Peraukertas kembali hadir dengan Angin Berhembus di bulan Mei 2022. Setelah sebelumnya hadir dengan Ufuk, kali ini elemen udara yang mereka presentasikan dalam karya Angin Berhembus. Peraukertas menciptakan empat elemen sebagai gambaran atau analogi yang merepresentasikan karya mereka menuju debut album mereka yang akan segera dirilis. Setelah sebelumnya mereka merilis Simpan Ocehanmu yang mewakili Elemen Api pada Januari 2022 lalu, lalu diteruskan dengan lagu berjudul Ufuk, lagu yang mewakili Elemen Air, kali ini mereka hadir kembali dengan menyuguhkan Angin Berhembus, sebagai lagu yang mewakili Elemen Udara pada rangkaian perilisan debut album.
Elemen udara yang hadir melalui Angin Berhembus ini diberi sentuhan folk yang terdengar lewat gitar akustik dan terdengar easy listening. Meski terdengar santai tapi bagian rock ala Peraukertas tetap muncul dan terdengar dalam aransemen musik mereka. Angin Berhembus punya makna bagi Peraukertas mengenai kebahagiaan dimana kebahagiaan adalah mutlak pilihan masing-masing setiap orang.
Dalam siaran persnya Peraukertas menuturkan, "Kita yang bertanggung jawab terhadap kebahagiaan kita sendiri, kita sendiri yang menentukannya, bukan orang lain. Tidak harus bergelimang harta, tidak harus selalu diterangi oleh ketenaran, tetapi sebaliknya juga seperti itu. Selama kita Bahagia dengan apa yang kita jalani, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya".
Single yang dirilis mereka ini akan jadi lanjutan bagi single-single mereka selanjutnya yang diprediksi masih ada elemen tanah yang akan mereka rilis dalam dua bulan ke depan. Video musik setiap elemennya pun Peraukertas membocorkan akan merilisnya nanti setelah album mereka rilis. Video musik tersebut akan bertaut dari satu elemen ke elemen lainnya. Peraukertas tidak main-main untuk debut album mereka, di mana hal ini akan menjadi salah satu album rock yang paling dinanti tahun ini.
Peraukertas terbentuk pada 9 September 2016 ini menyebut grup mereka sebagai Organic Rock Unit dari Bekasi. Hal ini dikarenakan organik menjadi konsep dasar pertama kali Peraukertas dalam membuat karya. Lagu-lagu Peraukertas seperti Ini Aku!, Merah Membiru, Aurora, Monolog 1 dan 2 adalah lagu-lagu berkonsep jamming dan tanpa adanya briefing sebelum membuat aransemen musik pada saat workshop. Peraukertas tidak ingin membuat lagu dengan komputer sehingga Peraukertas berbekal ide masing-masing personel dan langsung meracik musik secara spontan di dalam studio. Hal itulah yang membuat Peraukertas menyebut genre mereka sebagai “Organic Rock”.
Peraukertas beranggotakan tiga orang; Candra pada vocal dan gitar, Hardi pada bass dan vocal latar, serta Manjoy pada drum. Peraukertas dibantu oleh dua orang vokal latar dan 1 orang pengisi piano dalam tampilan live mereka. Peraukertas mempertahankan sisi organik mereka dengan tidak menggunakan sequencer saat tampil live. Sehingga memang Peraukertas memang tampak berenergi dan membara jika kita nikmati secara langsung. Itulah sebabnya mereka membutuhkan pemain tambahan dalam penampilan mereka.
Peraukertas adalah band yang cukup produktif, tampak beberapa karya yang dibuat secara independent. Diantaranya pada tahun 2017 merilis single Monolog 1 dan Ini Aku!. Dilanjutkan pada tahun 2018 merilis single Merah Membiru dan merilis EP mereka yang pertama berjudul Aurora yang berkonsep live recording. Kemudian di tahun 2019 merilis single Terang Bersulam yang diproduseri oleh Dochi Sadega dari Pee Wee Gaskins dan Universal Music Indonesia.
Karya Perukertas yang berjudul Merah Membiru berhasil membawa mereka menjadi finalis dari Go Ahead Challenge 2017, pengalaman itu membuat Peraukertas cukup mulai dikenal lebih luas lagi. Lanjut dengan karya mereka Terang Bersulam, berhasil membawa mereka menjadi runner up dari Levi’s Band Hunt 2018 dan membuat mereka memiliki kontrak penuh dengan Universal Music Indonesia.
Setelah selesai kontrak dengan Universal Music Indonesia, kini Peraukertas melanjutkan karya musik mereka dengan label sendiri yang bernama Sweetspot Records Indonesia. Bersama dengan label ini, Peraukertas merilis single berjudul Adaptasi Atau Mati bersama Tuan Tigabelas. Sebuah karya yang berbeda dari karya-karya Peraukertas sebelumnya yang jelas terlihat terutama pada sisi lirik. Adaptasi Atau Mati adalah langkah dan babak baru dari Peraukertas sekaligus sebagai suguhan yang berbeda dari Peraukertas sebelumnya.
Image source: Boleh Music
Please choose one of our links :