Author :
Article Date : 04/10/2020
Article Category : Super Buzz
Ada banyak produser yang menggandeng musisi-musisi ternama untuk mengisi original soundtrack (OST) dari film yang mereka garap. Salah satu grup musik yang pernah mendapat kesempatan itu adalah Nosstress.
Mundur cukup jauh ke belakang, proyek Nosstress membuat sebuah lagu untuk mengisi soundtrack film terjadi pada 2018. Saat itu, band bergenre folk pop asal Bali ini mengisi soundtrack untuk film Kulari ke Pantai.
Lagu berjudul 'Mau Apa?' menjadi lagu yang diangkat di dalam film ini. Lagu tersebut diaransemen dan dinyanyikan ulang oleh salah satu pemeran utama, Suku Dani.
Ikut sertanya Nosstress bermula ketika sang produser, Mira Lesmana, menghubungi mereka karena tertarik dengan lirik lagu 'Mau Apa?'.
"Kami dihubungi Mba Mira, katanya dia tertarik dengan lagu ini, katanya mau dimasukan ke dalam film. Tentu kami sangat tertarik, apalagi filmnya tentang anak-anak," kata salah satu personel Nosstress, Man Angga.
Lagu 'Mau Apa?' sendiri diambil dari album perdana mereka bertajuk Perspektif Bodoh yang rilis pada 2011. Dalam lagu ini, Nosstress seolah ingin mengisahkan tentang seseorang yang sedang mencari jati dirinya di dalam hidup.
Dalam setiap baitnya, Nosstress konsisten menyajikan lirik-lirik yang menggugah seseorang untuk percaya pada diri dan meyakini mimpi-mimpi yang ingin diraih.
Dari hari ke hari
Aku terus mencari
Apa yang sebenarnya
Hati ini inginkan
Dalam hidupku
Dalam nafasku
Seumpama kalian
Punya satu keinginan
Seperti sebuah jalan
Yang harus kau temukan
Dalam hidupmu
Dengan tanganmu
Lagu ini terbilang cocok dimasukkan sebagai salah satu soundtrack dari film Kulari ke Pantai yang mengangkat tema keluarga dan anak-anak. Film ini juga sarat dengan edukasi dan pesan keberagaman bagi anak.
Man Angga juga mengakui bahwa cerita-cerita yang disajikan dalam film ini sangat menarik. Ia menilai banyak pesan yang dapat dipetik dari problematika yang ditempatkan di dalam film Kulari ke Pantai. Tidak hanya cocok disaksikan anak-anak, film ini juga bisa dinikmati semua kalangan usia.
"Anak butuh sarana edukasi tentang keberagaman, film ini bisa menjadi pilihan karena menarik dan menghibur," jelas Man Angga.
Film Kulari ke Pantai berkisah tentang Sam yang berencana melakukan perjalanan darat dari Jakarta dengan ibunya untuk menemui surfer idola Sam di pantai G-Land, Banyuwangi.
Sebelum berangkat, sepupu Sam yang bernama Happy merendahkan Sam di depan banyak orang sehingga membuat ibunya meminta Happy ikut dalam perjalanan Sam ke Banyuwangi.
Perbedaan keduanya membuat perjalanan darat dengan mobil menjadi penuh tantangan dan tidak sesuai rencana. Berbagai situasi tak terduga muncul dan berbagai karakter unik dan lucu mereka temui dalam perjalanan.
Film yang mengambil cukup banyak latar pantai ini disebut Mira Lesmana sangat cocok diisi dengan lagu Nosstress. Pasalnya, Nosstress sendiri merupakan band yang lahir di Bali dan kerap merepresentasikan Pulau Dewata.
Lagu 'Mau Apa?' dinyanyikan oleh Dani yang dikisahkan adalah seorang dari Amerika yang lahir di Papua. Selain sangat fasih berbahasa Indonesia, Dani begitu senang menjelajah Indonesia untuk melihat keindahan alamnya.
"Kita tidak terlalu tahu sebenarnya apa pekerjaan dia (Dani), kecuali dia memang senang berjalan menikmati pelosok-pelosok yang Indah di Indonesia," jelas Mira.
Nuansa pantai dan sebuah ajakan untuk terus bermimpi serta menjadi diri sendiri disebut Mira sangat cocok dengan gambaran dari lagu-lagu Nosstress. Seperti Dani yang mungkin tidak mengetahui apa yang dia inginkan di hidup ini, tapi dia tahu ingin menikmati keindahan alam dengan menjadi dirinya sendiri.
"Lagu-lagu Nosstress benar-benar asik banget untuk dinikmati. Jadi, sebenarnya terus terang saya merasa sudah beberapa kali mendengar lagu-lagu dari Nosstress, tetapi tidak tahu persis bahwa itu adalah Nosstress," ujar Mira.
Awal Mula Nosstress Terbentuk dan Berkarier
Pada awal kemunculan di 2007, Nosstress kerap berganti personel, nama, hingga aliran musik. Akhirnya pada 2008, trio folk dengan nama Nosstress resmi terbentuk dengan Man Angga (vokal/gitar), Guna Warma (vokal/gitar), dan Cok Bagus (kajon/harmonika/pianika).
Awalnya Nosstress hanya membawakan cover version secara akustik. Akhirnya mereka menciptakan karya-karya original hingga mengeluarkan album perdana pada Oktober 2011 bertajuk 'Perspektif Bodoh'.
Nosstress memiliki ciri khas dalam bermusik. Mereka bermain dengan blues dan folk dalam alunan pop, Nosstress menyederhanakan kritik, optimisme, dan kepedulian terhadap lingkungan dalam cerita-cerita yang ringan tanpa mencekoki pendengarnya, bahkan menempatkannya dalam narasi keseharian hidup dan tak lupa mereka mendendangkannya dengan suka cita.
Berselang tiga tahun dari album pertama dan sempat menggelar tur ke Eropa bertajuk 'From Bali to Europe' pada Juni-Juli 2014. Nosstress kembali merilis album kedua mereka yang bernama 'Perspektif Bodoh II' pada Agustus 2014.
Nosstress terus konsisten melahirkan karya-karya baru dengan merilis mini album pada 2015 bertajuk 'Viva Fair Trade'. Ada empat lagu sebagai formasi di album mini ini yaitu 'Viva Fair Trade (Version 1)', 'Child Labor', 'Sosial Solidarity', dan 'Reformation'.
Pada 2017, Nosstress kembali merilis album penuh ketiganya dengan nama 'Ini Bukan Nosstress'. Munculnya album ini sebetulnya terjadi karena Nosstress mengalami hambatan saat merampungkan trilogi dari Perspektif Bodoh III yang sudah diwacanakan sejak 2016.
Berbeda dengan dua album penuh sebelumnya di Perspektif Bodoh I dan II yang lebih menonjolkan tentang persoalan sosial dan lingkungan, lagu-lagu di album 'Ini Bukan Nosstress' cenderung bernuansa personal.
Total ada 9 lagu yang disuguhkan Nosstress di album ketiga mereka. Masing-masing dari Angga, Cok, dan Kupit (Warma) menelurkan tiga lagu.
Meski secara lirik berbeda, aransemen musik khususnya kolaborasi dengan para musisi-musisi lain membikin Nosstress di album ketiga terdengar lebih berwarna yang biasanya cenderung lebih minimalis dengan konsep folk akustik mereka.
Please choose one of our links :