Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Pijar, Hijrah dari Medan Demi Meramu Musik Segar

Author : Admin Music

Article Date : 06/12/2021

Article Category : Super Buzz

Pijar adalah sebuah band asal Kota Medan, Sumatra Utara. Band ini dibentuk pada tahun 2013 lalu. Pada awalnya, Pijar terbentuk di Medan karena ambisi untuk membuat sebuah band yang lagu-lagunya mudah didengarkan setiap kalangan. Padahal, saat itu, masing-masing member punya ciri khasnya masing-masing dengan pengaruh musik pop alternative yang berbeda-beda.

"Setiap personel mempunyai influence yang berbeda beda dari tahun yang berbeda juga. Di saat proses pengerjaan materi Pijar, saya kebanyakan mendengar musik tahun 50-an sampai 80-an, jadi kalau terdengar seperti 2000-an mungkin apa yang dibuat oleh musisi 2000-an sama seperti yang kami lakukan," ujar Alfredo.

Akhirnya Pijar terbentuk menjadi sebuah band yang meramu musik pop, new wave, post punk hingga pop tropikal menjadi satu. Formasi Pijar diisi oleh trio Alfredo (vocal, guitar), Ican (lead guitar), dan Aul (drum). Meski sempat kehilangan salah satu member, Lizam (bass), band ini masih tetap berpijar dan terus berusaha membangun namanya di dunia musik Indonesia, mengingat regenerasi kancah musik independen di Pulau Sumatra tidak seproduktif di Pulau Jawa.

Dalam dua tahun semenjak berdiri, Pijar mencoba keluar dari zona nyaman. Mereka meninggalkan Medan demi mengejar mimpi besar di ibu kota, Jakarta. Tidak butuh waktu lama, sebuah label kecil yang juga punya ambisi besar untuk meningkatkan reputasi dalam skena indie Nusantara berbaik hati menampung musik mereka. Pijar pun digandeng oleh Etalase Records yang berjasa besar dalam perilisan dua album terakhir mereka.

Band ini pun mengakui bahwa lingkungan ibu kota lebih memadai untuk mereka berkarya. Karena itulah Pijar memilih untuk hijrah dari Medan ke Jakarta dan menetap hingga sekarang.

“Kalau di Medan itu kan bukan kota seni, jadi kalau kita bermusik, atau melukis, atau segala hal yang berhubungan dengan seni, kita nggak akan bisa kalau di Medan, karena bukan kotanya. Karena di sini (Jakarta) ibu kotanya,” aku band ini.

Keputusan mereka bermigrasi, karena pertimbangan dari segi bisnis. Pada dasarnya, Medan tetap menjadi tempat yang tepat untuk bermusik. Tetapi pertimbangan dari segi bisnis dan profitlah yang membuat mereka memilih Jakarta menjadi tujuannya. Betul saja, mereka memberikan kualitas. Baik dari sajian album maupun kemampuan saat mereka manggung secara langsung.

Sepanjang band ini bernama Pijar, mereka sudah merilis setidak 1 full album dan beberapa mini album. Di antaranya adalah Sound of Youth ketika masih tinggal di Medan. Sementara ketika sudah menetap di Jakarta, Pijar muncul dengan EP berjudul Exposure. Di samping itu, Pijar juga sangat aktif merilis video musik di kanal YouTube mereka. Tahun 2018 lalu, Pijar juga merilis mini album berjudul PIJAR.

Totalitas Pijar dalam bermusik ditunjukkan dalam album penuh Exposure misalnya. Album ini memuat lagu-lagu bertemakan cerita fiksi, penuh cinta, situasi sosial, dan persahabatan dengan amunisi 10 lagu menghentak. Single Selatan pun didapuk sebagai lagu andalan. Ibarat berkenalan, single Selatan dipilih Pijar karena bercerita banyak tentang harapan, mimpi, pencapaian, dan pelajaran hidup. Bukan hanya tentang geografis saja.

