Jika mencari musisi multi talenta dengan proyek musik yang beragam, tampaknya nama Iga Massardi merupakan nama yang cukup sering muncul pertama kali di dalam benak. Hal tersebut memang terbukti dari sepak terjang Iga Massardi di dunia permusikan Tanah Air yang penuh warna dan dinamika. Apalagi semenjak padu bermusik bersama Barasuara, Iga Massardi dinilai sebagai salah satu musisi yang memiliki pengaruh besar untuk pergerakan musik Tanah Air.
Sebelum membentuk Barasuara bersama TJ Kusuma, Marco Steffiano, Gerald Situmorang, Asteriska Widiantini, dan Puti Chitara, nama Iga Massardi lebih dulu dikenal sebagai gitaris band The Trees and The Wild. Bahkan awalnya Barasuara merupakan proyek musik solo yang Iga Massardi coba realisasikan. Awalnya Barasuara adalah sebuah wadah untuk menyalurkan segala macam ide musik yang ada di dalam kepalanya. Namun, lambat laun Iga Massardi mulai menemukan konsep baru yang lebih menyenangkan dalam format band
Meskipun dinilai sudah nyaman menjalani karier bersama Barasuara, tampaknya jiwa eksperimental yang ada di dalam diri Iga Massardi masih belum padam apinya. Hal tersebut pun akhirnya ditunjukkan oleh sang musisi melalui hadirnya Sagas Midair. Proyek musik baru yang ditawarkan oleh Iga Massardi ini merupakan sebuah proyek musik solo dari pendiri Barasuara tersebut. Nama Sagas Midair sendiri merupakan moniker dari anagram atau pengacakan huruf dari nama sang musisi.
Tidak tanggung-tanggung, dalam memperkenalkan proyek Sagas Midair, Iga Massardi langsung merilis album debutnya pada bulan Agustus lalu. Album perdana Iga Massardi di bawah nama Sagas Midair ini dirilis dengan judul Loneliness & Decibels. Musik ambiance atau instrumental dipilih sebagai identitas bagu Iga Massardi di bawah nama Sagas Midair. Terdapat 8 buah lagu tanpa vokal yang ditulis oleh Iga Massardi untuk album Loneliness & Decibels ini.
Meskipun terdengar jadi karangan musik yang kompleks, nyatanya untuk proses rekamannya sendiri, secara teknis dilakukan sesederhana mungkin oleh Iga Massardi. Diakui oleh sang musisi bahwa seluruh pondasi musik yang hadir, direkam dengan menggunakan gitar dalam satu kali take. Selain itu, Iga Massardi juga tidak memberikan treatment overdub untuk rekaman album perdana dari Sagas Midair ini.
Berbicara mengenai kisah dari album perdana Sagas Midair, Loneliness & Decibels ini merupakan curahan hati Iga Massardi atas rasa kalut dan duka yang dirasakan. Pengalaman yang mengguncang jiwa terkait Covid-19 yang dialami oleh beberapa anggota keluarga Iga Massardi jadi pemicu bagi sang musisi untuk berpikir dan mencari makna dari apa yang dirinya lakukan sebagai seorang musisi dan juga sebagai seorang manusia.
Selain itu, di dalam album Loneliness & Decibels ini, Iga Massardi juga mempersembahkan sebuah lagu sebagai persembahan dan penghormatan kepada anggota keluarga yang berpulang melalui judul lagu Good Bye Akung. Penghormatan lainnya juga hadir untuk mendiang Aria Baron (eks Gigi) melalui berjudul Aria.
Di luar aktivitasnya sebagai seorang musisi, Iga Massardi juga cukup aktif berolahraga dengan cara bersepeda. Kecintaannya dalam bersepeda juga didokumentasikan dengan apik oleh Iga Massardi melalui akun Instagram pribadinya. Saking gemarnya melakukan olahraga sepeda, pentolan di dalam tubuh Barasuara ini juga menjadikan sepeda sebagai salah satu moda transportasi tunggal dalam kesehariannya. Bahkan diketahui melalui akun Instagram pribadinya, Iga Massardi juga cukup sering melakukan perjalanan bersepeda bersama istri sebagai salah satu cara menghilangkan rasa bosan di masa pandemi.
Image courtesy of Bacchus Guitars
Please choose one of our links :