Author :
Article Date : 14/10/2020
Article Category : Super Buzz
Musisi, produser, pengusaha, desainer fashion dan ikon budaya pop merupakan sebagian julukan yang cocok untuk disematkan untuk pria satu ini. Berasal dari Chicago, Kanye West mengawali karier musiknya sebagai produser musik independen. Kanye West kerap membantu memproduksi aransemen lagu untuk para musisi hip hop lokal dan independen pada pertengahan tahun 1990-an.
Akreditasi pertamanya sebagai produser hip hop secara resmi Kanye West raih di saat dirinya masih berumur 19 tahun. Di masa itu, Kanye West berperan sebagai produser untuk album perdana dari seorang rapper asal Chicago, Grav. Ia menelurkan delapan aransemen lagu untuk album debut berjudul Down To Earth tersebut. Ia juga aktif ikut serta di dalam komunitas hip hop di kawasan Chicago. Di sana, Kanye West mencetuskan sebuah grup rap bersama GLC, Timmy G, Really Doe, dan Arrowstar. Grup tersebut bernama Go Getters, Kanye West berperan sebagai produser untuk grup rap tersebut.
Bersama Go Getters, kariernya pun perlahan naik dan popularitas grup tersebut pun mengikuti perkembangan dari sang pentolan. Bersama grup tersebut, Kanye West hanya berhasil menelurkan satu buah album, World Record Holders. Kanye West juga mengajak rapper-rapper asal Chicago untuk berkolaborasi dalam album tersebut, di antaranya adalah Rhymefest, Mikkey Halsted, Miss Criss, serta Shayla G.
Tidak lama setelahnya, Kanye West dipilih sebagai artis pertama yang digaet oleh manajemen musik bernama Hip Hop Since 1978. Di manajemen tersebut, Kanye West berhasil memproduksi lagu-lagu populer untuk para pelaku dan musisi di ranah hip hop. Hingga akhirnya di tahun 2000, Kanye West berkesempatan untuk dapat memproduksi musik untuk para musisi di bawah naungan Roc-A-Fella Records. Saat bekerja sama dengan perusahaan rekaman tersebut, Kanye West digadang berhasil untuk merevitalisasi karier Jay-Z melalui albumnya The Blueprint di tahun 2001. Melalui kesuksesan yang didapat dari album tersebut, Kanye West pun akhirnya mendapatkan kesempatan bekerja sebagai in-house producer untuk label rekaman Roc-A-Fella Records. Kiprahnya sebagai produser semakin mendapatkan sorotan setelah Kanye West berhasil menciptakan hits untuk Ludacris, Alicia Keys, dan Janet Jackson di masa itu.
Brilian sebagai seorang produser, Kanye West sebenarnya memendam sebuah keinginannya untuk dapat menjadi seorang rapper. Setelah menjalani proses panjang dan perdebatan bersama label rekaman tempat ia bernaung saat itu, Roc-A-Fella Records, Kanye West akhirnya memutuskan untuk merekam lagu-lagunya sendiri. Bagaikan sebuah keberuntungan dari sebuah kemalangan, Kanye West mendapatkan inspirasi untuk memproduksi album debutnya di saat dirinya sedang berada di dalam masa rehabilitasi seusai mengalami kecelakaan mobil. Kanye West menyatakan bahwa mengerjakan album debutnya ini layaknya sebuah penawar rasa sakit bagi dirinya. Akhirnya di tahun 2004, Kanye West merilis album perdananya berjudul The College Dropout.
Melalui Roc-A-Fella Records, ia merilis album perdananya tersebut. Tidak butuh waktu lama bagi Kanye West untuk dapat mendongkrak popularitasnya melalui album tersebut. Pertama, Kanye West berhasil menduduki posisi ke-15 di tangga lagu Billboard 100 selama lima pekan melalui single perdananya, Through The Wire. Lalu, untuk single keduanya, Slow Jamz berhasil menempati posisi tertinggi. Di lagu tersebut, hadir juga peran Jamie Foxx dan Twista sebagai kolaborator.
Meskipun memiliki prestasi yang baik melalui album perdananya, ternyata The College Dropout melahirkan sebuah polemik yang kini sedang diperjuangkan olehnya di tahun 2020. Kanye West di bulan September lalu, sempat mengunggah foto melalui akun Twitter-nya yang menjelaskan tentang perjanjian kerja sama dirinya sebagai musisi. Salah satunya pun tercantum nama Roc-A-Fella Records. Kanye West menyoroti Universal Music Group yang kini memiliki Roc-A-Fella Records dan menganggap perusahaan tersebut telah berlaku tidak adil pada dirinya sebagai musisi.
Dalam cuitannya, Kanye West menemukan bahwa file master album debutnya tersebut ada di bawah kepemilikan Roc-A-Fella Records, yang berarti berada di bawah tangan Universal Music Group sejak tahun 2004. Kanye West berkeinginan untuk mengambil kembali apa yang jadi hak miliknya, yaitu master dari album The College Dropout. Menurut Kanye West, aksi yang dia lakukan semata-mata lahir sebagai bentuk perlawanan untuk membela para musisi yang terjebak dengan kontrak-kontrak dari perusahaan rekaman yang merampas hak para musisi.
Kanye West juga menyatakan, dengan kontrak yang dibuat di masa lampau dan kondisi perpindahan kepemilikan perusahaan dari Roc-A-Fella Records harusnya ada penyesuaian perjanjian baru. Menurutnya, pihak perusahaan rekaman harus bersikap adil dan terbuka untuk memberi kesempatan para musisinya agar bisa kembali memiliki hak intelektualnya secara utuh. Meskipun mereka perlu membayar untuk master album atau lagu-lagu yang telah rilis. Kesempatan itu perlu ada untuk dapat memberikan keadilan bagi para pelaku seni, terutama mereka yang ada di industri musik.
Rapper ini pun telah menempuh jalur hukum terkait kontrak-kontraknya dengan perusahaan rekaman di masa lampau yang memiliki properti intelektualnya sejak tahun lalu. Nama-nama perusahaan rekaman tersebut meliputi Roc-A-Fella Records, Universal Music Group, serta EMI. Tidak hanya untuk album pertamanya, The College Dropout, Kanye West pun menyoroti Universal Music Group terkait perjanjian kerja sama bersama dirinya terkait produk album keenamnya, Yeezus di tahun 2013 dan album The Life of Pablo yang rilis di tahun 2016.
Terkait perseteruan yang terjadi antara Kanye West dan beberapa perusahaan label rekaman, para pengamat musik memiliki rasa optimis akan keberhasilan dari perjuangan rapper asal Chicago tersebut. Pasalnya, para pelaku di industri musik sangat mengerti bahwa Kanye West bisa saja membeli seluruh master karya-karyanya yang tersebar di perusahaan rekaman di Amerika.
Please choose one of our links :