Author :
Article Date : 04/01/2021
Article Category : Super Buzz
Sebagai seorang musisi atau publik figur, kontroversi dan kejadian kurang mengenakkan tentu rentan terjadi. Sama halnya dengan yang dialami oleh Ryan Adams. Akibat kejadian yang disayangkan pada tahun 2019, Ryan Adams sempat menghilang dari permukaan dan baru saja kembali muncul dengan merilis album berjudul Wednesdays di tahun ini.
Diinformasikan melalui sebuah unggahan pada akun Instagram pribadinya, Ryan Adams mengungkapkan bahwa rilisnya album ke-17 dalam diskografinya ini diperuntukkan untuk siapapun yang membutuhkan harapan di tengah masa pandemi yang masih mengkhawatirkan hingga saat ini. Album ini merupakan sebuah karya lanjutan dari album Prisoner yang Ryan Adams rilis tiga tahun silam, tepatnya pada tahun 2017.
Wednesdays sebetulnya sudah pernah direncanakan untuk dirilis oleh Ryan Adams sebelumnya. Di tahun 2019, Ryan Adams sudah mengabarkan kepada para penggemarnya bahwa dirinya akan merilis album berjudul Big Colors yang disusul dengan Wednesdays serta satu buah album lagi yang belum diumumkan judulnya kala itu. Namun perilisan album Big Colors tersebut tersebut harus dibatalkan akibat sebuah kejadian di tahun 2019 yang akhirnya membuat banyak orang kecewa atas pria yang pertama kali mendapat pengakuan musik di tahun 2000 melalui album debutnya yang berjudul Heartbreaker.
Akhirnya di tahun 2020, Ryan Adams memutuskan untuk merilis album Wednesdays yang sebelumnya sudah direncanakannya. Ryan Adams juga merilis ini secara mendadak tanpa mengumumkan kabar yang bisa membantunya meraih awareness yang dibutuhkan. Melalui label rekamannya, Pax AM, Ryan Adams meluncurkan albumnya secara digital pada saat tengah malam di bulan Desember. Rencana awal Ryan Adams untuk menyertakan 17 lagu untuk album Wednesdays pun harus urung terlaksana dengan menyisakan 11 lagu untuk album ke-17 yang dirilis semasa kariernya sebagai musisi tunggal.
Album ini juga didedikasikan oleh Ryan Adams sebagai sebuah permohonan maaf atas kejadian yang menimpanya. Ryan Adams pun berharap dengan rilisnya album Wednesdays ini dirinya bisa kembali meraih kepercayaan yang telah hilang, terutama bagi para penikmat musiknya. Album ini juga digunakan sebagai sebuah medium bagi Ryan Adams untuk bercerita tentang kondisi psikologisnya dalam berjuang menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.
Kepiawaian Ryan Adams dalam menulis lirik untuk mencurahkan isi hatinya telah diketahui oleh anggota keluarganya sejak kecil. Di umur 8 tahun, Ryan Adams pernah memulai menulis sebuah puisi di kediaman neneknya. Ryan Adams pun mengakui bahwa kala itu dirinya cukup mengidolakan Edgar Allan Poe.
Beranjak remaja, kecintaan Ryan Adams terhadap sastra pun semakin besar. Guna menyalurkan semangat mudanya, Ryan Adams mencari relevansi melalui buku-buku puisi karangan Hubert Selby, Jr., Henry Miller, Jack Kerouac. Di masa yang sama, Ryan Adams juga mulai memiliki ketertarikan untuk bermain musik hal ini ditandai saat dirinya menginjak umur 14 tahun dirinya mulai belajar memainkan gitar elektrik. Tidak butuh waktu yang lama bagi Ryan Adams untuk mempelajari alat musik tersebut, dirinya juga sempat tergabung di dalam sebuah band lokal bernama Blank Label dan berhasil merilis tiga buah lagu dalam format piringan hitam 7 inci di tahun 1991 sebelum akhirnya memutuskan bubar.
Setelah Blank Label bubar, Ryan Adams tetap mencoba peruntungannya dalam bermusik. Alhasil dirinya pun membentuk sebuah band bersama teman-temannya di bangku sekolah menengah atas bernama The Patty Duke Syndrome yang juga bubar dalam waktu singkat. Selanjutnya di tahun 1994, Ryan Adams bersama Caitlin Cary, Eric "Skillet" Gilmore, Steve Grothmann, dan Phil Wandscher membentuk sebuah band beraliran country rock bernama Whiskeytown. Bersama Whiskeytown, Ryan Adams sempat berhasil menelurkan empat buah album dalam rentang tahun 1995 hingga 2001. Whiskeytown yang dimotori oleh Ryan Adams ini juga sempat berhasil mendapatkan pencapaian komersial melalui album keduanya Strangers Almanac yang rilis di tahun 1997.
Sebelum akhirnya membubarkan Whiskeytown, Ryan Adams terlebih dahulu merilis album debut perdananya berjudul Heartbreaker di tahun 2000. Dalam produksi album perdananya, Ryan Adams bekerja sama dengan Ethan Johns yang dirinya pilih sebagai seorang produser untuk album tersebut. Diketahui bahwa Ryan Adams hanya membutuhkan waktu selama 14 hari untuk merekam seluruh lagu yang masuk ke dalam album perdananya tersebut. Ryan Adams mendapatkan apresiasi yang cukup positif dari para kritikus musik yang menganggap bahwa album ini terkesan sebagai sebuah lembaran baru yang dimulai oleh Ryan Adams dan memiliki nuansa yang berbeda dari album-album Whiskeytown yang sempat dirilisnya. Meskipun berhasil mendapatkan apresiasi yang baik dari para kritikus musik, album perdana dari Ryan Adams ini nyatanya tidak berhasil mendapatkan kesuksesan secara komersial.
Setelah merilis album terakhir dari Whiskeytown, di tahun 2001 Ryan Adams kembali dengan merilis album kedua untuk proyek solonya berjudul Gold. Awalnya, Ryan Adams tidak ingin untuk membuat materi promosi dalam bentuk perilisan single dan video klip untuk album solo keduanya ini. Dirinya memilih untuk kembali masuk ke studio rekaman atau mempromosikannya melalui konser musik. Namun, akhirnya Ryan Adams setuju untuk merilis sebuah video klip dari lagu New York, New York yang ada di album Gold. Video klip tersebut direkam di New York dengan memilih gedung World Trade Center sebagai latar tempat, empat hari sebelum tragedi teroris 11 September. Ketidak sengajaan tersebut akhirnya membawa nama Ryan Adams hadir di berbagai bentuk perbincangan dan membuat dirinya mendapatkan perhatian dari para penikmat musik di arus utama.
Please choose one of our links :