Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Reney 'Scaller': Those Early Days (Part 1)

Author :

Article Date : 14/01/2018

Article Category : Noize

Usia saya 14 tahun ketika ibu saya menanyakan, “Reney, kalau sudah lulus sekolah nanti mau jadi apa?” Dengan nada lantang saya menjawab “Ingin jadi musisi” atau kira-kira seperti itulah kalimatnya. Rupanya alam bawah sadar saya menanggapi pertanyaan itu dengan serius, meskipun mungkin ibu saya tidak terlalu menggubris dengan keseriusan yang sama. Wajar saja, 3 tahun sebelumnya saya baru diperkenalkan pada gitar. Itu pun bukan ketertarikan dari saya sendiri, melainkan ide beliau yang mendaftarkan saya belajar musik klasik.

Gitar klasik merupakan instrumen pertama saya. Selama kurang lebih 2 tahun saya dicekoki partitur, sampai suatu ketika saya melihat teman SD saya yang bisa memainkan lagu pop dan bertanya-tanya “Mengapa sudah 2 tahun belajar, strumming pun saya sulit melakukannya?” Pada akhirnya saya tidak melanjutkan kursus yang dibiayai orang tua saya tersebut dan beralih ke belajar chord. Sebuah majalah lokal yang cukup dikenal pada jamannya, MBS pun menjadi teman baik saya. Hari-hari saya diisi dengan mengulik hampir semua lagu yang saya tahu di setiap edisi majalah tersebut.

Ketertarikan terhadap musik pun semakin berkembang dan membuat saya hanya ingin mempelajari musik, terutama gitar. Memasuki SMP, saya yang cenderung bergaul dengan anak yang lebih dewasa, akhirnya keracunan musik rock generasi sebelumnya, mulai dari Guns N’ Roses sampai Rage Against The Machine. Dua band tersebut yang akhirnya membuat saya tertarik ingin mempelajari gitar elektrik. Saya pun mulai nge-band dengan teman-teman dari yang seumuran sampai yang lebih tua.

Empat tahun pertama saya mengenal musik rasanya berlangsung dengan cepat dan mulus-mulus saja. Saya cukup beruntung mendapat dukungan yang penuh dari orang tua, meskipun kadang mereka geram melihat hasil akademis saya yang cenderung pas-pasan. Di hari-hari itu, musik selalu menjadi titik cerah dan semangat bagi saya dalam menjalani kehidupan dan secara tidak langsung memudahkan saya dalam memproyeksikan kehidupan di masa yang akan datang.

Fase Berikutnya

Memasuki dunia SMA, banyak sekali hal-hal yang berdistraksi dengan fokus utama saya di musik. Bahkan ada suatu saat saya sempat meninggalkan gitar selama hampir 2 tahun. Masa pubertas benar adanya, sungguh menggangu. Tahun terakhir saya di sekolah adalah yang tersulit. Saya pikir saya sudah menemukan jawaban dari pertanyaan ibu saya tadi, tetapi kenyataannya cukup kompleks. Ternyata konsistensi tidak semudah yang dibayangkan. Teman yang bisa di ajak nge-band pun semakin berkurang ...

Bersambung ke bagian dua ...

*Foto: Dokumentasi SuperMusic.ID

PERSONAL ARTICLE

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Reney Karamoy #Reney 'Scaller' #SCALLER #stella gareth

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Noize

Rudolf Dethu: Muda, Bali, Bernyali

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Perilaku Individu Musik Indonesia di Era ‘Baby Boomers’ dan ‘Gen X’

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Yulio Piston: Tentang Menjadi Pengkritik Musik

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Sudah Saatnyakah Indonesia Punya Rock ‘n Roll Hall of Fame?

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Acum Bangkutaman: Mencari Band Buruk yang Berpengaruh

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Berkeliling Eropa Bersama Morgensoll dalam Eternal Tour 2023

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Pentingnya Paham Soal Hukum dalam Industri Musik

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Musisi Bertopeng dan Budaya Asalnya

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Menebak-nebak Masa Depan Vinyl Indonesia

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Catatan Perjalanan: EHG Forever, Forever EHG!

Read to Get 5 Point
image arrow
1 /