Author :
Article Date : 17/07/2020
Article Category : Super Buzz
Setelah melewati tiga tahun tanpa karya, sudah waktunya bagi unit noise rock/alternative asal Jakarta Sirati Dharma untuk keluar dengan materi terbarunya. Maka dari itu, hadirlah Transcendental, album yang repertoarnya diisi oleh sembilan nomor dengan total durasi empat puluh menit, dirilis via Palm House Records.
Waktu penggarapan hingga tiga tahun bukan tanpa alasan. Butuh waktu yang lama bagi Pandji Dharma selaku gitaris yang mengerjakan proses produksinya guna “menghasilkan sensasi pengalaman binarual yang gila, dan jarang dilakukan oleh kebanyakan band-band Indonesia,” tulisnya, dilansir dari rilisan pers.
Benar saja, sembilan track yang tersusun dalam Transcendental menampilkan tekstur dan ruang yang penuh akan layer dan terkesan luas. Meski begitu, tekstur dan ruang yang barangkali “sensitif” ini tetap terasa nyata meski kerap dipacu dengan balutan rock yang agaknya terbilang agresif.
Transcendental, dalam titik ter-”tinggi”-nya, adalah keseimbangan sensasi shoegaze yang mampu menyalurkan intensistas musik rock alternatif tanpa perlu banyak berkompromi. Di lain sisi, menjelajah pendar muramnya, maka siap-siap masuk dan menapak ke dalam sebuah ramuan down-spiralling. Equal parts atmosferik dan grim, pendengar disajikan dengan narasi non-generik yang mengeksplorasi sudut-sudut (ter)gelap emosi manusia di tengah maraknya karya-karya yang berkiblat pada self-healing dalam isu mental health.
Dalam album baru ini, Sirati Dharma seakan menemukan titik tengah di antara komponen-komponen utama mereka. Berbeda dengan 7 (2015), terasa poros Transcendence yang lebih dipoles, serta aransemen yang lebih menaruh perhatian pada progresi dan detil. Susunan traklist juga menjadi daya tariknya, menjanjikan perjalanan yang menggaungkan setiap highs and lows-nya secara tepat guna.
Jika harus memaparkan kekurangan dari album ini, barangkali Transcendental tidak menyediakan peak yang kasar dan mentah sebagaimana yang nampak dalam rilisan studio mereka sebelumnya. Meski begitu, jika kalian dapat menghargai produksi penuh perhatian yang diterapkan ke dalam album ini, barangkali semua itu bisa terbayar dengan lunas.
Dari nomor pembuka “Into The Sun” yang menampilkan “keseimbangan” baru Sirati Dharma, ke track kolaborasi dengan Ray Marshall (KPR), “Black Pond”, yang dikemas seperti Pinkshinyultrablast bervokal Alex Turner, hingga “Sonar Echoes” (ft. Viki KPR) yang mind-bending dan sample dialog ikonis film Reality Bites di lagu yang berjudul sama; Transcendence dari Sirati Dharma membuktikan bahwa mereka telah berhasil melepas rilisan solid di pertengahan tahun 2020 ini.
Please choose one of our links :