Dirty Ass, trio garage punk asal Tangerang ini pernah mencetak prestasi dengan rilisan album ketiganya yang berjudul Distopia. Album ketiga Dirty Ass tersebut dicetak dalam format kaset pita di bawah naungan empat label sekaligus. Label asal Amerika Serikat, Youth Riot Records; label Indonesia, Necros Records; label Jerman, Brainwasher Records; dan label Rusia, City To City Records. Secara berturut-turut, album Distopia ini dirilis pada Maret dan April tahun lalu.
Kini, selang setahun kemudian, album Distopia kabarnya akan kembali dirilis ulang oleh Dirty Ass dalam format cakram padat yang dibantu demajors. Format cakram padat album Distopia, album ketiga Dirty Ass sudah bisa didapatkan di gelaran Record Store Day atau melalui seluruh jaringan resmi dari demajors.
Album Distopia dirilis bertepatan dengan gelaran Record Store Day di Indonesia pada 23-24 April 2022. Salah satu nomor dari album, Sembah, beberapa waktu lalu sempat menjadi satu dari tiga nomor favorit dalam program Jameson Connects Indonesia 2022, berdampingan dengan materi dari The Jansen dan Happiest Lokal.
Dalam kesempatan tersebut, lagu Sembah juga dibuatkan video musiknya oleh Jameson Connects Indonesia yang disutradarai oleh Anggun Priambodo.
“Keseluruhan proses pembuatan video merupakan pengalaman yang menyenangkan. Pendekatan mas Anggun unik dan seru, proses shootingnya pun melibatkan banyak sahabat, dan dibuat di lokasi yang ‘personal’ buat kami,” sambut Dirty Ass.
Kembali mengenai Distopia, unit garage punk asal Tangerang ini menyampaikan bahwa album ini merangkum apa yang terjadi dalam perjalanan hidup mereka di medio 2020, ketika pandemi mulai menghantam dunia. Vokalis dan gitars Dirty Ass, Gerry Lainil Fauzi mengatakan, “Tahun 2020 sungguh mengubah banyak perspektif personal kami. Beberapa persoalan hidup, pandemi, mengubah kebiasaan dan rutinitas. Dipaksa harus berhenti.”
Album Distopia sendiri menyusul kehadiran dua album penuh sebelumnya dari Dirty Ass, yakni Irama Penendang Bokong yang rilis tahun 2016 dan Seliar Binatang yang rilis tahun 2018.
Sementara di awal bulan April, sang trio merilis Tantrum, sebuah single terbaru serta aransemen ulang dari Chaos Rd yang diambil dari album pertama mereka. Single Tantrum tersebut pernah dilibatkan dalam Audio Gangbang Vol. 3, album kompilasi garapan Jeruk Records. Keduanya kini bisa disimak melalui laman Bandcamp Dirty Ass.
Sekilas tentang perjalanan Dirty Ass mencetak albumnya dari empat label beda negara ini dimulai saat trio yang digawangi oleh Bayu Samudro (drum), Gerry Lainil Fauzi (gitar/vokal), dan Gilang Fresandy (bass) juga melalui masa-masa sulit ketika pandemi datang di tahun 2020. Sebelumnya, pada 25 Januari 2021, mereka telah mengeluarkan dua single terlebih dahulu berjudul Cemas dan Keluh. Bahkan terdapat satu lagu tambahan berjudul Enyah yang dirilis dengan video musik menarik.
"Memang di album ketiga ini sebelumnya kita ada inceran untuk label luar negeri, sistemnya kita share melalui media sosial masing-masing label dan kekumpul tiga label dari luar, Rusia, Amerika, dan Jerman," kata Gerry Lainil Fauzi tahun lalu.
Gerry mengaku, selama proses rekaman yang dimulai sejak Agustus 2020, terdapat beberapa kendala. Salah satunya pandemi yang membuat dirinya harus kehilangan pekerjaan dan tetap harus bertahan. Situasi tersebut berpengaruh dalam proses kreatif yang ditempuh olehnya.
“Karena situasi yang gue alami secara pribadi, salah satunya pandemi ini, membuat gue banyak mengubah lirik di album ketiga ini. Selain itu, dari album sebelumnya gue banyak belajar soal teknis rekaman hingga membentuk sound ‘garage’ yang raw, dan gue coba terapkan di album ketiga ini,” tambahnya.
Album ketiga Dirty Ass, Distopia, bisa dikatakan lebih intens dibanding album-album sebelumnya. Dengan berbagai situasi yang dialami masing-masing personel hingga cara mereka melakukan eksperimen pada alat musik yang dimainkan.
“Album ketiga ini bisa dikatakan personal buat gue, lebih kepada mempresentasikan perasaan dengan diri sendiri dan lingkungan. Terus juga, eksperimen sendiri banyak gue coba di sound gitar, mulai dari miking hingga minta banyak channel untuk gitar,” lanjut Gerry.
Album Distopia dirilis pada 16 Maret 2021 di Indonesia, kemudian di Seattle, Amerika Serikat pada 26 Maret 2021, disusul dengan Hamburg, Jerman, dan St. Petersburg, Rusia di April 2021. Walaupun dipandang sebelah mata, namun perjuangan yang dilakukan teman-teman Dirty Ass hingga sampai di titik ini, patut diterapkan oleh musisi/band lain. Bahkan Dirty Ass mengaku jika mereka menawarkan albumnya itu untuk dirilis di negara-negara asing dan diterima, maka terkabullah keinginan mereka.
Dirty Ass memang dikenal sebagai band yang humble, bahkan juga dikenal band yang memiliki work ethic yang baik. Buktinya, band ini punya frekuensi gig yang cukup tinggi dan juga rilisan yang dihasilkan secara teratur setiap tahunnya. Awalnya, Dirty Ass mengaku hanya memainkan progresif black and roll punk brutal death. Tetapi ketika jamming, mereka menemukan cara bermusik mereka seperti yang kita dengarkan lewat lagu-lagunya dan diasosiasikan sebagai garage punk rock.
Image source: Pop Hari Ini
PERSONAL ARTICLE





Please choose one of our links :