Badai pandemi yang selama hampir dua tahun terakhir meredupkan berbagai macam bentuk keseruan di panggung hiburan, kini perlahan mulai teratasi. Angka vaksinasi yang meski terbilang lambat di sejumlah wilayah, pelan-pelan terus bergerak naik menuju tingkat kecukupan masyarakat. Selain itu jumlah kasus penularan terus menunjukan grafik menurun dan patut untuk disyukuri.
Dua poin positif tersebut rasanya pantas untuk dirayakan. Sebuah selebrasi atas berangsur pulihnya kehidupan yang polanya berubah secara drastis dan menghantam banyak lini dengan nilai kerugian berskala masif. Meskipun begitu, perayaan di tengah situasi ini tetap harus bijak dan dijalankan dengan serangkaian protokol keamanan yang tidak longgar.
Di Indonesia sendiri, banyak sektor yang lumpuh. Meski ada yang masih bisa bernafas walau terseok-seok, jumlah yang hancur total jauh lebih banyak lagi, seperti industri hiburan, khususnya pertunjukan langsung. Mari persempit dalam cakupan musik. Banyak band yang harus memutar otak agar kegiatan berkesenian mereka tetap bisa berjalan di masa sulit tersebut.
Belum lagi urusan finansial, mengganti pola bisnis sudah pasti dilakukan supaya kas tidak habis terkuras. Menjaga interaksi dengan para penggemar juga bukan perkara mudah saat mereka tidak bisa lagi menyapa secara langsung dan bertukar energi seperti ketika berada di atas panggung.
Hal yang jauh lebih berat dialami oleh para penyelenggara acara dan pemilik tempat pertunjukan. Tidak sedikit dari mereka yang menyerah karena gagal bertahan dan memutuskan untuk menggulung tikarnya. Meninggalkan ranah yang dicintai dan mungkin sudah dijalani dalam waktu yang lama tentu saja sulit, tapi ada daya saat sederet tuntutan lain juga menanti untuk dipenuhi.
Dengan berbagai kelumit yang menghinggapi di dalamnya, awal tahun 2020 hingga pertengahan 2021 kemarin memang dapat dikatakan sebagai satu periode paling murung bagi perkembangan musik Tanah Air. Beberapa kabar menyenangkan yang hadir jumlahnya tidak sebanding dengan derasnya berita buruk yang selalu datang bergantian.
Sekarang, di kuartal akhir menjelang tutup tahun, mari angkat topi bagi para pihak yang terus optimis memperjuangkan keberlangsungan ekosistem musik dalam negeri. Kerja keras yang terus dimaksimalkan, perlahan mulai membuahkan hasil. Belum signifikan memang, tapi tanda-tanda kembalinya makin ke sini kian cerah terlihat.
Sebagai contoh, Jazz Gunung 2021 sukses diselenggarakan di bulan September kemarin dengan penonton yang memenuhi persyaratan berupa dua kali dosis vaksin dan wajib menjaga jarak aman selama berada di tengah area. Mereka jadi salah satu yang pertama yang berhasil menggagas acara berpenonton setelah keadaan sempat menukik lagi di bulan Juni-Juli karena serangan varian Delta.
Selang satu bulan kemudian menuju akhir Oktober, sentra utama bagi para insan kreatif, M Bloc Space di Jakarta, melaksanakan program Emerging Showcase. Acara ini bertujuan sebagai pembuka sekaligus simulasi panggung-panggung musik yang apabila efektif ke depannya akan kembali disenggarakan di M Bloc Live House. Dengan penerapan protokol kesehatan yang amat disiplin bagi para penonton malam itu, Emerging Showcase pun sukses terselenggara.
Berita menggembirakan masih berlanjut, bahkan datang dari wilayah timur Indonesia. Prolog Fest di Makassar yang digagas oleh Prolog Studio lancar terlaksana dalam dua hari, 30-31 Oktober 2021. Kawasan Nipah Mall ramai dikunjungi oleh orang-orang yang sudah sebegitu rindu dengan semaraknya festival. Hebat memang, euforia yang ada tidak serta-merta membuat mereka, baik penonton dan penyelenggara, menjadi abai. Sertifikat vaksin dan hasil negative test antigen menjadi barang yang tidak dapat ditawar untuk menikmati Prolog Fest. Acara pun berlangsung tertib dan pelaksana kebanjiran pujian.
Dengan sederet kabar yang membuat sumringah, kini banyak harapan muncul kembali. Usaha-usaha untuk mengembalikan musik pada kodratnya, yaitu panggung dengan penonton, satu persatu mulai dijalankan kembali. Meski dengan berbagai keterbatasan yang ada, secara harfiah jumlah penonton memang masih dibatasi karena belum bisa untuk sebergerumul itu, semoga keadaan secepatnya bisa kembali ke bentuk paling idealnya.
image courtesy of dwphotos/Shutterstock
Please choose one of our links :