Pada 2017 lalu, Pijar juga mencetak EP bertajuk Ekstase sebagai album mereka yang termutrakhir. Pita kaset dan piringan hitam dipilih menjadi format rilisannya. Pijar pun mendapat tanggapan positif, terutama ketika Pijar keluar ke permukaan dan dibuktikan melalui EP tersebut. Ekstase sendiri memuat lima lagu, Tropis terpilih menjadi single jagoan di EP itu. Menariknya lagi, EP ini ikut dimeriahkan oleh Carissa Perusset, seorang model muda cantik untuk video musiknya. Ekstase pun berhasil menjadi suksesor karya-karya Pijar sebelumnya.

Demi memperluas reputasinya, Pijar pun melakukan tur keliling Indonesia. Video musik untuk lagu Tropis dan single kedua Äkhir Pekan juga tersaji di kanal YouTube resmi mereka. 

Tidak berhenti di situ, Pijar membuktikan ambisi besar ingin selalu menelurkan karya melalui rilisan single Lunar Biru. Sentuhan new wave begitu kental dalam lagu ini. Nuansanya membawa para pendengar kembali pada memori indah musik britrock dekade 1980-an akhir dan awal 1990-an. Lewat single Lunar Biru, Pijar berkisah tentang percintaan dua remaja bernama Gandhi dan Luna yang sedang mengalami gejolak dalam lautan asmara.

Pijar juga tercatat pernah menyumbangkan lagu berjudul Antologi Rasa untuk film judul yang sama pada 2019 lalu. Pijar menyumbangkan lagu bernuansa pop synth 1980-an dengan irama ceria yang sangat mengingatkan pada musik citypop. Awalnya, soundtrack film Antologi Rasa ini ditulis oleh vokalis J.Alfredo dengan judul PJR-7. Namun, lagu ini diberi sentuhan oleh duo produser Stevesmith yaitu Chandra dan Randy Danistha dari Nidji. Stevesmith sendiri adalah produser dan MD untuk soundtrack film Antologi Rasa.

Dari situlah Pijar kemudian bisa terlibat dalam soundtrack film ini dan hingga diproduseri oleh duo Stevesmith. Pijar membawakan lima lagu untuk soundtrack film tersebut. Selain lagu Antologi Rasa, Pijar juga membawakan lagu Akhir Pekan dan Lunar Biru.

Pijar juga pernah membuat cover lagu pop lawas berjudul Kasih Bersemi yang versi aslinya dibawakan oleh band asal Medan, The Rhythm Kings yang rilis tahun 1972. Lagu pop hippie keramat ini kemudian berhasil diaransemen ulang dengan apik oleh Pijar sehingga terdengar seperti berhasil dimiliki ulang dan menjadi milik Pijar.

Image source: https://www.instagram.com/pijarmusic/

PERSONAL ARTICLE

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Pijar #post punk #britrock #Medan #sumatra utara #Band Indie #Pop

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Super Buzz

Lalahuta Cerita tentang Patah Hati di Single Terbaru 1 2 3

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

The Rain Rilis Single Mengembara, Rayakan 22 Tahun Berkarya

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

Suara Kayu Lepas Single Terbaru Berjudul Rekat

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

D’Jenks Rilis Musik Video Reggae Reseh, Penghormatan untuk Kebayoran

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

Yovie Widianto Bentuk Supergrup SEMVA, Rilis Single Sumpah Cintaku

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

Gugun Blues Shelter Lepas Single Terbaru Berjudul Don’t Cry For Me

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

Sarah Barrios Rilis Lagu Singkat Serba Nyeleneh Berjudul Bitter Bitches

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

Ganti Nama, Club Mild Lepas Single Baru Bertajuk Sun Gazer

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

Ranu Pani Mengajak Berimajinasi di Album Terbaru Berjudul Inklusi

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Super Buzz

Umumkan Album Baru, Neck Deep Rilis Single Berjudul “It Won’t Be Like This Forever”

Read to Get 5 Point
image arrow
1 /