Author :
Article Date : 17/12/2020
Article Category : Trending
Mundur ke awal Desember kemarin, jadi di tanggal 4 bulan ini adalah momen dimana UNESCO mengakui Noken sebagai salah satu warisan budaya dunia. Kalau belum tahu Noken itu apa, Noken adalah tas tradisional dari Papua.
Sertifikat UNESCO itu baru diserahkan kepada masyarakat Papua pada 7 April 2014 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu M Nuh kepada Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi.
Secara tradisionalnya Noken ini berbahan serat kulit kayu atau bahan alami. Uniknya dari tas ini adalah cara pemakaiannya, yakni dikaitkan di kepala atau diselempangkan di badan.
Fungsi Noken ini sendiri bermacam-macam tergantung dari ukuran. Kalau besar biasanya untuk membawa hasil kebun, menggendong bayi atau anak babi. Kalau ukuran sedang untuk membawa buku, lalu yang ukurannya kecil itu buat menyimpan ponsel.
Meski kelihatannya sederhana, tapi harga jualnya tinggi, bro. Harga satu tas Noken Anggrek Rp 4 juta hingga Rp 10 juta lebih. Oleh Suku Mee, Noken ini disebut toya agiya.
[readalso url=22269]
Cuma Dipakai Laki-laki
Image source: Han Lin Teh, via flickr
Tas Noken ini hanya dibuat dan dipakai oleh kaum laki-laki saja, bro. Dan yang mesti dipahami adalah nggak sembarangan laki-laki yang boleh memakai Noken anggres ini.
Pada tradisi Suku Mee, Noken toya agiya hanya boleh dipakai oleh seorang tonowi. Tonowi adalah istilah yang mencerminkan seorang laki-laki yang berkuasa, kaya, punya banyak babi, banyak istri, dan pandai berpidato.
Dari segi fungsi dan kekuatan daripada Noken ini jangan diragukan lagi, Benda ini terbukti tahan lama dan nggak mudah robek.
Waktu Pembuatan 3 Bulan
Image source: instagram.com/kemenparekraf.ri
Proses pembuatannya terbilang cukup rumit dan lama. Bahkan sampai 3 bulan pengerjaan. Yang bikin tas Noken ini lama dibuat adalah sulitnya mendapatkan tanaman anggrek sebagai bahan bakunya.
Si pembuat mesti masuk ke dalam hutan dulu yang jauh dari pemukiman. Sudah gitu, tanaman anggrek hanya ada di hutan sekitar Paniai, Dogiyai, Deyai, Papua. Mungkin ini juga yang bikin harga satu tasnya bisa jutaan rupiah.
Kalau lo mau mendapatkan tas ini bisa kunjungi Pasar Moanemani, Dogiyai, Papua. Pria Suku Mee bakal menjajakannya sambil dipakai, dilekatkan pada kepala atau diselempangkan di dada.
[readalso url=21278]
Pemuda Depok yang Bikin Google Doodle Noken Papua
Image source: instagram.com/fetradanu
Doodle Noken Papua yang muncul di Google ini ternyata dibuat oleh ilustrator asal Depok, Jawa Barat, bernama Danu Fitra Nugraha. Proses pembuatan Google doodle tama Noken Papua sudah dimulai dari dua bulan lalu.
Danu terinspirasi Noken Wamena untuk membuat Doodle Google. Landscape yang dipilih juga menggambarkan Lembah Baliem Wamena.
Jadi ilustrasi yang dibuat Danu itu kelihatan ada dua orang yang sedang memangdang pegunungan. Dua orang itu menggunakan Noken yang dikatikan di kepala.
Pada Google doodle tersebut juga menggambarkan perjalanan wanita-wanita di Papua membawa hasil bumi ke rumah masing-masing.
Filosofi dari Noken ini dijabarkan mengajarkan tentang berbagi, demokrasi dan kebenaran. Maknya juga untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam.
Please choose one of our links :