Author :
Article Date : 19/03/2020
Article Category : Super Buzz
Usai melepas single sekaligus pembuka album baru, "Sesaat yang Abadi" di penghujung 2018, album ketiga Monita Tahalea berjudul Dari Balik Jendela sudah dirilis melalui platform musik digital. Berwarna lebih halus yang didominasi instrumentasi elektronik, kali ini Monita mengisahkan ceritanya setelah memasuki fase-fase hidup baru.
Lima tahun pasca Dandelion (2015), yang ia garap bersama Gerald Situmorang, Monita mengakui album Dari Balik Jendela, baik dari segi sound maupun tema lirik, berisi renungan pribadinya. Sementara, pemilihan judul tersebut dipilih agar pendengar dapat memaknai album seluasnya. Di sisi lain, perubahan sound dan aransemen segar yang bergeser sebagian besarnya dari zona pop/jazz menjadi titik fokus tersendiri.
“Untuk genre musik, kita bikin sebutan folktronik sebenarnya supaya mempermudah aja sih, untuk orang-orang mengerti ada elemen apa aja didalam album ini. Karena sebenarnya kalau dibilang genre pun, aku lebih memilih untuk tidak menetapkan laguku di genre mana pun.
Apalagi waktu pengerjaan album ini, aku lagi banyak dengar lagu dengan banyak genre. Mungkin dari segi elemen musik didalamnya lebih terinspirasi dari musik Folk, terus isinya banyak elektroniknya, makanya dijadiin satu aja dengan sebutan folktronik”, ucap Monita.
Di album solo terrbarunya, Monita kembali menggandeng beberapa musisi tamu seperti Bernardus Ajutor Moa dan Gerald Situmorang. Monit juga menghadirkan nama-nama baru yang terlibat di penulisan beberapa lagu Dari Balik Jendela, seperti Ananda Badudu, Bayu Risa, Theoresia Rumthe, dan Yosua Gian.
Kolaborasi tersebut juga terlihat di single kedua album ini, “Tapak Hening” yang diciptakan Monita bersama Bayu Risa dan Yosua Gian. Lirik single ini berasal dari cerita Monita saat melakukan perjalanan bersama sebuah yayasan sosial ke Sumba, Nusa Tenggara Timur, dan dari sebuah malam berbintang di Bukit Persaudaraan, Sumba. Di momen tersebut, ia menumpahkan ide untuk menyuarakan harapan untuk masa depan anak-anak Indonesia.
Dan penulisan lirik seperti ini merupakan salah satu yang selalu mencuri perhatian dalam setiap lagu Monita. Banyak menggunakan bahasa Indonesia, kali ini ia menggandeng Theoresia Rumthe, penulis buku puisi yang mumpuni di bidangnya serta aktif dalam dunia literasi dan sastra Indonesia, untuk berkolaborasi menulis lirik "Tapak Hening". Penasaran? Segera cicipi albumnya.
Please choose one of our links :