Rencana Slipknot untuk bisa memperkenalkan karya baru di tahun 2021 akhirnya dapat terealisasi. Hal tersebut sebelumnya hanya jadi sebuah harapan yang diberitakan saja. Namun, tampaknya, Slipknot terlihat serius untuk bisa kembali bermusik secara aktif di masa pandemi yang mulai menunjukkan tanda baik. Kabar tentang keseriusan Slipknot dalam proses penulisan lagu sudah tersiar sejak beberapa bulan lalu dan akhirnya, band nu metal asal Amerika Serikat ini resmi merilis The Chapeltown Rag pada awal November lalu sebagai single di tahun 2021.
The Chapeltown Rag merupakan karya musik terbaru yang dirilis oleh Slipknot selama kurang lebih 2 tahun lamanya. Rilisnya single terbaru berjudul The Chapeltown Rag ini pertama kali diungkapkan secara eksklusif melalui berita di knotfest.com. Situs tersebut merupakan portal berita sekaligus entertainment lainnya yang dibentuk oleh Slipknot. Untuk judul lagunya sendiri, Slipknot menjelaskan bahwa mereka mengambil nama dari sebuah daerah di Yorkshire Barat yang menjadi lokasi tragedi Yorkshire Ripper murders di kisaran tahun 1975 hingga 1980.
Meskipun terinspirasi dari tragedi kelam di masa lampau, Slipknot tetap mencoba untuk menarik sebuah benang merah dalam menyambungkan motif dan latar belakang kejadian tersebut di masa sekarang. Dalam hal ini, Slipknot mencoba untuk menggabungkan fenomena dan tren masyarakat luas yang cenderung memiliki kecanduan terhadap media sosial dan juga pencarian jati diri. Slipknot melalui Corey Taylor menjelaskan bahwa lirik yang ditulis mencoba untuk mengungkap segala bentuk muslihat dan tipu daya yang dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab di media sosial.
Menurutnya, bukan hanya media sosial sebagai alat, tapi banyak orang yang memang memiliki niat untuk menggunakan inovasi teknologi tersebut jadi sebagai aktivitas yang kurang bermanfaat. Tipu daya dan muslihat tersebut yang dianggap jadi faktor mengapa banyak orang bisa kehilangan jati dirinya sehingga kembali membutuhkan media sosial dalam pencarian hingga akhirnya menjadi adiksi yang membahayakan. Lirik yang sarat akan pesan kritis tersebut juga dibalut dengan komposisi musik yang liar. Slipknot bahkan meyakinan para pendengarnya bahwa single The Chapeltown Rag ini jadi sebuah pintu yang membuka era baru dalam evolusi bermusik Slipknot. Selain itu, The Chapeltown Rag ini juga akhirnya dibawakan pertama kali secara live di gelaran Knotfest Los Angeles pada awal November lalu.
Era baru dalam bermusik yang coba dikembangkan oleh Slipknot ini diakui oleh Corey Taylor sebagai bentuk rasa syukur yang dirasakan oleh dirinya dan seluruh anggota band selama menjalani kehidupan di masa pandemi. Corey Taylor menegaskan bahwa apa yang terjadi belakangan ini, dengan waktu luang yang banyak menjadi masa yang cukup membahagiakan bagi dirinya dan seluruh anggota Slipknot. Band nu metal asal Amerika Serikat ini merasa kembali semangat dan punya banyak ide baru dan mereka merasa semakin solid dan menyenangkan. Hal tersebut diakui oleh Corey Taylor layaknya sebuah masa nostalgia ketika Slipknot pertama kali menjalankan tur mereka.
Corey Taylor menjelaskan bahwa tur pertama Slipknot dilakukan secara mandiri dan kolektif oleh pihak internal. Namun, semakin lama, semakin terkenal kepribadian di dalamnya pun semakin menjadi besar. Rasa tersebut tentu membuat setiap orang punya preferensi dan pandangan hidup yang berbeda pula. Akhirnya masa-masa tersebut jadi masa yang berat karena sulit untuk mendapatkan kata sepakat dalam proses kreatif maupun aspek lainnya. Namun, akhirnya setelah bertahun-tahun cukup ada di dalam tekanan, Slipknot pun bisa kembali bernapas lega dengan era terbarunya.
Terkait era baru dari Slipknot. Hal tersebut sebenarnya sudah mulai dimunculkan oleh Corey Taylor beberapa bulan lalu. Tepatnya pada awal bulan September di Rocklahoma Festival. Pada kesempatan tersebut Corey Taylor memperkenalkan desain topeng baru. Sebelum resmi mengenakan topeng baru di depan umum, Corey Taylor sempat menginformasikan adanya perubahan dalam tata busana Slipknot untuk tahun 2021 ini.
Informasi tersebut diungkapkan oleh sang vokalis ketika melakukan sesi wawancara bersama stasiun radio Lazer 103.3 pada Mei lalu. Dalam sesi wawancara tersebut, Corey Taylor menjelaskan bahwa topeng merupakan identitas yang tidak akan pernah bisa terpisahkan dari perjalanan karier Slipknot. Dalam perjalanan karier tentu saja ada perubahan yang terjadi. Sehingga desain topeng yang mereka kenakan pun juga bisa mengalami perubahan dalam beberapa waktu selama aktif bermusik. Corey Taylor secara pribadi menjelaskan bahwa penting bagi dirinya untuk bisa mengaplikasikan perubahan yang ada di dalam dirinya dan apa yang dirasakan ke dalam desain topeng Slipknot.
Sang vokalis tersebut juga menyatakan bahwa meskipun tidak semua anggota bandnya ingin mengganti desain topeng secara serentak, para personel Slipknot yang lain tetap memberikan kebebasan untuk berekspresi kepada dirinya dalam memperkenalkan evolusi melalui topeng panggungnya. Corey Taylor juga mengakui bahwa proses merancang desain topeng baru bukanlah hal yang mudah. Sang musisi harus bisa mengenal diri sendiri secara mendalam sebelum bisa memperkenalkan sisi tersebut kepada para penggemar Slipknot.
Sang vokalis Slipknot ini menjelaskan bahwa desain topeng barunya ini merupakan desain favoritnya. Dalam perancangannya, Corey Taylor memasukkan beberapa aspek kehidupan yang cukup menarik perhatiannya. Selain itu, vokalis dari Slipknot ini juga tetap mencoba menggabungkan beberapa aspek dari berbagai desain topeng terdahulunya. Menurut sang musisi, hadirnya aksen desain topeng di masa lampau membuat evolusi dari topeng baru miliknya jadi lebih nyata dan diharapkan punya simpati yang sama terhadap para penggemar Slipknot saat ini.
Image courtesy of Knotfest
Please choose one of our links :