Author :
Article Date : 01/06/2019
Article Category : Super Buzz
Morscode, unit indie rock alternatif asal Bekasi yang digawangi oleh Adhiwira Gautama (vokal/gitar), Hendy Yudhistira (vokal/guitar), Tantyo Anon Prasetya (bass/vokal), dan Dioma Asatsuku Pratama (drum), telah merilis video klip “Fear” pada 25 Mei lalu.
Morscode mengangkat kisah dua anak pemulung melalui “Fear”. Video klip lagu ini mencoba menampilkan ketakukan masyarakat umum dengan latar belakang tempat pembuangan sampah akhir, Bantar Gebang.
Bantar Gebang, tempat penampungan sampah seluruh warga Jakarta, adalah latar dalam sudut pandang dan kisah kedua anak pemulung tersebut. Memanggungkan kondisi kehidupan masyarakat Bantar Gebang yang miris— mereka sebagian besar sulit mengakses sarana sanitasi dan pendidikan. Walau demikian, keduanya tetap dapat bertahan hidup.
Bantar Gebang memiliki banyak sekali potret-potret manusia yang hidup serba kekurangan. Namun mereka justru menyikapi kehidupan tanpa rasa takut. Bagi Morscode, nilai itu merupakan sebuah pelajaran yang sangat menginspirasi—hingga akhirnya tumpah menjadi sebuah karya.
“Uniknya, situasi sosial yang menyedihkan ini hanya berjarak sepuluh kilometer dari tempat saya dulu bersekolah”, papar Dioma, yang merangkap sebagai produser dari video klip tersebut melalui siaran pers yang beredar.
Secercah harapan masih hadir di situasi sosial yang mengenaskan tersebut. Resa Boernard, seorang warga asli Bantar Gebang, terus berjuang untuk memperbaiki kualitas kehidupan anak-anak pemulung setempat melalui sanggar miliknya yang bernama BGBJ (The Seed of Bantar Gebang). BGBJ hadir dan membuka kesempatan baru bagi anak-anak Bantar Gebang untuk mencicipi kehidupan “normal” layakya anak-anak seumuran pada umumnya.
Melalui “Fear”, Morscode berharap agar masyarakat lebih sadar terhadap keseharian mereka karena masih banyak anak-anak yang tumbuh dalam situasi sulit. Selain itu mereka juga ingin menekankan bahwa BGBJ adalah medium positif yang perlu terus didukung dan dijaga eksistensinya.
Untuk itu, Morscode mencoba menggalang dana lewat www.kitabisa.com/bantargebangfearless untuk membantu BGBJ dengan semua kegiatan program dan aktivitas positif, demi memberikan harapan hidup yang lebih baik bagi anak-anak pemulung Bantar Gebang.
“Sebenarnya gunungan sampah ini cuma settingan bagi kita orang awam yang gak terbiasa, tapi bagi para pemulung di sini, sampah ini jadi rejeki, yang patut kita apresiasi adalah cara anak-anak pemulung disini untuk tetap mau belajar ketika banyaknya keterbatasan dan stigma-stigma sosial yang menempel di mereka” lanjut Dioma ketika dirinya merasa bahwa situasi sosial di Bantar Gebang ini penting untuk diperhatikan masyarakat luas.
Videoklip ini disutradarai oleh Fajar Shohibu dan pengerjaan video behind the scene disutradarai oleh Ogie Kurniawan. Kedua insan kreatif ini berdiri dibawah naungan Bineka Sinema. Simak video klip terbaru dari Morscode, “Fear”, dan juga behind the scene-nya, melalui video di bawah ini:
Please choose one of our links :