Setelah berhasil merilis album Sympathy For Live yang merupakan album kedelapan mereka, band post punk bernama Parquet Courts ini tampaknya masih tetap bergerilya untuk membuka akses seluas-luasnya kepada publik terhadap karya terbaru mereka. Langkah baru yang diambil oleh Parquet Courts ini adalah tampil di sebuah acara televisi ternama.
Untuk langkah terbaru yang dilakukan oleh band post punk asal New York tersebut, Parquet Courts mendapatkan kesempatan untuk bisa tampil di acara Ellen DeGenerees Show. Acara televisi Amerika Serikat tersebut merupakan salah satu variety show yang populer dan banyak penggemarnya di seluruh dunia. Untuk itu, kesempatan tampil dalam sebuah acara televisi tidak bisa dilewatkan oleh Parquet Courts.
Dalam acara tersebut, Parquet Courts memaksimalkan momentum yang ada untuk memperkenalkan single baru mereka berjudul Watching Strangers Smile. Lagu tersebut merupakan single terbaru yang tidak berasal dari album kedelapan mereka, Sympathy For Life. Secara spesial, Parquet Courts membawakan lagu baru tersebut secara live.
Menjelaskan tentang latar belakang lagu tersebut, Parquet Courts menginformasikan bahwa awalnya lagu tersebut ditulis di masa mereka mengerjakan album Sympathy For Life. Namun, atas satu dan lain hal, akhirnya band post punk asal New York tersebut memutuskan untuk tidak memasukan lagu tersebut ke dalam album kedelapan mereka. Meskipun begitu, single Watching Strangers Smile sebelumnya sudah dirilis sebagai B-Side untuk rilisan eksklusif di Jepang.
Meskipun begitu, Parquet Courts merasa bahwa ada emosi yang kurang bisa tersampaikan dengan baik jika menjadikan karya tersebut untuk asupan B-Sides secara eksklusif saja. Andrew Savage selaku vokalis dari Parquet Courts menyatakan bahwa proses rekaman vokal untuk lagu Watching Strangers Smile cukup menguras tenaga di tengah masa lockdown. Dengan merilis single tersebut secara resmi, diharapkan para penggemar Parquet Courts bisa merasakan emosi yang coba diungkap.
Selain memperkenalkan lagu barunya, Parquet Courts juga mendapatkan request khusus dari sang pembawa acara. Ellen DeGenerees meminta band post punk tersebut untuk membawakan lagu andalan para penggemar mereka, Stoned and Starving di atas panggung. Tentu saja hal tersebut disambut dengan baik oleh Parquet Courts.
Terkait album terbarunya, Parquet Courts mengundang Rodaidh McDonald sebagai produser. Parquet Courts menganggap bahwa eksperimen musik yang tengah mereka lakukan saat ini untuk album Sympathy For Life merupakan sebuah tantangan yang harus dilalui. Tantangan tersebut tidak hanya bertujuan untuk menunjukkan eksistensi mereka sebagai salah satu band punk yang konsisten. Tantangan yang dijalani oleh Parquet Courts ini juga bertujuan untuk membuktikan bahwa musik yang mereka garap bisa didengarkan dalam berbagai macam situasi.
Mengenai eksperimen yang dilakukan oleh Parquet Courts, band punk rock asal New York ini lebih dulu menghadirkan formula baru pada single perdana mereka di tahun 2021, Walking At A Downtown Pace. Formulasi musik punk rock unik yang coba dihadirkan oleh Parquet Courts di dalam lagu Walking At A Downtown Pace ini hadir dalam karakteristik elemen musik psychedelic. Parquet Courts mengakui bahwa dalam menggarap materi ini mereka cukup terinspirasi dari karya Primal Scream serta Pink Floyd. Inspirasi tersebut ternyata tidak hinggap di single barunya saja. Parquet Courts menyatakan bahwa hampir seluruh lagu yang terdapat di album baru mereka, Sympathy For Life juga mendapatkan proses eksperimen yang sama.
Parquet Courts tidak hanya merilis single barunya dalam format audio saja. Band punk rock asal New York City ini juga merilis video klip dengan tema dokumenter yang menarik untuk ditonton.Parquet Courts mengundang sosok Daniel Arnold sebagai sutradara untuk video klip lagu Walking At A Downtown Pace. Dalam video klip tersebut, sang sutradara memutuskan untuk merajut potongan gambar mengenai kehidupan di New York City. Baik itu dari sudut pandang manusianya maupun menyorot kehidupan lingkungannya yang dinamis.
Dokumentasi tentang kehidupan sehari-hari yang penuh warna dan dinamika tersebut dipilih oleh sang sutradara sebagai bentuk respons terhadap permasalahan di masa pandemi. Menurut sang sutradara, awalnya dirinya tidak terlalu memerdulikan kehidupan masyarakat kota New York yang sibuk. Namun, dengan digalangkannya karantina wilayah, Daniel Arnold merasa rindu akan nuansa tersebut.
Berbicara mengenai keberlanjutan, Parquet Courts juga menjelaskan bahwa album kedelapannya nanti merupakan sebuah karya lanjutan dari album Wide Awake! yang rilis pada 2018 lalu. Band punk rock asal New York City ini menjelaskan bahwa album ketujuh mereka merupakan album yang cukup representatif untuk dimainkan dalam acara pesta. Untuk album Sympathy For Life, Parquet Courts masih mencoba untuk mengembangkan tema pesta yang ada dari album sebelumnya, tentunya dengan sudut pandang yang berbeda.
Menurut Parquet Courts, album Sympathy For Life ini hadir atau terinspirasi dari segala macam aspek yang ada di dalam sebuah pesta. Mulai dari pilihan musik yang diputar, hingar bingar, serta pengalaman masing-masing anggota Parquet Courts terkait menikmati pesta semasa hidup mereka. Selain itu, album ini juga terinspirasi dari rasa rindu Parquet Courts untuk bisa berkumpul bersama teman, keluarga, dan orang-orang terdekat mereka. Beberapa materi yang direkam sebelum masa pandemi juga diharapkan bisa menghadirkan keriangan para penikmat musik Parquet Courts dalam menikmati album baru Sympathy For Life ini.
Image courtesy of Poonah Ghana / Parquet Courts
Please choose one of our links :