Author :
Article Date : 10/12/2020
Article Category : Super Buzz
Bagi penggemar musik rock alternatif tentu tidak akan asing dengan nama Teenage Fanclub. Band asal Skotlandia ini merupakan salah satu band rock alternatif yang unik karena kerap kali memasukkan elemen-elemen dari berbagai gaya dan aliran musik yang ada ke dalam karya-karyanya. Hal tersebut juga masih dilakukan oleh Teenage Fanclub untuk album barunya nanti.
Teenage Fanclub telah mempersiapkan sebuah album lanjutan berjudul Endless Arcade dari karya terakhir mereka di tahun 2016 berjudul Here. Rencananya, Teenage Fanclub akan merilis album barunya ini di bulan Maret tahun 2021 mendatang. Teenage Fanclub mengabarkan informasi tentang album terbarunya tersebut sekaligus dengan merilis single yang diambil dari album Endless Arcade berjudul Home pada 12 November yang lalu. Home merupakan lagu yang berada pada posisi nomor satu dari 12 lagu yang akan mengisi album terbaru Teenage Fanclub secara keseluruhan.
Di album terbarunya nanti, Teenage Fanclub juga mengisinya dengan lagu yang sempat mereka rilis di tahun 2019, Everything Is Falling Apart. Ketika menjelaskan tentang asal usul dari judul albumnya, Raymond McGinley, vokalis dan pemain gitar di dalam tubuh Teenage Fanclub tersebut menyatakan bahwa album serta kalimat endless arcade dapat digambarkan sebagai sebuah kota yang dapat membawa siapa saja yang mengunjunginya untuk pergi ke mana saja. Sama halnya dengan melakukan eksplorasi. Eksplorasi jadi tema utama pada penggarapan album terbaru yang akan dirilis pada tahun 2021 ini. Teenage Fanclub merasa di dalam sebuah eksplorasi, setiap orang akan berada dalam rasa takut dan penasaran atas sebuah misteri di ujung perjalanan serta mampu membangkitkan imajinasi yang terkesan tidak ada batasnya. Aspek-aspek tersebut juga yang dijadikan pedoman untuk penggarapan materi album terbaru dari Teenage Fanclub tersebut.
Selain itu, album Endless Arcade ini juga jadi sebuah penanda karya baru dari Teenage Fanclub yang ditinggalkan Gerard Love, salah satu pendiri Teenage Fanclub yang bergabung di dalamnya sejak tahun 1989. Sejarah mengenai Teenage Fanclub, band ini lahir dan mulai didengar banyak orang berkat para anggotanya yang tergabung dalam skena C86 di Glasgow, Skotlandia. C86 merupakan sebuah inisiasi dari majalah NME dalam bentuk album kompilasi untuk menghadirkan musisi serta kelompok musik baru terbaik di kawasan Britania Raya sesuai dengan versi dan citra media tersebut. Raymond McGinley, Norman Blake, dan Francis MacDonald merupakan tiga kepala yang memiliki ide untuk membentuk Teenage Fanclub. Mereka merupakan mantan anggota band The Boy Hairdresser yang bubar di tahun 1989. Teenage Fanclub baru resmi melengkapi formasinya ketika Gerard Love ikut ambil bagian.
Sebelum berevolusi menjadi salah satu band rock alternatif yang karya-karyanya begitu dinikmati oleh para penggemarnya, Teenage Fanclub lebih dulu terbentuk sebagai sebuah unit noise rock. Karya-karya awal Teenage Fanclub sebagai kelompok musik noise rock terangkum dan bisa didengar melalui album debut mereka berjudul A Catholic Education yang rilis di tahun 1990. Hampir seluruh materi di album perdana Teenage Fanclub dikemas dalam balutan musik noise rock, kecuali lagu berjudul Everything Flows yang memiliki karakteristik musik alternative rock/shoegaze, bahkan terdengar seperti sebuah karya dari musik pop. Keunikan yang ditawarkan lagu Everything Flows tersebut hadir berkat formula yang diramu oleh Norman Blake dan Raymond McGinley. Teenage Fanclub mengakui bahwa secara garis besar, lagu-lagu yang terdapat di album A Catholic Education ini merupakan kumpulan lagu yang sebelumnya telah dipersiapkan untuk The Boy Hairdresser sebelum memutuskan bubar.
Setelah merilis album debutnya, Teenage Fanclub langsung tancap gas untuk merilis mini album berjudul God Knows It’s True. Semangat untuk segera merilis karya ini tumbuh berkat kehadiran Brendan O’Hare sebagai penabuh drum menggantikan Francis MacDonald. Melalui rilisnya mini album ini juga nama Teenage Fanclub semakin berhasil menarik perhatian penggiat skena rock alternatif di Inggris Raya. Salah satunya adalah label rekaman independen paling disegani pada masa itu, Creation Records. Teenage Fanclub bergabung bersama Creation Records dan melahirkan album kedua berjudul The King pada tahun 1991. Pada awal rencananya, album ini hanya dibuat dalam edisi terbatas sebanyak 1.000 keping, namun mengetahui respon positif dari berbagai kritikus dan media musik, Creation Records akhirnya membuka batasan hingga 20.000 keping dalam produksi album ini. Album kedua Teenage Fanclub ini juga dilengkapi dengan hasil rekaman lagu cover Madonna, Like A Virgin, dengan aransemen yang lebih kasar dan terdengar garang.
Album ketiga Teenage Fanclub berhasil mendapatkan kesempatan untuk didistribusikan ke pasar Amerika Serikat yang dianggap lebih besar. Album berjudul Bandwagonesque ini didistribusikan oleh Geffen Records di Amerika Serikat berkat hasil kerja sama dengan Creation Records. Dengan distribusi album yang lebih luas, terbukti album ketiga ini berhasil membawa nama Teenage Fanclub mendapatkan kesuksesan secara komersial. Menurut pandangan kritikus dan media musik di Inggris Raya dan Amerika Serikat, album ketiga dari Teenage Fanclub ini terdengar menawarkan nuansa yang lebih dewasa namun tetap dengan permainan gitar yang eksploratif serta sarat akan emosi masa muda yang menggelora. Bahkan album ketiga dari Teenage Fanclub ini berhasil menduduki posisi pertama dalam polling yang diadakan oleh Spin Magazine di akhir tahun 1991 mengalahkan album Nevermind dari Nirvana, Loveless karya My Bloody Valentine, dan Out of Time milik R.E.M.
Please choose one of our links :