Sejak pertama kali muncul sebagai sebuah inovasi di industri musik, tube amplifier menjadi salah satu alat yang cukup populer dan banyak diminati oleh musisi modern. Hal tersebut juga yang membuat Tone King, sebuah produsen tube amplifier gitar milik Mark Bartel berdiri di tahun 1993. Tidak hanya menawarkan kualitas komponen amplifier yang mumpuni, Mark Bartel juga memilih untuk merancang tube amplifier Tone King miliknya dengan tampilan klasik, layaknya amplifier di tahun 1950-an. Hal tersebut memberikan daya tarik lebih bagi pemain gitar, yang ingin memiliki amplifier dengan tampang klasik namun dengan budget yang lebih bersahabat.
Salah satu arahan desain yang dijadikan acuan oleh Mark Bartel untuk Tone King adalah amplifier keluaran Fender yang minimalis sebagai nilai tambah estetikanya. Selain desain, komponen tabung yang ada di dalam amplifier milik Tone King ini juga cukup populer. Sebagaimana yang diketahui oleh banyak musisi, terutama pemain gitar, tube amplifier merupakan alat yang perlu dihangatkan terlebih dahulu. Proses penghangatan tersebut mampu memberikan kualitas suara yang dinilai renyah dan khas. Namun, Mark Bartel melalui Tone King memutuskan untuk memaksimalisasi potensi tersebut. Hampir seluruh tube amplifier Tone King dirancang agar dapat mampu memberikan keseimbangan resonansi suara klasik dengan kontemporer.
Salah satu tube amplifier buatan Tone King yang berhasil menghadirkan keseimbangan tersebut adalah Tone King Amplifier Imperial MKII. Keseimbangan resonansi suara yang ditawarkan oleh produk milik Mark Bartel tersebut pun memberikan kemudahan bagi para musisi untuk bisa bermain musik dalam waktu yang lebih konsisten. Pasalnya, semakin panas tube amplifier, karakteristik suaranya bisa semakin tidak terkontrol dan solusi tersebut hadir ketika Mark Bartel memperkenalkan amplifier tersebut di ajang NAMM tahun 1992.
Dalam merancang sirkuit untuk Tone King Imperial MKII, Mark Bartel menggunakan pendekatan hibrida dengan memastikan wiring kabel dalam papan elektroniknya dipasang menggunakan tangan seluruhnya. Selain itu, Mark Bartel juga mengakui bahwa dalam merancang tube amplifier tersebut dirinya cukup lama berkutat dengan attenuator dari Ironman agar dapat menghasilkan kualitas suara yang diinginkan. Menurut pendiri Tone King, sudah sewajarnya sebuah amplifier dapat memberikan keleluasaan kualitas suara sesuai dengan pengaturan gitaris. Dengan memakan waktu yang lama mempelajari attenuator tersebut, akhirnya Mark Bartel bisa menghasilkan kualitas suara yang mudah dikendalikan oleh para musisi.
Tidak hanya itu, dalam amplifier legendaris dari Tone King tersebut, Mark Bartel juga menambahkan efek seperti reverb dan tremolo. Ketika ditanya alasannya mengapa menambahkan kedua efek tersebut dalam produknya, Mark Bartel menjelaskan bahwa kedua efek tersebut adalah efek yang sering dirinya gunakan saat bermain gitar. Mark Bartel juga merancang komponen efek dalam amplifier tersebut secara mandiri. Hal tersebut dilakukan agar kedua efek yang tersemat dapat menjadi pelengkap yang baik bagi karakteristik overdrive tube amplifier dan bukan jadi saingan untuk karakteristik suaranya secara default. Oleh karena itu, pendiri Tone King tersebut menggunakan karakteristik efek tremolo maupun reverb yang klasik.
Mark Bartel juga menyatakan bahwa tube amplifier Tone King bisa digunakan untuk memberikan hasil yang optimal dari berbagai macam jenis dan merk gitar. Kemudahan dalam pengoperasian tube amplifier tersebut juga yang membuat nama Tone King jadi salah satu nama unggulan sebagai produsen amplifier di pasar butik. Saat ini, Mark Bartel sudah tidak menjadi pemilik dari Tone King, karena kepemilikannya sudah dibeli oleh Boutique Amps Distribution di tahun 2016. Meskipun begitu, sang pendiri Tone King tersebut masih memiliki peran besar dalam perancangan segala produk yang dikeluarkan oleh Tone King.
Please choose one of our links :