleh fiksi ilmiah dan hipotesis simulasi.

Image source: NME